\ Kisah Heroik Bonek Demi Membela Persebaya 1927 di Ibu Kota
Bonek memadati Stadion Tugu, Semper, Jakarta Utara. (Foto: MTVN/Zam)
Bonek memadati Stadion Tugu, Semper, Jakarta Utara. (Foto: MTVN/Zam)

Kisah Heroik Bonek Demi Membela Persebaya 1927 di Ibu Kota

Bola liga indonesia
Kautsar Halim • 04 Agustus 2016 14:15
Bonek adalah singkatan dari Bondho Nekat (Modal Nekat). Akronim itu memang pantas disematkan kepada para suporter Persebaya 1927. Maklum, mereka nekat datang ke Jakarta meski minim modal uang. Contoh konkret bisa terlihat dari cerita Feri. Salah satu Bonek yang berhasil menduduki Jakarta dalam beberapa hari ini.
 
Feri bukan suporter dari kaum borjuis. Ia hanya buruh pabrik dengan penghasilan yang tidak terlalu besar. Tapi jangan ragukan api semangat Feri untuk menyuarakan aspirasi tim kesayangan. Dengan uang seadanya, ia tetap nekat datang ke Jakarta bersama Bonek lainnya.
 
"Saya ikut rombongan Bonek yang berangkat pada gelombang ketiga. Berangkat dari Surabaya hari Senin (1 Agustus) dan baru tiba di Jakarta pada Selasa (2 Agustus). Setiap Bonek yang naik kereta harus membayar Rp400 ribu kepada koordinator. Uang itu sudah termasuk tiket pergi, pulang, dan makan selama di sana," tutur Feri kepada medcom.id.
  Namun, apalah arti uang Rp400 di Jakarta. Feri tidak mendapat fasilitas menginap layaknya hotel bintang lima apalagi menu makanan ala restoran mewah. Selama di Ibu Kota, Feri bersama ribuan Bonek lainnya harus tinggal di Stadion Tugu dan bertahan dengan makanan secukupnya.
 
"Di sana (Stadion Tugu) ada tenda besar dan kami bisa tidur bersama-sama. Makanan dan minuman juga dapat dari sana. Makanan biasa-biasa saja. Tapi cukup layak bagi kami," aku Feri.
 
Tenda tempat tinggal para Bonek selama di Stadion Tugu
Kisah Heroik Bonek Demi Membela Persebaya 1927 di Ibu Kota
Hindari terik matahari, para Bonek memanfaatkan bayangan dinding Stadion Tugu
Kisah Heroik Bonek Demi Membela Persebaya 1927 di Ibu Kota
Pada waktu yang berbeda, Metrotvnews.com juga sempat berbincang dengan Andi Pecie yang bertindak selaku Koordinator Bonek. Ia menjelaskan, pihaknya mendapat persediaan konsumsi dari dapur umum yang lokasinya cukup jauh, yakni di sektor lima Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat. Jadi, jika Bonek tidak puas atau kurang kenyang, mereka tetap diperbolehkan jajan di warung-warung dekat stadion.
 
Toh, sisa uang milik Bonek tidak digunakan untuk mencari makanan. Sisa remah uang di kantong digunakan Bonek untuk mengunjungi area Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang berlokasi di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara. Upaya mereka mendapat tantangan berat. Sebab, Kepolisian Jakarta Utara telah menyiapkan lebih dari 1.000 personel keamanan untuk mensterilkan area tersebut.
 
Tekad sudah bulat, apa pun bisa terjadi. Mungkin itu yang ada di benak Feri dan Bonek lainnya. Dengan lincah mereka berhasil tiba di pintu barat Taman Impian Jaya Ancol yang sedang dijaga ketat ratusan polisi.
 
Tak ada ekspresi takut atau ragu ketika Feri dkk melangkahkan kaki menuju loket masuk khusus pejalan kaki. Namun upaya mereka harus selesai sampai di situ karena pihak kepolisian langsung melarangnya masuk.
 
Polisi membujuk Bonek untuk tetap menjaga ketertiban di depan pintu masuk Ancol
Kisah Heroik Bonek Demi Membela Persebaya 1927 di Ibu Kota
Feri tetap bangga dengan usaha Bonek meski gagal menuju lokasi KLB PSSI. Ia dan rekan-rekannya berhasil membuktikan telah berada di garis paling depan ketika ribuan bonek lainnya tertahan di Stadion Tugu. Terlebih lagi, ia dan sejumlah temannya juga baru pertama kali datang ke Jakarta. Tak heran, jika mereka sangat gembira dan mengalihkan rencana perjalanannya sebagai ajang rekreasi.
 
Feri tidak langsung kembali ke Stadion Tugu meski dibujuk pihak kepolisian. Momen itu malah mereka manfaatkan untuk berfoto ria sambil terpukau dengan kemegahan Taman Impian Jaya Ancol. Ia hanya terlihat kecewa ketika mengetahui untuk masuk Dufan dan Atlantis Water Adventure perlu merogoh kocek tambahan.
 
"Panas banget ya Mas di sini (Jakarta). Di dalam (Ancol) katanya ada kolam renang (Atlantis). Itu harga masuknya berapa? terus kalau ke Dufan berapa? Soalnya, kami juga ingin ke sana," tanya Feri.
 
Sekadar informasi, tiket masuk pejalan kaki ke Ancol Rp25 ribu. Kemudian untuk masuk Dufan pada hari kerja (Senin-Jumat) membutuhkan biaya hingga Rp190 ribu. Kemudian, harga tiket Atlantis Water Adventure mencapai Rp95 Ribu.
 
"Walah, habis Mas. Uang jajan saya sekarang saja tinggal Rp50 ribu," lirih Feri.
 
Bonek yang datang menggunakan kereta akan pulang ke Surabaya melalui Stasiun Pasar Senen pada Kamis 4 Agustus sekitar pukul 14.00 WIB. Sehari sebelumnya, rombongan Bonek yang berangkat secara estafet sempat dibantu pulang oleh pihak kepolisian. Mereka kembali ke Surabaya dengan tertib. Sebuah bus mengantar Feri dan kawan-kawan ke kampung halaman usai secara heroik mendatangani Ibu Kota demi membela klub kesayangan.
 
Bonek berfoto ria setelah sampai di depan pintu masuk Ancol
Kisah Heroik Bonek Demi Membela Persebaya 1927 di Ibu Kota
Feri (paling depan), salah satu bonek Persebaya 1927 yang berhasil sampai ke Ancol
Kisah Heroik Bonek Demi Membela Persebaya 1927 di Ibu Kota
 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(HIL)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif