Direktur ERA Vigo, Ridwan Goh mengatakan, banjir yang menggenangi sebagian kawasan Kemang tidak membuat orang takut tinggal di kawasan tersebut.
"Kemang ternyata tetap menjadi primadona. Istilahnya, back to basic. Minat konsumen dan investor untuk menggarap Kemang tetap tinggi. Adanya genangan beberapa waktu, tidak mengurangi minat masyarakat," ujar Ridwan dalam keterangannya, Jakarta, Sabtu (29/10/2016).
Ridwan menjelaskan, Kemang sendiri memang strategis, berada di selatan dan tak jauh dari pusat kota. Penghuni dan investor bisa mendapatkan semua kebutuhan hidup seperti kuliner, keperluan rumah tangga, pendidikan, hiburan, bisnis, perkantoran, dan layanan publik.
"Secara umum kawasan selatan memang masih favorit untuk konsumen. Khususnya, bagi kalangan pembeli end user yang mencari hunian untuk tempat tinggal. Misalnya, pasangan muda yang hendak menikah namun enggan tinggal bersama mertua," jelas Ridwan.
Selain itu, sambung Ridwan, kenaikan nilai unit properti di kawasan Kemang juga terbilang menggiurkan. Untuk kisaran harga apartemen dengan rentang harga Rp1,5 sampai dengan Rp2,5 miliar, dapat diestimasikan menjanjikan keuntungan (gain) hingga 100 persen dalam kurun waktu tiga tahun (36 bulan).
"Kisaran angka tersebut bisa didapatkan oleh konsumen yang membeli unit saat proyek mulai diperkenalkan, atau dengan kata lain saat masih gambar. Tentunya, hal itu juga melihat posisi dari proyek tersebut berada," jelas Ridwan Goh.
Terlebih, Country General Manager Rumah123, Ignatius Untung menambahkan, konsumen memiliki kebiasaan umum saat memulai pencarian properti yakni dengan kata kunci lokasi, harga, dan desain.
"Berdasarkan analisa, masyarakat yang semakin mapan dari sisi umur, tidak lagi mementingkan desain dan harga. Golongan ini memiliki kecenderungan lebih terfokus pada lokasi," ungkap Untung.
Pembeli properti, menurut Untung, memiliki perilaku umum mendatangi beberapa lokasi hunian incaran sebelum membuat keputusan pembelian. Setidaknya, sebanyak 78,05 persen menunjukkan tren tersebut. Sedangkan keputusan yang diambil saat mendatangi pameran hanya 12,76 persen.
"Masyarakat semakin teredukasi bahwa semakin lama menahan diri membeli properti, hal itu akan berarti mereka harus merogoh kocek lebih dalam untuk mendapatkan hunian di lokasi yang sesuai keinginan," pungkas Untung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News