Meski lolos ke final, Indonesia dianggap masih memiliki kekurangan. Hal itu bisa terlihat ketika mereka sudah unggul dan kebobolan dua gol.
Padahal, Vietnam hanya bermain dengan 10 orang dan posisi kiper diganti oleh seorang pemain bertahan.
Analis sepak bola, Ronny Pangemanan memberikan gambarnnya terkait performa Indonesia menghadapi Thailand. Timnas, kata Ropan, masih belum bermain dengan pola yang benar. Dengan kata lain, masih mengandalkan semangat dan sapu bersih bola ke luar kotak penalti.
"Kita harus bersyukur karena Timnas Indonesia lolos ke final. Tetapi, banyak kekurangan yang harus dibenahi untuk menghadapi lawan di final," kata Ropan kepada Metrotvnews.com, Kamis (8/12/2016).
"Cara bermain sepak bola kita masih belum terpola kecuali bermodal semangat dan sapu bersih bola keluar dari kotak penalti saat melawan Vietnam. Ketika kita dalam posisi unggul, lalu menghadapi lawan dengan 10 orang, bahkan tanpa penjaga gawang yang hanya digantikan pemain belakang, kita harus tertekan," sambungnya.
Ropan menilai, peran Alfred Riedl sangat penting ketika Indonesia menghadapi posisi seperti itu. Ia juga menyayangkan pertandingan berlanjut sampai perpanjangan waktu.
"Seharusnya, ketika unggul dalam komposisi pemain, Riedl memberikan instruksi agar pemain lebih tenang, tidak takut menguasai bola, tidak panik, dan tidak terburu-buru. Jika kita bermain lebih cerdas, Vietnam tak mungkin berbalik unggul dan mencetak dua gol sehingga memaksakan perpanjangan waktu. Justru, kita bisa menuntaskan perlawanan selama 90 menit dengan menambah gol," tutur Ropan.
"Tiket final Indonesia lebih karena sebuah keberuntungan dan dewi fortuna berada di pihak kita saat melawan Vietnam," tegasnya.
Indonesia tinggal menunggu pemenang antara Thailand atau Myanmar yang hari ini sedang bertanding. Thailand sudah unggul dua gol berkat kemenangan pada leg pertama di kandang Myanmar.
Video: Sukacita Kemenangan Indonesia Terasa di Makassar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ASM)