Merek Bata di Indonesia mempunyai perjalanan panjang bagi para penggemarnya. Tagline "Back to School" selalu terngiang bagi para siswa, apalagi mendekati tahun ajaran baru, banyak yang merengek kepada orangtuanya untuk minta dibelikan sepatu Bata. Anda pun pasti familiar dengan merek lain dari Bata yaitu Marie Claire, Comfit, Power, Bubblegummers, North Star, B-First, dan Weinbrenner.
Namun apa mau dikata. Gempuran sepatu impor hingga lokal yang menjamur dan tak kalah kerennya membuat pabrik Sepatu Bata menyerah. Permintaan menurun menjadi salah satu faktornya. Mau tak mau, manajemen PT Sepatu Bata Tbk harus tutup pabrik.
Bukan tanpa usaha, emiten berkode saham BATA ini sudah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir untuk bisa bangkit di tengah kerugian dan tantangan industri akibat pandemi. Sayangnya, manajemen merasa perubahan perilaku konsumen sangat cepat, sehingga membuat BATA tumbang.
Pada 30 April 2024, dengan berat hati jajaran manajemen akhirnya membuat keputusan menutup pabriknya di Purwakarta, Jawa Barat. Di hari itu juga penutupan pabrik berlaku.
"Keputusan ini merupakan hal terbaik yang dapat diambil berdasarkan evaluasi menyeluruh dan kesepakatan pihak-pihak terkait, dan bertujuan untuk mengefektifkan operasional perseroan," tutur Director & Corporate Secretary Sepatu Bata, dalam laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Selasa, 7 Mei 2024.
Baca juga: Ini Alasan Manajemen Menutup Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta |
Sejarah Bata di Indonesia
Melansir laman resmi Sepatu Bata, nama Sepatu telah terukir di Indonesia sejak 1931, 14 tahun sebelum tahun proklamasi Indonesia. Pada masa tersebut, Bata melakukan kerja sama dengan NV, Netherlandsch-Indisch, sebagai importir sepatu yang beroperasi di Tanjung Priok.
Enam tahun kemudian, Tomas Bata mendirikan pabrik Sepatu di tengah perkebunan karet di area Kalibata, beralamat di Jalan Kalibata Raya Jakarta Selatan. Selanjutnya produksi sepatu terjadi mulai 1940. Pada 1982, PT Sepatu Bata Tbk terdaftar di Jakarta Stock Exchange pada 24 Maret. Pada 1994, konstruksi pabrik Sepatu di Purwakarta telah rampung.
Sebagai salah satu pabrik terbesar di Indonesia, Bata memiliki spesialisasi produk sepatu injeksi untuk konsumsi dalam dan luar negeri. Saat ini Bata Indonesia menempati gedung enam lantai, yaitu kantor Sepatu Bata di Cilandak, Jakarta Selatan.
Sepatu Bata sebagai salah satu alas kaki dan pemasar terkemuka di negara ini, telah mengoperasikan rantai ritel 435 toko di seluruh negeri, yang terdiri dari Family and City Stores. Masing-masing toko ritel Bata berbeda dari yang lain dalam hal variasi produk. Bata Indonesia mengoperasikan wholesale departemen yang melayani ritel dealer independen.
Berbekal lebih dari 125 tahun sejarah dalam bisnis sepatu, Bata menawarkan berbagai koleksi sepatu yang melayani semua tingkat kelompok pendapatan dan usia, mulai dari balita hingga anak-anak, wanita dan juga pria. Kombinasi produk terdiri dari beragam koleksi yang modis dan trendi untuk segala suasana.
Dengan terus mengembangkan teknologi sepatu yang modern, Bata juga telah menguasai seni memproduksi alas kaki yang mengawinkan gaya dan kenyamanan, serta menawarkan sepasang alas kaki yang sempurna untuk semua lapisan masyarakat.
Baca juga: Pabrik Sepatu 'Legend' Bata Tutup, Jokowi: Bukan Gara-gara Ekonomi Kita Jelek Ya! |
Transformasi bisnis
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pun mendengar hal ini. Menurut Agus, penutupan pabrik sepatu Bata lantaran perusahaan akan melakukan transformasi bisnis agar dapat kembali sehat dan efisien.
"Mereka sedang melakukan transformasi bisnis dan menyesuaikan kegiatan bisnisnya agar lebih efisien. Kita ketahui bersama mereka telah menjual aset dalam rangka menjadikan perusahaan kembali sehat dan efisien," kata Agus, dilansir Antara, Selasa, 7 Mei 2024.
Senada, Presiden Joko Widodo pun juga berkata demikian. Jokowi mengatakan pertimbangan perusahaan harus melakukan efisiensi atau kalah bersaing dengan produk baru menjadi penyebab ditutupnya pabrik itu.
"Kalau masalah ada pabrik yang tutup, sebuah usaha itu naik turun karena kondisi, karena mungkin efisiensi, karena kalah bersaing dengan barang-barang baru. Banyak hal," kata Jokowi saat ditemui usai meresmikan IDTH di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT) Tapos, Depok, Jawa Barat, Selasa, 7 Mei 2024.
Alhasil, sebanyak 233 orang harus melepas status mereka sebagai karyawan sepatu Bata, alias terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Kabar PHK ini diungkap Kepala Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Purwakarta, Didi Garnadi. Perusahaan sudah memberikan laporan awal kepada dinas pada awal Mei 2024.
Tak ingin abai, perusahaan akan memenuhi semua hak karyawan terkait PHK. Pemenuhan hak ini berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku." Pihak perusahaan telah melaporkan akan menyelesaikan seluruh hak-hak karyawannya yang di PHK," ujar Didi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id