\ Piala AFF 2016 dan Era Baru Sepak Bola Indonesia
Ekspresi kekecewaan para penggawa Indonesia usai takluk dari Thailand di Final Piala AFF 2016 (Foto: MI/RAMDANI)
Ekspresi kekecewaan para penggawa Indonesia usai takluk dari Thailand di Final Piala AFF 2016 (Foto: MI/RAMDANI)

Piala AFF 2016 dan Era Baru Sepak Bola Indonesia

Bola piala aff
A. Firdaus • 19 Desember 2016 15:46
AJANG Piala AFF 2016 telah usai. Meski Skuat Garuda pulang tanpa gelar, namun ada beberapa hal yang patut dipetik dari penampilan anak-anak asuh Alfred Riedl selama mengikuti turnamen sepak bola terbesar di Asia Tenggara ini.
 
Berangkat ke Filipina dengan skuat yang ada, Riedl pernah mengatakan keluhannya terhadap kebijakan pemanggilan kuota maksimal dua pemain yang bisa dipilihnya dari klub. Sehingga hal itu membuatnya kesulitan untuk meracik formasi.
 
Pemberian kuota itu sendiri tak lepas dari masih bergulirnya kompetisi Torabika Soccer Championship (TSC), yang di mana klub-klub yang berpartisipasi di dalamnya masih berlomba untuk bisa finis sebaik mungkin, atau bahkan menjadi juara.
  Apalagi Riedl harus dipusingkan dengan cederanya Irfan Bachdim. Namun pelatih asal Austria itu enggan terlarut dengan permasalahan tersebut. Salah satu caranya berusaha semaksimal mungkin untuk dapat bersaing di Piala AFF.
 
Setahun terlibat sanksi dari FIFA karena intervensi pemerintah, dan berbagai masalah lainnya, ternyata tak membuat para pemain yang dimiliki Riedl kehilangan motivasi.
 
Kekalahan 2-4 dari Thailand pada pertandingan pertama fase grup, menjadi titik balik perjalanan positif Indonesia di Piala Dunia-nya negara-negara Asia Tenggara itu. Boaz Solossa dan kawan-kawan bahkan tidak terkalahkan sejak bermain imbang dengan Filipina 2-2, hingga mengalahkan Thailand 2-1 pada leg pertama final Piala AFF di stadion Pakansari.
 
Bahkan beberapa komentar banyak yang menganggap kalau pencapaian Indonesia pada saat itu di luar ekspektasi. Termasuk mencapai final dengan status non-unggulan.
 
"Kami tak percaya bahwa kami bisa mencapai babak final dan menyajikan dua pertandingan yang menarik. Itu membanggakan untuk para pemain. Mereka sudah menyelesaikan pekerjaan dengan bagus di turnamen ini," ujar Riedl seusai pertandingan, Sabtu (17/12/2016).

Baca: Setiap Pemain Timnas Terima Bonus Rp200 Juta


Ketua Umum PSSI, Edy Rachmayadi juga mengapresiasi perjuangan timnas Garuda hingga mencapai final. Apalagi dengan persiapan yang mepet, jauh dibandingkan dengan Thailand yang menurutnya punya waktu untuk menyiapkan skuat sejak beberapa tahun lalu.
 
"Memang persiapan Thailand sudah lama, sedangkan kita baru menyiapkan waktu yang sangat singkat, yaitu tiga bulan. Tapi inilah hasil yang harus kita dapatkan," terang pria berpangkat Letnan Jenderal ini.
 
Kini biarlah Piala AFF 2016 menjadi sebuah pelajaran untuk bisa menatap bab baru sepak bola Indonesia. Masih ada ajang SEA Games 2017 dan Asian Games 2018 yang akan disambut tetap dengan nada optimisme dari para pemain Garuda.
 
Ada enam pemain jebolan skuat Piala AFF yang berpeluang masuk ke timnas SEA Games. Mereka adalah Evan Dimas Darmono, Muchlis Hadi Ning, Teja Paku Alam, Rudolof Yanto Basna, dan Hansamu Yama Pranata.
 
Selain itu, mencari pemain terbaik lain demi membangun fondasi terbaik akan menjadi tugas pelatih timnas U-23. Dan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk bisa meraih target yang diinginkan.
 
"Kami akan mengatur program pesepakbolaan dan pembinaan usia muda yang benar-benar sepak bola, tidak ada kegiatan-kegiatan lain. Ke depan saya yakin Indonesia akan lebih baik dari sekarang ini," terang Edy.
 
