medcom.id, Surabaya: Pendukung fanatik Persebaya Surabaya versi Yayasan Suporter Surabaya (YSS) seakan hilang ditelan bumi, ketika Tim Persebaya Surabaya dilarang bertanding pada pertandingan lanjutan Kompetisi Liga Indonesia atau QNB League 2015, Ahad kemarin. Berbeda dengan suporter Aremania versi Arema Cronus, mereka menggelar aksi demo besar-besaran di wilayahnya, yakni Malang.
Menurut Ketua Yayasan Suporter Surabaya (YSS) Abdullah, pihaknya sengaja tidak bersikap karena keberadaan YSS belum dimungkinkan menggelar aksi turun jalan.
"Untuk sementara kami ingin colling down dulu. Karena kondisi YSS belum memungkinan untuk beraksi turun ke jalan," kata Cak Doel, sapaan akrabnya, ketika dikonfirmasi wartawan, di Surabaya, Senin (27/4/2015).
Organisasi YSS, kata Cak Doel, bukan seperti YSS sebelum-sebelumnya. Kini, kata dia, YSS telah berubah baik visi dan misi.
Saat disinggung kenapa YSS tidak mengambil sikap ketika tim kesayangannya dilarang bertanding oleh Menpora? Cak Doel mengaku tidak ingin terjebak kondisi yang terjadi pada tim Persebaya.
"Kami tidak mau dituduh sebagai pahlawan kesiangan. Kalau YSS membela salah satu kubu, nanti akan dianggap tidak memihak kubu yang lain. Lebih baik netral dulu, sambil menunggu kondisinya mereda," elaknya.
Kendati demikian, YSS, kata dia, baru akan mengambil sikap setelah ada kepastian tim Persebaya mana yang sah dan diakui Pemerintah. Selama Persebaya dianggap "haram" oleh Pemerintah, maka akan selamanya tim kebanggaan arek-arek Suroboyo ini diganggu. Terutama, gangguan dari pihak-pihak yang tidak suka dengan Persebaya sekarang.
"Kami akan bersikap setelah ada kepastian setelah pertemuan seluruh klub peserta ISL dengan Menpora hari ini, Senin (27/4). Baru kemudian YSS akan mengeluarkan keputusan, apapun keputusan pemerintah terhadap tim Persebaya," tandas Cak Doel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RIZ)