\ Profil Tim Liga 1 2018: PSIS Semarang
Skuat PSIS Semarang. (Foto: medcom.id/Gregah Nurikhsani)
Skuat PSIS Semarang. (Foto: medcom.id/Gregah Nurikhsani)

Jelang Liga 1 2018

Profil Tim Liga 1 2018: PSIS Semarang

Bola liga 1 indonesia
Rizki Yanuardi • 23 Maret 2018 15:06
Jakarta: PSIS menjadi tim terakhir yang promosi ke Liga 1 2018 usai berjuang di Liga 2, kasta kedua sepak bola Tanah Air musim 2017 lalu. PSIS asuhan pelatih kepala Subangkit itu naik kasta usai membekuk Martapura FC dengan skor 6-4 di perebutan tempat ketiga Liga 2 2017.
 
Promosi ke Liga 1 membuat manajemen PSIS berbenah. Sejumlah pemain yang sudah malang melintang di Liga 1 direkrut. Sebut saja Ibrahim Conte (PS TNI), Jandia Eka Putra (Semen Padang) dan penyerang anyar asal Brasil yang pernah memperkuat Botafogo, Bruno Silva.
 
Yang mengejutkan manajemen juga memecat Subangkit. Pemecatan dilakukan dua pekan jelang Liga 1 bergulir. Tragis. Manajemen, dilansir sejumlah media, berdalih klub butuh penyegaran, CEO PSIS Yoyok Sukawi sempat berujar, kualitas skuat Liga 2 tidak bisa bersaing di Liga 1.
  Namun nasi sudah menjadi bubur. Meski siapa pengganti coach Subangkit masih menjadi teka-teki, manajemen ingin klub asal ibu kota Propinsi Jawa Tengah itu bertahan di kasta tertinggi kompetisi sepak bola Indonesia. Tak muluk-muluk, manajemen hanya mematok posisi 10 besar.
 
Sejumlah nama pengganti Subangkit muncul. Di antaranya Gomes de Oliveira, Paulo Camargo, Dragan Djukanovic, Agus Yuwono, Bambang Nurdiansyah, dan Dejan Antonic terdengar nyaring. Manajemen baru akan mengumumkannya, Jumat 23 Maret. Menarik ditunggu.

Baca: Profil Tim Liga 1 2018: PSMS Medan


Sejarah klub:
Bicara Persatuan Sepak Bola Indonesia Semarang atau PSIS adalah tentang sebuah klub sepak bola asal Kota Semarang, Jawa Tengah. Klub yang berdiri 18 Mei 1932 ini bermarkas di Stadion Jatidiri. Kadang mengejutkan prestasinya. Namun bisa juga menjadi klub di titik nadir terendah.
 
PSIS Semarang menjadi klub ketiga Indonesia yang pernah menjuarai Liga Perserikatan dan Divisi Utama Liga Indonesia, setelah Persib Bandung dan Persebaya Surabaya. Ya, PSIS pernah dua kali menjadi jawara sepak bola Indonesia.
 
Prestasi pertama mereka terjadi di zaman kompetisi perserikatan tahun 1987. Lewat bintang mereka, almarhum Ribut Waidi, PSIS sukses juara usai menggebuk Persebaya Surabaya pada laga final lewat gol tunggal Syaiful Amri.
 
Prestasi kedua, PSIS kembali menjadi yang terbaik saat kompetisi sudah melebur antara Perserikatan dan Galatama di Liga Indonesia. Prestasi lebih dari 10 tahun itu diraih PSIS pada Liga Indonesia V (1998--1999). Lagi-lagi PSIS juara setelah mengalahkan Persebaya Surabaya.
 
Di partai final yang digelar di Kota Manado, Sulawesi Utara ini, pahlawan mereka adalah Tugiyo yang dijuluki Maradona dari Purwodadi, sukses mencetak gol kemenangan pada masa injury time.
 
Ironisnya sebagai juara bertahan Liga Indonesia V, PSIS justru harus mengalami kemerosotan hingga titik nadir terendah. Juara bertahan itu mesti terlempar ke jurang degradasi di Liga Indonesia VI (1999--2000), alias semusim setelah prestasi mentereng mereka.
 
PSIS menjadi satu-satunya tim juara yang terdegradasi pada musim berikutnya. Hanya setahun, karena mereka kembali ke Divisi Utama pada musim berikutnya. Praktis PSIS bertahan sebagai tim papan tengah hingga musim 2008.
 
PSIS kembali terdegradasi ke Divisi 1 pada musim 2009 hingga 2013. Bahkan PSIS tak pernah lolos ke babak 8 besar. Baru pada musim 2014, PSIS berhasil lolos ke babak 8 besar. Tragisnya, PSIS kembali harus kehilangan muka setelah terlibat permainan sepak bola gajah dengan PSS Sleman.
 
Selain didegradasi, pemain dan official mereka mendapat sanksi tegas PSSI berupa larangan terlibat di sepak bola seumur hidup. Hukuman PSIS akhirnya dicabut sejak Edy Rahmayadi menjabat Ketum PSSI tahun 2017 lalu.
 
Gairah itu menular ke manajemen PSIS yang terus melakukan pembenahan. Sejumlah pemain direkrut untuk berkompetisi di Liga 2. Hasilnya, meski tidak juara, PSIS menjadi salah satu dari tiga tim yang berhak promosi ke Liga 1.

Baca: Profil Klub Liga 1 2018: PSM Makassar


Pemain kunci:
Haudi Abdilah adalah bek kelahiran 20 April 1993 yang dipercaya menjadi kapten PSIS Semarang di Liga 2 musim 2017 lalu. Penampilannya lugasnya saat membantu PSCS Cilacap meraih gelar Indonesia Soccer Championship B membuat PSIS kepincut.
 
Pelatih kepala Subangkit mempercayakan ban kapten kepada pemain yang mengawali kariernya di Persibas Banyumas itu. Hingga kini manajemen masih mempercayakan Haudi mengenakan ban kapten. Nasibnya bisa saja berubah, namun siapa pelatih PSIS masih menjadi teka-teki.
 
Skuat PSIS Liga 1 2018
Penjaga gawang: Aji Bayu Putra, Sendri Johansyah, Ferdiansyah, Jandia Eka Putra.
 
Belakang: Haudi Abdillah, Tegar Infantri, Fauzan Fajri, Frendi Saputra, Muhammad Rio Saputra, Gilang Ginarsa, Petar Planic, Safrudin Tahar Akbar Riansyah, Muhammad Syukron.
 
Tengah: Muhamad Yunus, Ruud Gullit S Junus, Ibrahim Conteh, Bayu Nugroho, Hapit Ibrahim, Gustur Cahyo, Akhlidin Israilov.
 
Depan: Albi Lanju Pamungkas, Erik Dwi Ermawansyah, Komarudin, Aldaier Makatindu, Hari Nur Yulianto, Bruno Silva, Melcior Leideker Majefa, Hapidin, Arif Yanggi Rahman.
 
Tak ingin ketinggalan update berita bola dan olahraga? Follow instagram kami@medcom_olahraga
 
Video: Liga 1 Kehilangan Satu Sponsor Besar
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(ASM)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif