\ Cerita Sembilan Bulan Ranieri di Leicester City
Claudio Ranieri (Foto: AFP/OLI SCARFF)
Claudio Ranieri (Foto: AFP/OLI SCARFF)

Claudio Ranieri Dipecat

Cerita Sembilan Bulan Ranieri di Leicester City

Bola leicester city 2016--2017
Krisna Octavianus • 25 Februari 2017 17:45
medcom.id, Jakarta: Claudio Ranieri resmi dipecat oleh Leicester City pada 24 Februari pagi WIB. Dia dipecat setelah sembilan bulan yang lalu baru saja mengantar The Foxes menjuarai Liga Primer Inggris.
 
Ranieri menghadirkan sejarah bagi Leicester musim lalu setelah mengantarkan tim menjadi yang terbaik di ajang Liga Primer Inggris. Dia mempersembahkan gelar Liga Primer Inggris pertama bagi The Foxes dalam 133 tahun sejarah berdirinya klub.
 
BACA:Petinggi Inter Bertemu Presiden Madrid Bahas Transfer James Rodriguez
  Namun, semua berubah dalam sekejap ketika musim berganti. Setelah mengejutkan semua pencinta sepak bola dengan menjadi juara di Inggris bermodal pemain semenjana, kini nasib Ranieri berujung dengan pemecatan.
 
Ada yang mendukung keputusan manajemen karena The Foxes saat ini hanya bersaing untuk meloloskan diri dari jurang degradasi. Akan tetapi, banyak juga yang menyesalkan hal itu karena pelatih berusia 65 tahun itu sangat dicintai warga Leicester.
 
Menarik kita kupas lagi apa saja yang dilakukan Ranieri sejak pertama kali datang pada Juli 2015 sampai hari pemecatan itu tiba.
 
1. Ranieri Resmi Menjadi Pelatih Leicester - 13 Juli 2015
 
Pelatih asal Italia itu direkrut Leicester dengan kontrak tiga tahun. Ia menggantikan Nigel Pearson yang dipecat pada Juni setelah memimpin klub terhindar dari degradasi musim 2014--2015.
 
2. Rekrut N'golo Kante - 3 Agustus 2015
 
Kante menjadi penandatanganan pertama Ranieri di King Power, bergabung dengan Leicester dari klub Prancis Caen dengan kontrak empat tahun. Pemain tengah itu menjadi bagian integral dari tim yang meraih gelar Liga Primer Inggris.
 
3. Memulai Laga Liga Primer Inggris dengan Kemenangan - 8 Agustus 2015
 
The Foxes menang 4-2 atas Sunderland pada pertandingan pertama musim 2015-2016 Liga Primer Inggris dengan gol dari Jamie Vardy dan Riyad Mahrez.
 
4. Bermain untuk Pizza - 24 Oktober 2015
 
Ranieri menghadiahkan timnya pizza sebagai hadiah karena berhasil meraih clean sheet pertama mereka musim lalu dalam kemenangan 1-0 atas Crystal Palace.
 
5. Vardy Mematahkan Rekor - 28 November 2015
 
Mantan striker yang tiga musim lalu masih bermain di liga amatir membuat sejarah di Liga Primer Inggris saat melawan Manchester United. Ia memecahkan rekor Ruud van Nistelrooy dengan mencetak gol dalam 11 pertandingan berturut-turut. Setelah 14 pertandingan, Leicester berada di posisi kedua setelah Manchester City dibedakan dengan selisih gol.
 
6. Mengalahkan Chelsea untuk Kuasai Papan atas Klasemen - 13 Desember 2015
 
Ranieri memandu Leicester untuk kemenangan 2-1 atas mantan klubnya di King Power. Kekalahan The Blues juga berujung dengan pemecatan Jose Mourinho.
 
7. Kemenangan di Etihad - 6 Februari 2016
 
The Foxes semakin menunjukkan taringnya dengan mengalahkan rival-rival terdekat mereka. Dua gol dari Robert Huth dan upaya individu terinspirasi oleh Mahrez mengirim Leicester nyaman di puncak klasemen.
 
8. Patah hati di London Utara - 14 Februari 2016
 
Setelah bermain dengan 10 orang pada babak kedua akibat kartu merah Danny Simpson, Leicester harus kebobolan dua gol dalam 20 menit terakhir. Hasil akhir, Leicester kalah 1-2 dari Arsenal.
 
9. 'Dilly ding, dilly-dong' - 4 Maret 2016
 
Dalam konferensi pers pada 4 Maret 2016, Ranieri mengungkapkan taktik pelatihan yang unik untuk pemain mengantuk yang tidak mendengarkan instruksi, ia berteriak 'Dilly ding, dilly-dong, bangun!'
 
10. Kepastian meraih Gelar Juara Liga Primer Inggris - 3 Mei 2016
 
Tottenham menyia-nyiakan keunggulan dua gol dalam pertandingan penuh emosi di kandang Chelsea, Stamford Bridge. Hasil imbang 2-2 membat mahkota juara jatuh ke tangan Leicester untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka.
 
