Ilustrasi. Foto: dok MI/Ramdani.
Ilustrasi. Foto: dok MI/Ramdani.

Ikhtiar Berat Menjaga Pertumbuhan

Media Indonesia • 13 Mei 2024 10:40
BADAN Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2024 sebesar 5,11 persen secara tahunan (yoy). Angka itu merupakan pertumbuhan kuartal I tertinggi sepanjang periode 2019 sampai dengan 2024.
 
Namun, tingginya pertumbuhan di tiga bulan pertama 2024 itu memantik pertanyaan kemampuan pemerintah meningkatkan angka pertumbuhan, minimal mempertahankan kinerja yang sama, di tiga kuartal berikutnya. Pasalnya, BPS mencatat tingginya pertumbuhan di kuartal I lebih disebabkan tingginya belanja pada Pemilu 2024 kemudian ditambah belanja masyarakat pada momen Ramadan dan Lebaran.
 
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Mohammad Faisal memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tiga kuartal ke depan akan lebih rendah jika dibandingkan dengan kuartal I-2024.

"Prediksi saya di tiga kuartal ke depan lebih rendah. Di kuartal II, III, dan IV berpotensi lebih rendah karena faktor yang mendorong pertumbuhan di kuartal I tidak terjadi lagi, yaitu adalah pemilu dan Lebaran," beber Faisal saat dihubungi, Jumat, 10 Mei 2024.
 
Merujuk pada data BPS, sambungnya, sumber-sumber pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2024 lebih didominasi naiknya konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) dalam rangkaian persiapan pemilu. Sementara itu, konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi kontributor terbesar PDB berada di bawahnya, itu pun di bawah rata-rata pertumbuhan historis momen Lebaran.
 
"Sehingga ketika momen pemilu sudah lewat, di kuartal-kuartal berikutnya berpotensi akan lebih rendah dan total di 2024 kami prediksikan secara full year antara 4,9 persen dan lima persen," ujar dia.
 
Pandangan berbeda disampaikan kalangan pelaku usaha.
 

Pertumbuhan ekonomi


Analis kebijakan ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ajib Hamdani menyampaikan pertumbuhan di kuartal berikutnya dapat lebih tinggi lagi jika pemerintah memaksimalkan kinerja lewat penerbitan regulasi yang pro pertumbuhan dan pemerataan. Apalagi sepanjang tahun ini ekonomi global masih menantang.
 
Ia menilai pertumbuhan kuartal I-2024 seharusnnya dapat lebih dari 5,11 persen jika pemerintah berhasil menjaga daya beli masyarakat.
 
"Apakah pertumbuhan ekonomi 5,11 persen ini sudah maksimal? Jawabannya adalah belum karena pada rentang masa ini, terjadi fluktuasi inflasi yang memberikan tekanan terhadap daya beli masyarakat. Tercatat, inflasi kuartal pertama 2024 menyentuh angka tiga persen. Lebih tinggi daripada inflasi agregat 2023 yang hanya mencapai angka 2,61 persen. Kalau tren inflasi tidak turun, daya beli akan terus mengalami tekanan dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi cenderung tidak sustain," cetus dia.
 
Pertumbuhan juga dapat lebih tinggi daripada 5,11 persen jika pemerintah menerbitkan insentif moneter dan fiskal yang dapat memacu dunia usaha.
 
 
Baca juga: BPS Catat Kunjungan Wisman Tertinggi dalam Empat Tahun Terakhir

 
"Dalam konteks moneter, tingkat suku bunga acuan yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) sebesar 6,25 persen cenderung tidak ideal dan memerlukan penyesuaian. Tingkat suku bunga tinggi akan mengurangi likuiditas di sistem perekonomian dan juga mendorong cost push inflation," tutur Ajib.
 
Sedangkan dari sisi regulasi, ujarnya, pemerintah juga harus lebih banyak memberikan insentif terhadap industri padat karya ketimbang padat modal. Jika berkaca pada capaian investasi yang selalu melewati target sejak 2019, banjirnya investasi yang masuk tidak diiringi penyerapan tenaga kerja.
 
"Dari target penyerapan tiga juta tenaga kerja, pada 2023 hanya mampu menyerap 1,8 juta, sementara investasi selalu melebihi target," kata dia.
 

Peran APBN


Dalam paparannya pekan lalu, Pelaksana Tugas Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2024 sebesar 5,11 persen (yoy) atau terkontraksi 0,83 persen jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (qtq).
 
Lapangan usaha yang berkontribusi besar terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) sepanjang kuartal I-2024 ialah industri pengolahan, perdagangan, pertanian, konstruksi, dan pertambangan. Kelima lapangan usaha tersebut mencakup 63,61 persen dari total PDB.
 
Konsumsi rumah tangga masih menjadi sumber pertumbuhan terbesar dari sisi pengeluaran, yaitu sebesar 2,62 persen (yoy). Kontribusi itu meningkat jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya dan kuartal I-2023.
 
Pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 juga ditopang komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) dengan pertumbuhan 1,19 persen dan konsumsi pemerintah dengan pertumbuhan 1,06 persen.
 
Rilis data BPS itu, dalam pandangan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, mengindikasikan perekonomian Indonesia yang kembali tumbuh kuat di tengah stagnasi ekonomi global dan gejolak pasar keuangan.
 
"Di tengah ketidakpastian global, ekonomi Indonesia terus dapat menunjukkan resiliensinya, terlihat dari capaian pertumbuhan pada kuartal I ini. Kualitas pertumbuhan juga meningkat signifikan, tecermin pada penciptaan lapangan kerja yang cukup tinggi sehingga mampu menurunkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) ke level di bawah prapandemi. Ke depan, APBN akan terus dioptimalkan untuk menjaga stabilitas ekonomi, mendorong akselerasi pertumbuhan, dan penciptaan lapangan kerja," ujar Sri.
 
Di sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga dan LNPRT tumbuh masing-masing 4,9 persen dan 24,3 persen (yoy). Pertumbuhan itu, sebut dia, didorong terkendalinya inflasi, meningkatnya aktivitas ekonomi selama Ramadan, kenaikan gaji ASN, pemberian THR, serta berbagai aktivitas terkait dengan Pemilu 2024.
 
Menkeu menambahkan, pengeluaran konsumsi pemerintah (PKP) tumbuh double digit sebesar 19,9 persen (yoy).
 
"Kinerja belanja pegawai dalam APBN menjadi salah satu faktor yang mendukung kuatnya pertumbuhan ini, terutama melalui kenaikan gaji ASN dan pemberian tunjangan hari raya (THR) dengan tunjangan kinerja 100 persen pada kuartal I-2024," ungkapnya. (Naufal Zuhdi)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan