Founder GambaranBrand Arto Soebiantoro. FOTO: Dokumentasi GambaranBrand
Founder GambaranBrand Arto Soebiantoro. FOTO: Dokumentasi GambaranBrand

Butuh Keahlian Branding Produk Hadapi MEA 2015

Annisa ayu artanti • 07 Juni 2015 22:19
INDONESIA tengah bersiap menghadapi tantangan baru, yakni Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada Desember 2015. Persiapan demi persiapan pun mulai dirancang, mulai dari sumber daya manusia (SDM), permodalan, barang dan jasa, serta strategi-strategi jitu dalam menghadapi MEA.
 
Seperti kita ketahui, tujuan dibentuknya MEA adalah baik yaitu mewujudkan terciptanya pasar bebas untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN. Begitu juga sebaliknya di Indonesia. Selain itu, MEA juga diharapkan sebagai upaya untuk mengatasi masalah dibidang ekonomi antarnegara ASEAN. Keberadaan MEA 2015 pun menjadi suatu perhatian tersendiri, khususnya bagi dunia bisnis industri kreatif. Dalam mempersiapkan MEA 2015, bukan hanya mempersiapkan SDM dan modal dalam berbisnis, tapi juga harus membangun image dalam berbisnis.
 
"Pertama, isu tentang MEA sudah bergulir. Artinya ada potensi yang sangat besar sekali untuk brand lokal ke ASEAN. Kemudian juga sebaliknya dari ASEAN ke Indonesia. Dan untuk membangun itu, persaingan bukan lagi masuk ke area jasa atau produk," kata Founder GambaranBrand Arto Soebiantoro, saat berbincang dengan medcom.id.

CEO dari GambaranBrand ini mengatakan nantinya bukan jasa dan produk lagi yang bersaing melainkan kemasan, packaging, dan branding. Ketika saatnya MEA datang, kemungkinan banyak barang yang akan masuk ke Indonesia. Barang-barang itu pun bermacam, tidak jarang pula yang memiliki kemiripan bahkan sama dengan produk brand lokal. Maka kita dituntut untuk membangun image sebuah produk dengan brand.
 
"Sebenarnya pertama kita harus pahami orang memilih sebuah produk itu atau jasa berdasarkan persepsi yang mereka bangun. Artinya mereka memilih sebuah brand," jelasnya singkat.
 
Setiap brand, baik lokal maupun internasional, pasti memiliki persepsi sendiri atau cara membangun persepsi yang berbeda-beda. Dalam tahapan ini, biasanya disebut awal sebuah brand itu dibentuk melalui impian. Sehingga, dalam membangun brand secara komersil menjadi tujuannya, namun mewujudkan brand lokal dapat bisa bersaing dengan brand asing di MEA nanti adalah cita-citanya.
 
"Nah di dalam brand metodologi selalu tahap pembangunan brand itu kita ketemu dengan owner. Bicara soal visi misi, kenapa sih dia mau bikin brand ini. Apa sih impiannya? Yang membuat brand ini kuat atau tidak kuat itu adalah berdasarkan owner vision yang kita gali ditahap awal. Jadi hitungannya untuk menjadi brand terkuat itu balik lagi ke owner vision," tambah dia.
 
Menurutnya, brand yang kuat dan hebat adalah brand yang dibangun berdasarkan impian si pemilik. Karena hal itulah yang menjadikan suatu produk memiliki persepsi yang berbeda-beda. Ia memberikan contoh seorang pemilik yang bermula dari pedagang kakil lima di jalan, tentu perjuangnnya berbeda dengan pemilik yang mempunyai latar belakang konglomerasi atau sekumpulan saudagar-saudagar kaya yang membuat perusahaan menjadi besar.
 
"Secara teknis itu sudah berbeda, tapi proses dari brand itu akan menjadi kuat ketika kita lihat proses yang leih susah," ujar dia.
 
Dalam pembicaraannya bersama Metrotvnews, Arto mengatakan selain tanggung jawab komersial untuk perusahaan, perlu diingat bahwa brand lokal juga menjadi tanggung jawab yang harus dilakukan untuk membangun dan menghadapi MEA. Ada tiga poin keuntungan dari membangun brand lokal, yaitu dapat menambah pendapatan ekonomi daerah, meningkatkan lapangan pekerjaan, dan membangun kebanggaan nasional.
 
Ia mengimbau kepada masyarakat Indonesia, keberadaan MEA tidak usah terlalu dirisaukan atau diresahkan bagi para pelaku usaha dan pelaku industri kecil lainnya. Menurutnya ini merupakan kompetisi yang bagus. Pasalnya MEA ini dapat mengugah motivasi Indonesia untuk terus berinovasi.
 
"Seperti kompetisi initinya itu bagus. Kita butuh kompetisi karena sistem yang membuat kita selalu ingin menjadi lebih baik. Tanpa kompetisi kita tidak akan punya motivasi. jadi dengan kehadiran MEA terlepas dari sisi baik dan buruknya secara politis maupun ekonomis, itu sangat baik untuk kita," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan