Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan naiknya konsumsi rumah tangga dengan kegiatan pelesiran, vakansi, dan rekreasi masyarakat di penghujung dan di awal tahun, diperkirakan akan terjadi perputaran uang mencapai lebih dari Rp75 triliun.
"Nataru menjadi momen musiman yang mengakselerasi perputaran uang lebih tinggi ketimbang hari biasa, mungkin bisa sampai Rp75 triliun. Sumbangsih Nataru pada konsumsi rumah tangga secara tahunan dapat mencapai 0,2 persen," kata Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman, dilansir Media Indonesia, Senin, 26 Desember 2022.
Sudah barang tentu uang Rp75 triliun lebih itu tidak hanya beredar di kota-kota, tetapi juga ke seluruh daerah yang dibawa 44,2 juta orang yang melakukan perjalanan selama libur Nataru.
Riset grup Bank Mandiri juga menunjukkan perilaku belanja masyarakat sudah kembali ke normal. Pola belanja yang stabil terlihat sejak September-Desember 2022. Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono mengatakan memasuki Desember, secara bulanan belanja masyarakat mulai meningkat baik dari sisi nilai maupun frekuensi.
Segmen yang mendorong kenaikan belanja, yaitu yang terkait dengan restoran, supermarket, dan fesyen. Selain itu, belanja travelling juga meningkat. Artinya polanya sudah mulai masuk musiman, yakni menjelang akhir tahun belanja masyarakat naik.
"Secara pertumbuhan bulanan Desember jika dibandingkan dengan November, belanja masyarakat tumbuh sebesar 13,6 persen untuk value, dan 13,1 persen untuk volumenya. Ke depan kami memprediksikan seiring terjaganya inflasi, belanja masyarakat akan terus berdaya tahan dan meningkat," kata Yudo, dalam paparan Outlook 2023, Selasa, 20 Desember 2022.
Seluruh indikator konsumsi pada 2022 jika dibandingkan dengan dua tahun terakhir, cenderung mengindikasikan positif, terlihat dari Mandiri Spending Index secara volume, kemudian indeks kepercayaan konsumen Bank Indonesia, indeks penjualan ritel secara umum sepanjang 2002 baik berada di atas level 2021 maupun 2020.
Walaupun tingkat belanja menjelang akhir 2022 memang masih di bawah Desember 2021, yang angkanya tiba-tiba melonjak karena ada relaksasi mobilitas sosial.
"Belanja di kuartal IV-2022 tidak lebih tinggi jika dibandingkan dengan belanja di kuartal IV-2021. Namun, secara umum rata-rata pada 2022 relatif lebih baik jika dibandingkan dengan 2021," kata Yudo.
Ritel stabil sepanjang pandemi
Berdasarkan kategori belanja, ritel, department store, supermarket, dan restoran memiliki porsi yang cukup besar. Ritel terpantau cukup stabil sepanjang pandemi, dengan tren Juli 2022. Lalu, belanja di supermarket kini tumbuh sekitar 60,9 persen jika dibandingkan dengan Januari 2020.Belanja restoran juga relatif stabil. Selain itu, juga terjadi kenaikan belanja masyarakat di department store karena kebutuhan fesyen menjelang akhir tahun ini juga mengalami kenaikan dan belanja yang terkait dengan farmasi juga obat mengalami penurunan.
"Ini seiring dengan terjaganya tingkat penularan covid-19," kata Yudo.
Berdasarkan kelompok pendapatan, khusus untuk middle income itu mengalami tren yang positif mengalami kenaikan belanja sejak September.
Berdasarkan wilayah, belanja di daerah-daerah penghasil komoditas baik seperti Kalimantan, Sumatra, maupun Sulawesi relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan wilayah lainnya. Namun, ada kecenderungan belanja di Bali dan Nusa Tenggara justru turun berada di bawah level 100 dalam beberapa minggu terakhir, setelah sempat mengalami pemulihan yang cukup solid.
"Kemungkinan ada kaitanya dengan dampak dari kenaikan harga BBM, yang kemudian tecermin dalam akselerasi harga-harga. Kedua, mungkin ada beberapa acara yang membatasi mobilitas masyarakat sehingga masyarakat cenderung menahan ataupun membatalkan kunjungan ke Bali," kata Yudo.
Bank Indonesia (BI) menyiapkan uang kartal untuk periode Natal dan tahun baru sebesar Rp117,7 triliun, tumbuh 5,8 persen jika dibandingkan dengan realisasi tahun lalu. Jumlah ini mempertimbangkan perkiraan belanja masyarakat meningkat, belanja pemerintah dan bantuan sosial tunai, dan rata-rata kenaikan outflow dalam beberapa tahun terakhir yang mencapai sekitar 4,8 persen.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Aida S Budiman menjabarkan progres sampai dengan minggu kedua Desember 2022, sudah terjadi penarikan uang oleh perbankan sebesar Rp54,77 triliun atau sekitar 47 persen dari uang yang disediakan BI.
"Kesiapan BI dalam pemenuhan kebutuhan uang rupiah selama periode Nataru 2022 dilakukan dengan 3K, yaitu kesiapan jumlah dan pecahan uang yang diperlukan, akses bagi masyarakat, dan kesiapan dari perbankan dan juga penyelenggara jasa pengelolaan uang rupiah," kata Aida, Selasa, 20 Desember 2022.
Pada kesempatan terpisah, sejumlah bank telah menyiapkan uang tunai untuk kebutuhan kas nasabah selama periode Natal dan tahun baru. PT Bank Rakyat Indonesia (pesero) Tbk atau BRI telah menyiapkan sebesar Rp25 triliun untuk selama periode 24 Desember 2022 sampai 2 Januari 2023. Direktur Jaringan dan Layanan BRI Andrijanto memprediksikan transaksi dalam periode Nataru kali ini akan meningkat, seiring mobilitas masyarakat yang kian membaik serta efek pandemi yang mulai mereda.
PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BBNI) menyiapkan uang tunai Rp16,46 triliun, meningkat 3,2 persen jika dibandingkan dengan Nataru tahun lalu yang mencapai Rp15,95 triliun. Dana tunai itu nantinya dialokasikan untuk pemenuhan ATM sebesar Rp6,02 triliun, cash recycle machine (CRM) atau ATM setor tarik Rp2,31 triliun dan outlet Rp8,13 triliun.
Bank Mandiri menyiapkan dana sebesar Rp21 triliun, yang dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan transaksi tunai masyarakat selama 33 hari, terhitung sejak 1 Desember 2022 sampai dengan 2 Januari 2023. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha menjelaskan jumlah ini meningkat 12 persen dari 2021, seiring dengan proyeksi kenaikan transaksi ATM masyarakat.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyiapkan uang tunai sebesar Rp37,6 triliun untuk mengantisipasi kebutuhan uang tunai nasabah selama libur Nataru. Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F Haryn mengatakan jumlah ini naik delapan persen dari tahun lalu. Perseroan juga terus mendukung para nasabah untuk bertransaksi menggunakan layanan digital, seperti BCA Mobile, My BCA, dan Klik BCA.
Transaksi digital
Bank Indonesia juga memperkirakan total nilai transaksi e-commerce pada 2022 mencapai Rp489 triliun. Bank Indonesia mencatat nilai transaksi e-commerce saat ini telah mencapai sekitar Rp405 triliun hingga November 2022 (ytd).Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono mengatakan pada kondisi normal, transaksi e-commerce setiap bulannya bisa mencapai Rp40 triliun-Rp50 triliun. Mereka optimistis target Rp489 triliun akan tercapai.
"Alasannya Desember menjadi periode musiman perayaan Natal dan tahun baru, yang diwarnai dengan Hari Belanja Online Nasional atau Harbolnas 12.12," kata Doni.
Target transaksi e-commerce diproyeksikan naik 17 persen, dari Rp489 triliun di akhir 2022 menjadi Rp572 triliun di akhir 2023. Untuk target nilai transaksi uang elektronik pada 2023 ditargetkan naik 25,7 persen, dari Rp404 triliun menjadi Rp508 triliun. Untuk digital banking, percepatannya lebih kencang, dan akan naik dari Rp53.000,1 triliun menjadi Rp67.600 triliun, tumbuh 27,28 persen.
Untuk transaksi transfer antarperbankan menggunakan BI Fast, per November 2022, tercatat sudah mencapai 103 juta transaksi, dengan nominal Rp298,6 triliun. Begitu pula, transaksi pembayaran menggunakan QRIS, tercatat sebanyak 105 juta transaksi atau Rp9,7 triliun, meningkat dari tahun lalu yang nominalnya Rp3,4 triliun.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News