\ Wawancara Eksklusif Rudolof Yanto Basna
Mitra Kukar juara Piala Jenderal Sudirman (	Foto: Terbit/PANCA SYURKANI)
Mitra Kukar juara Piala Jenderal Sudirman ( Foto: Terbit/PANCA SYURKANI)

Wawancara Eksklusif Rudolof Yanto Basna

Bola piala jenderal sudirman
A. Firdaus • 25 Januari 2016 21:36
Rudolof Yanto Basna baru saja mendapatkan kebahagian ganda. Selain membawa timnya Mitra Kukar menjuarai Piala Jenderal Sudirman, putra Papua ini juga terpilih sebagai pemain terbaik di turnamen tersebut.
 
Ya, Yanto mengalahkan empat kandidat lainnya, yaitu Jandia Eka Putra, Muhammad Nur Iskandar, Rizky Pellu, dan Cristian Gonzales.
 
Wawancara Eksklusif Rudolof Yanto Basna
  Tak pernah disangka oleh pemain kelahiran Sorong, Papua, 20 tahun lalu ini. Meski demikian, Yanto tetap menganggap kemenangan dan penghargaan yang dia dapatkan tak pelak juga berkat rekan-rekannya di Mitra Kukar.
 
Berbagai harapan dan impian pasca-kemenangan di Piala Jenderal Sudirman pun muncul. Jebolan Tim SAD Uruguay ini punya keinginan mulia dalam menggelontorkan hadiah uang serta bonus yang dia dapatkan di turnamen ini.
 
Apa saja harapan dan impian yang ada di benak mantan pemain Timnas U-19 ini? Berikut nukilan wawancara ekslusif Metrotvnews.com kepada pemain terbaik Piala Jenderal Sudirman:
 
-Bagaimana perasaannya usai mendapatkan kebahagiaan ganda, membawa Mitra Kukar juara Piala Presiden dan menjadi pemain terbaik di turnamen?
 
Sangat senang, semua ini kerja keras dari pemain, dukungan suporter, dan keluarga. Semoga bisa lebih baik ke depan lagi.
 
-Apakah pernah menyangka bisa membawa Mitra Kukar juara Piala Presiden dan menjadi pemain terbaik di turnamen ini?
 
Sebelumnya saya tidak menyangka bisa sampai menjadi juara dan meraih pemain terbaik. Namun di setiap pertandingan saya hanya berusaha tampil lebih baik lagi. Tapi ujung-ujungnya hingga saat ini karena Tuhan.
 
-Dengan mendapatkan hadiah sebanyak itu, apa yang akan Anda lakukan?
 
Hadiah dan bonus saya mau membantu Alfin Tuasalamony untuk pemulihannya. Saya juga akan bagikan ke sebagian teman-teman, sumbang ke gereja, sisanya ke orang tua.
 
-Setelah turnamen ini apa rencana Anda?
 
Saya masih fokus dengan Mitra Kukar dan belum terpikirkan untuk menerima tawaran dari klub lain.
 
-Ada kegiatan lain selain sepak bola?
 
Paling saya kembali kuliah. Saat ini saya masih kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta jurusan Keolahragaan. Di sana, saya juga menghabiskan waktu dengan berlatih demi menjaga kebugaran.
 
-Kompetisi di Indonesia belum juga bergulir, bagaimana tanggapan Anda?
 
Saya berharap kompetisi bergulir dan sepak bola kembali normal. Karena kami para pemain muda butuh jam terbang. Adanya turnamen memang sangat membantu, tapi alangkah baiknya jika kompetisi kembali bergulir.
 
-Seberapa penting turnamen seperti ini bagi Anda?
 
Untuk sekarang tak bisa dipungkiri, turnamen penting karena kami pemain muda butuh jam terbang, jadi kalau ada turnamen seperti ini, ya kami tetap ikut, karena saya butuh uang.
 
-Tampaknya kehidupan Anda sangat bergantung pada sepak bola?
 
Secara pribadi pendapatan saya sepenuhnya dari sepak bola. Saya bayar kuliah dari hasil main sepak bola. Dengan itu saya bisa mengurangi beban orang tua saya di Papua.
 
Secara umum, para pemain lain juga butuh untuk menghidupi keluarga mereka. Yang jelas kami berharap kompetisi bisa kembali bergulir.
 
-Sudah mencoba menerima tawaran untuk bermain di Tarkam?
 
Untuk sekarang mungkin saya tidak dulu untuk mengikuti Tarkam. Meskipun nanti ada tawaran seperti itu, saya akan pikir-pikir dulu. Sebab banyak contoh bahayanya Tarkam. Sebagai contoh bagaimana Zulham Zamrun mengalami cedera.
 
-Sebagai pemain asli Papua, tak adakah keinginan Anda untuk membela Persipura?
 
Persipura klub favorit saya di sini. Adalah sebuah impian bisa memperkuat tim itu. Tapi untuk saat ini, usia saya masih muda dan saya masih butuh pengalaman.
 
-Siapa pemain Papua yang menjadi panutan Anda?
 
Panutan saya adalah Eduard Ivakdalam. Dia juga pelatih saya.
 
-Ada keunikan dari nama Anda?
 
Ya, banyak yang menanyakan hal itu. Tapi saya tak menghiraukan, karena di Papua banyak yang punya nama seperti itu. Yang jelas orang tua asli Papua. Mungkin juga karena saya punya nama Yanto, jadi saya lebih betah di Yogyakarta.
 
-Soal memiliki rambut yang unik?
 
Soal rambut, mungkin ini bagian dari ciri khas. Saya terinspirasi dari pemain Papua lainnya yang punya rambut aneh. Kalau Bio Paulin kan kuncir dua, saya juga coba tampil beda dengan potongan aneh. Saya suka yang aneh-aneh.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(RIZ)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif