PSMS sudah aktif di pentas sepak bola nasional sejak 1930 dengan nama Medansche Voetbal Club (MSV). Setelah berganti nama menjadi PSMS Medan pada 1950, nama mereka kian meroket sebagai tim unggulan di kompetisi Perserikatan.
Ayam Kinantan--julukan PSMS sudah memenangkan lima gelar juara Perserikatan, yakni pada 1967, 1971, 1975, 1983 dan 1985. Persaingan paling sengit terjadi pada Perserikatan musim 1975 karena saat itu PSMS menjadi juara bersama dengan Persija Jakarta.
Klik: PSIM Yogyakarta Banjir Tawaran Uji Coba
Dualisme kepemimpinan yang terjadi membuat prestasi PSMS makin merosot sejak 2008. Kala itu, mereka hanya menjadi tim papan tengah di era kompetisi Liga Indonesia (Ligina) hingga akhirnya terdegradasi saat kompetisi berganti nama menjadi Liga Super Indonesia (LSI).
Perlahan tapi pasti, PSM akhirnya mulai bangkit dengan menjuarai Piala Kemerdekaan 2015.
Peluang mengulang sejarah di kasta tertinggi baru terbuka ketika tren positif itu berlanjut dengan menjadi runner up di Liga 2 2017. Dengan begitu artinya PSMS berhak tampil di Liga 1 dengan status sebagai tim promosi bersama PSIS Semarang dan Persebaya Surabaya.
Berbagai pembenahan masih terus dilakukan PSMS untuk mengarungi Liga 1 Indonesia 2018. Beberapa di antaranya dengan merekrut Djajang Nurdjaman sebagai pelatih, merenovasi Stadion Teladan, serta merekrut pemain asing yang mumpuni, yakni Reinaldo Lobo (Brasil), Sadney Urikhob (Namibia), Wilfried Yessoh Kissito (Pantai Gading) dan Dilshod Sharofetdinov (Uzbekistan).
Klik: Bobotoh Minta Persib Rekrut Pesaing Marko Simic
Bukti kesiapan PSMS mengarungi Liga 1 Indonesia bisa terlihat ketika mereka mengikuti turnamen Piala Presiden 2018 yang sebagian besar pesertanya merupakan tim divisi kasta tertinggi. Saat itu, mereka berhasil mengalahkan Persib Bandung, PSM Makassar dan menang adu penalti atas Persebaya pada perempat final.
Kendati demikian, PSMS harus rela menjadi juara keempat lantaran dikalahkan Persija pada semifinal dan Sriwijaya FC pada perebutan juara ketiga. Ketika memainkan dua fase tersebut, PSMS seperti kehabisan bensin karena kalah dengan skor telak.
Pemain Kunci: Suhandi
.jpg)
Pesepak bola PSMS Medan Suhandi (kiri) berusaha melewati pesepak bola Semen Padang Ahmad Mahruz (kanan). (ANTARA FOTO/Septianda Perdana)
Suhandi berposisi sebagai gelandang serang di PSMS. Kontribusinya pada musim lalu terbilang cukup besar karena berhasil menjadi pemain tersubur di timnya dengan mengoleksi enam gol. Saking pentingnya kontribusi itu, Suhandi nyaris tak tergantikan untuk mengatur ritme serangan PSMS di ajang Liga 2 2017.
Ketika memainkan Piala Presiden 2018, Suhandi memang selalu mendapat kesempatan bermain dari bangku cadangan. Itu wajar terjadi karena jajaran pelatih ingin menjajal para pemain tengah lain seperti, Sadney Urikhob, Abdul Azis Lutfi Akbar, atau Antoni Putro Nugroho.
Meski begitu, kontribusi positif tetap mampu ditunjukkan
Suhandi. Ia berhasil mencetak gol penyeimbang setelah mengganti Sadney Urikhob dalam laga PSMS kontra PSM. Gol tersebut terbilang cukup penting karena berhasil membangkitkan semangat juang skuat Ayam Kinantan lainnya untuk memenangkan pertandingan dengan skor, 2-1.
Skuat Lengkap PSMS Medan
Bek : Reinaldo Lobo, M. Roby, Gusti Sandria, Roni Fatahillah, Jajang Sukmara, Amarzukih, Wanda Syahputra, Dani Pratama, Fredyan Wahyu, Firza Andika
Gelandang : Legimin Raharjo, Abdul Azis, Dilshod Sharofetdinov, M. Alwi Slamet, Suhandi, Erwin Ramdhani, Faisal Harahap, Donni Dio Hasibuan, Frets Listanto Butuan
Penyerang : Choiril Hidayat, Frengky Kogoya, Antoni Putro Nugroho, Wilfried Yessoh, Sadney Urikhob.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(KAU)