Pembinaan memang menjadi fokus PSSI dalam menciptakan skuat timnas yang mumpuni. Namun ada hal lain yang jangan dilupakan, yaitu kondisi fisik para pemain.
 
"Lihat saja setiap pemain yang datang dengan kondisi fisik seperti ini. Jadi selain melakukan pembinaan, kita juga harus memperhatikan infrastruktur pemain yang akan kita gunakan ke depannya," terang asisten pelatih timnas, Wolfgang Pikal.
 
Sementara itu, pemain senior dan juga kapten timnas, Boaz Solossa memupuk optimisme kepada juniornya, dan berharap ada skuat yang bisa mengharumkan nama Indonesia di ajang Sea Games, Asian Games, dan juga Piala AFF mendatang.
 
"Saya rasa bisa, karena Ketua Umum PSSI sendiri sudah bilang sempat menanyakan pemain yang masih bisa memperkuat SEA Games. Mereka akan berkumpul lagi dan latihan. Saya juga bilang ke mereka kalau harapan kami semua ada pada kalian, karena kalau kalian juara, bisa menutupi semua kegagalan ini dan saya rasa mereka bisa," terang pemain yang akrab disapa Bochi ini.

Baca juga:Timnas Indonesia Sudah Memberikan Kebanggaan


"Sepak bola Indonesia baru saja menciptakan era baru. Indonesia juga mempunyai presiden (federasi) yang baru, dengan orang-orang baru. Kemudian kita bisa memulai suatu hal yang baru," tegas Riedl.
 
Berangkat dari masalah ini, seyogyanya kita pantas berbangga dengan apapun yang diraih Timnas Indonesia di Piala AFF 2016. Sebab, tidak ada yang instan dalam sepak bola. Dibutuhkan perhatian yang penuh, kesabaran, kerja keras, serta dukungan banyak pihak untuk menciptakan sebuah tim yang bisa berprestasi. Dan semua itu harus dimulai sejak dini.
 
Tidak usah jauh-jauh ke Eropa untuk mencari bahan perbandingan. Kita bisa menengok negera tetangga kita, Thailand. Mereka jadi juara karena memiliki pemain dan pelatih yang hebat. Semua itu merupakan buah dari keseriusan dan kerja keras yang mereka lakukan dalam pembinaan usia muda.
 
Di Thailand, pembinaan usia muda sudah berjalan dengan baik. Mereka sudah lama memiliki kompetisi yang berkesinambungan di kelompok umur. Mulai dari U-10 yang kemudian terintegrasi dengan U-15 hingga U-19 dan terakhir bermuara di Timnas senior.
 
Tak hanya pemain, faktor pelatih juga jadi perhatian serius. Thailand tidak sungkan mendatangkan pelatih-pelatih tim junior dari luar negeri. Sementara untuk para pelatih lokal, mereka memberikan program khusus untuk para pelatih muda berkualitas. Saat ini, Thailand sudah banyak memiliki pelatih berlisensi AFC.
 
Kini, hasil kerja keras mereka pun sudah terlihat. Timnas Thailand tak hanya bisa berbicara di level Asia Tenggara. Mereka juga mulai diperhitungkan di level Asia. Di kancah dunia, nama Thailand juga sudah terdengar lantaran mereka mampu menembus babak kedua kualifikasi Piala Dunia 2018.
 
Berkaca dari hal ini, Indonesia harus segera memulai program pembinaan usia dini secara serius. Semua elemen wajib dilibatkan dalam program ini, mulai dari PSSI, kementerian olahraga, pemerintah lokal, pengelola liga dan klub-klub. Jika program ini bisa dijalankan dengan baik, maka, bukan hal yang mustahil jika dalam lima tahun ke depan Indonesia sudah bisa mengakhiri dahaga gelar di Piala AFF.
 
Dan sebagai bentuk dukungan atas terciptanya program pembinaan usia dini, Metrotvnews.com yang bekerja sama dengan Persija Barat FC akan menggelar kompetisi Dream League U-16 dan U-19 mulai Januari 2017. Nantinya, sebanyak 8 tim atau klub sepak bola di kategori usia U-16 dan 12 tim atau klub sepak bola di kategori usia U-19, akan berkesempatan mengasah kemampuan sekaligus memupuk mental bertanding dalam atmosfer kompetisi yang berlangsung selama 10 bulan (hingga Oktober 2017).
 
Video:?Cuplikan pertandingan Final Leg 2 Piala AFF 2016, Thailand vs Indonesia

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(ACF)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif