\ Penjelasan Pihak Rumah Sakit Terkait Penyebab Meninggalnya Choirul Huda
Choirul Huda saat terkapar usai berbenturan dengan Ramon Rodrigues (Foto: Antara/Rahbani Syahputra)
Choirul Huda saat terkapar usai berbenturan dengan Ramon Rodrigues (Foto: Antara/Rahbani Syahputra)

Choirul Huda Meninggal

Penjelasan Pihak Rumah Sakit Terkait Penyebab Meninggalnya Choirul Huda

Bola liga 1 indonesia 2017
Krisna Octavianus • 15 Oktober 2017 22:14
medcom.id, Lamongan: Kabar dukacita datang dari dunia sepak bola ketika kiper legendaris Persela Lamongan, Choirul Huda meninggal dunia. Seperti dijelaskan Kepala Unit Instalasi Gawat Darurat RSUD dr Soegiri Lamongan, Dokter Yudistiro Andri Nugroho menyebut Huda meninggal karena mengalami trauma benturan.
 
Choirul Huda dipastikan meninggal dunia usai menghadapi Semen Padang, Minggu 15 Oktober. Huda tampil dalam laga yang berhasil dimenangi Persela dengan skor 2-0 itu.
 
Pada menit ke-44, ia mengalami benturan keras di dada dengan rekan setimnya, Ramon Rodrigues ketika keduanya ingin mengadang pergerakan striker Semen Padang Marcel Sacramento.
  Huda dinyatakan meninggal di RSUD dr Soegiri Lamongan dan Kepala Unit Instalasi Gawat Darurat rumah sakit tersebut, Dokter Yudistiro Andri Nugroho menjelaskan terkait penyebab meninggalnya Choirul Huda.
 
"Choirul Huda mengalami trauma benturan dengan sesama pemain, sehingga terjadi apa yang kita sebut henti nafas dan henti jantung. Oleh teman-teman medis di Stadion sudah dilakukan penanganan pembebasan jalan nafas dengan bantuan nafas. Kemudian dirujuk ke UGD RSUD dr Soegiri. Di ambulance juga ditangani secara medis untuk bantuan nafas maupun untuk penanganan henti jantung. Sesampainya di UGD segera ditangani," ujar dr Yudistiro seperti rilis yang diterima Metrotvnews.com, Minggu (15/10/2017).
 
"Kita lakukan pemasangan alat bantu napas yang sifatnya permanen. Kita lakukan inkubasi dengan memasang alat semacam pipa nafas. Itu yang menjamin oksigen bisa 100 persen masuk ke paru-paru. Dengan itu kita harapkan kita melakukan pompa otak sama jantung. Sempat ada respon dari Choirul Huda dengan adanya gambaran kulit memerah, tetapi kondisnya tetap semakin menurun. Pompa jantung dan otak itu dilakukan selama 1 jam tidak ada respon. Tidak ada reflek tanda-tanda kehidupan normal. Kemudian kita menyatakan meninggal pada pukul 16.45. Kita sudah mati-matian untuk mengembalikan fungsi vital tubuh Choirul Huda," jelas Yudistiro.
 
"Sesuai analisa awal benturan ada di dada dan rahang bawah. Ada kemungkinan trauma dada, trauma kepala, dan trauma leher. Di dalam tulang leher itu ada sumsum tulang yang menghubungkan batang otak. Di batang otak itu ada pusat-pusat semua organ vital, pusat denyut jantung, dan napas. Mungkin itu yang menyebabkan Choirul Huda henti jantung dan henti nafas. Itu analisa awal kami, karena tim kami tidsk sempat melakukan scaning karena Mas Huda tidak layak transport dengan kondisi kritis seperti itu. Kita tidak bisa mengkondisikan untuk dibawa ke Radiologi. Kita lebih menangani kondisi awal,” pungkasnya.

 
Kabar ini tentu menjadi luka mendalam bagi kubu Persela dan pencinta sepak bola nasional. Mengingat, Huda merupakan ikonik bagi Laskar Joko Tingkir. Sebab, Persela merupakan satu-satunya klub yang dibela Huda selama berkarier sebagai kiper sejak 1999.
 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(KRS)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif