"Kami dihukum apa pun asalkan masih masuk akal kami terima," kata General Manager Arema FC, Ruddy Widodo saat ditemui awak media, Selasa 17 April 2018.
Ruddy mengungkapkan bahwa musim lalu ada dua kasus yang lebih parah dari kasus kericuhan di Stadion Kanjuruhan ini. Dua kasus tersebut, hukumannya denda uang dan bukan partai usiran.
Sehingga manajemen Arema pun bakal menggunakan dua kasus kericuhan sebelumnya tersebut untuk dijadikan parameter, bagi PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) untuk memberikan keputusan sanksi.Klik di sini: Jelang Semifinal Piala FA, Mourinho Sudah Pinggirkan Beberapa Pemain
"Bandingannya dengan dua kasus tahun lalu. Parameternya itu. Kalau hukuman kami lebih dari dua kasus tersebut, maka kami akan banding. Kalau dihukum sama atau lebih ringan ya kami terima," lanjutnya.
Sementara itu, Ruddy menegaskan bahwa kericuhan tersebut murni karena kekecewaan suporter kepada tim Arema FC. Ia juga menggap tidak ada kaitannya dengan hal-hal yang berbau politik.Klik di sini: ICC 2018: Liverpool Hadapi Dortmund, Manchester United, dan City
"Kabupaten Malang kan tidak sedang ada agenda politik, jadi ini asli kekecewaan," pungkasnya.
Laga Arema Kontra Persib Berakhir Rusuh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(FIR)