"Menurut saya tidak perlu intervensi, kalau yang perlu diontervensi hanya untuk menjaga volatilitas yang sangat tinggi," terangnya ditemui di Kemenko Perekonomian, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Senin (15/12/2014).
Menurutnya, baik BI dan pemerintah tak bisa melakukan upaya apapun untuk menjaga rupiah agar tak terperosok semakin dalam. Yang terpenting yakni tetap memperhatikan keadaan di pasar-pasar, jangan sampai ada kepanikan.
"Tidak ada (yang bisa dilakukan), kita gak bisa melawan arah dunia, dan kita tidak bisa memprediksi berapa rupiah sampai akhir tahun, " kata Pardede.
Pardede mengatakan, saat ini mata uang dolar AS memang sedang menguat pada seluruh mata uang dunia. AS sedang mengalami pemulihan ekomomi yang sangat kuat, dilihat dari data penciptaan lapangan kerja yang sangat kokoh, inflasi yang rendah karena harga minyak dunia turun. Itu yang menyebabkan mata uang berbagai negara melemah.
Namun, pelemahan rupiah, kata Pardede, dibandingkan dengan mata uang lainnya sejak Desember lalu merupakan yang terdepresiasi paling kecil. Tidak seperti mata uang Malaysia, ringgit yang melemah lebih jauh, begitu juga dengan mata uang Jepang, yen.
"Jadi kita harus lihatnya jangan rupiah saja, tapi seluruh mata uang dunia. Kalau seperti ini seluruh mata uang dunia melemah terhadap dollar, nah kita ini siapa?" tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News