11. Bocelli Buka Pesta Juara Leicester - 7 Mei 2016
 
Penyanyi tenor asal Italia, Andrea Bocelli membuka perayaan gelar juara Leicester di Stadion King Power. Ia bernyanyi sebelum piala juara diberikan kepada Ranieri dan kapten Wes Morgan.
 
12. Ranieri Raih Penghargaan - 16 Mei 2016
 
Ranieri meraih gelar Pelatih Terbaik Inggris versi Asosiasi Pelatih Inggris (LMA) pada 16 Mei dan meraih gelar Pelatih Terbaik Liga Primer Inggris dua hari kemudian.
 
13. "Terpaksa" Menjual N'golo Kante ke Chelsea - 16 Juli 2016
 
Setelah menjadi bintang kegemilangan Leicester pada musim 2015-2016, Ranieri harus rela melepas Kante ke Chelsea dengan mahar 32 juta poundsterling (Rp533 miliar). Sebuah kehilangan besar.
 
14. Setujui Kontrak Jangka Panjang dengan Leicester kontrak - 10 Agustus 2016
 
Ranieri menandatangani kontrak baru berdurasi empat tahun dengan The Foxes saat mereka mempersiapkan diri untuk memulai musim pertama mempertahankan gelar Liga Primer Inggris mereka.
 
15. Kekalahan pada Laga Perdana Musim 2016--2017 - 13 Agustus 2016
 
Tim promosi Hull City memberikan kejutan kepada Ranieri ketika membuat Leicester menelan kekalahan 1-2 di Stadion KCOM pada laga perdana musim ini. Ini adalah pertama kalinya pemegang gelar mengawali musim dengan kekalahan setelah terakhir kali terjadi pada 1989, saat itu Arsenal kalah dari Manchester United.
 
16. Lolos ke Fase Knock-Out Liga Champions - 22 November 2016
 
Dalam musim pertama mereka di Liga Champions, kemenangan 2-1 atas Club Brugge menyegel satu tiket ke babak 16 besar Liga Champions.
 
17. Mendekati Zona Degradasi - 3 Desember 2016
 
Kekalahan Leicester 1-2 dari klub terbawah Sunderland memaksa Ranieri harus terima kenyataan timnya mendekati zona degradasi. Kekalahan itu membuat hanya meraih 13 poin dari 14 pertandingan. Itu kembali membuat The Foxes menjadi tim juara bertahan terburuk.
 
18. Ranieri Raih Trofi Pelatih Terbaik FIFA Dunia - 9 Januari 2017
 
Ranieri menang penghargaan FIFA untuk pelatih terbaik di sepak bola 2016, mengalahkan pesaing dari Portugal Fernando Santos dan Real Madrid Zinedine Zidane. Leicester saat itu berada di posisi ke-14 dalam tabel klasemen Liga Primer Inggris dengan 21 poin dari 20 pertandingan.
 
19. Ranieri Menerima Mosi Percaya - 7 Februari 2017
 
Leicester merilis sebuah pernyataan memberikan Ranieri "dukungan tak tergoyahkan" meski dengan kenyataan klub asuhannya satu poin di atas zona degradasi setelah 24 pertandingan. Mantan pelatih AS Roma itu berada di bawah tekanan setelah hanya meraih dua kemenangan dari 15 pertandingan terakhir di liga.
 
20. Tersingkir dari Piala FA - 18 Februari 2017
 
Setelah menderita kekalahan di Liga Primer Inggris dari sesama tim zona degradasi, Swansea, Leicester menderita kejutan di putaran kelima Piala FA setelah kalah dari tim Divisi Tiga Inggris, Millwall. Menyedihkannya, Millwall menang setelah hanya bermain dengan 10 orang. Setelah itu, Ranieri mempertanyakan komitmen timnya dan meminta mereka untuk menjadi seperti "Gladiator".
 
21. Perjuangan Terakhir di Sevilla - 22 Februari 2017
 
Setelah pekan penderitaan, Leicester harus menyambangi markas Sevilla untuk melakoni leg pertama babak 16 besar. Tampil apik, The Foxes kalah 1-2.
 
22. Ranieri Dipecat! - 23 Februari 2017
 
Keputusan untuk memecat Ranieri datang kurang dari 24 jam setelah peluit akhir di Sevilla. "Ini telah menjadi keputusan yang paling sulit yang harus kami buat dalam hampir tujuh tahun sejak King Power mengambil kepemilikan Leicester City," kata wakil ketua Aiyawatt Srivaddhanaprabha dalam sebuah pernyataan. "Tapi kami berkewajiban untuk menempatkan kepentingan jangka panjang klub di atas semua rasa sentimen pribadi, tidak peduli seberapa kuat sentimen itu."
 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(KRS)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif