Ekonom PT Bank Central Asia Tbk David Sumual mengungkapkan bahwa tidak banyak yang dapat dilakukan dalam jangka waktu tiga bulan pemerintahan. Namun David menyiratkan pemerintah baru dapat melakukan beberapa kebijakan yang bersifat quick wins (percepatan) yang dapat menunjukkan sinyal bahwa pemerintahan baru serius untuk melakukan reformasi.
"Memang tidak dapat melakukan perubahan struktural dengan problem utama adalah defisit transaksi berjalan yang paling utama," ucap David melalui sambungan telepon, Minggu (19/10/2014).
Salah satu quick wins yang dapat dilakukan oleh pemerintahan yang baru adalah membenahi persoalan hambatan-hambatan birokrasi untuk usaha. Terutama soal perijinan yang selama ini prosesnya cenderung lama dan banyak membebani banyak pebisnis.
"Birokrasinya yang utama dibenahi, misalnya untuk mengurus perijinan perlu waktu lama baik itu untuk investasi juga membuka perusahaan baru, ijin ekspor dan juga ijin impor yang kesemuanya memakan proses yang lama sehingga dari birokrasinya ini yang harus dibenahi," ujar David.
David mengungkapkan, pemerintahan yang baru dapat menerapkan ide-ide yang didengungkan pada saat kampanye kemarin dalam hal perbaikan sistem perijinan. Misalnya dengan dibuat sistem yang serba elektronik yang sistematis dan satu pintu melalui elektronisasi seperti e-licence, e-logistic dan banyak lainnya.
Fokus kedua pemerintahan yang baru adalah memperbaiki struktur APBN. Pasalnya, struktur yang sekarang belum tentu sesuai dengan harapan pemerintahan yang baru.
"Segera lakukan perubahan struktur APBN, karena yang menyusun APBN sekarang kan pemerintahan yang lama, mungkin tidak sesuai dengan visi-misi pemerintahan yang baru," tukasnya.
David menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur baru dapat dilakukan pembangunannya bila pemerintah sudah dapat mengubah struktur APBN yang ada saat ini.
"Satu hal yang paling penting dari perbaikan APBN itu adalah membuka ruang fiskal yang sekarang sangat sempit, dimana sebagian besar sudah teralokasi ke subsidi dan alokasi daerah, dan sisanya untuk pembangunan infrastruktur hanya tinggal 8% saja, ini sangat kecil. Jadi truktur ini harus diubah sesegera mungkin," kata David.
Adapun, terkait kebijakan yang lain David menganggap sifatnya lebih kepada jangka panjang, mulai dari soal bagaimana mendorong ekspor terkait transaksi berjalan, meningkatkan nilai tambah dan reformasi ketenaga kerjaan dan banyak hal lainnya.
Selain kedua faktor tersebut David juga menyoroti dari sisi kabinet, yang juga merupakan salah satu faktor yang menentukan sinyal awal pemerintahan.
"Untuk melaksanakan semua kebijakan yang sudah direncanakan diperlukan kabinet yang siap kerja untuk melaksanakan semua rencana yang ada. Jadi pemilihan anggota kabinetnya juga merupakan salah satu quick wins yang menunjukkan pemerintahan yang baru serius untuk melakukan perubahan," tutup David.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News