Padahal, Ade mengakui telah memasukkan daftar pemain ke KOI untuk mengikuti ajang tersebut sejak 16 Februari dan awal Maret lalu. Menurutnya, PSSI telah memasukkan sebanyak 60 nama yang kemudian disaring menjadi 26 nama pemain untuk didaftarkan ke ISG.
Namun, panitia ISG justru tak menyertakan Indonesia saat merilis delapan negara yang akan bertanding di cabang olahraga (cabor) sepak bola. Kedepalan negara tersebut adalah Azerbaijan, Oman, Aljazair, Arab Saudi, Turki, Kamerun, Maroko, dan Palestina.
"Kasih kami waktu, kami sudah masukkan nama. Proses pendafaran dan penyerahan nama kan memalui KOI, tapi kami lagi bicara apakah ada proses yang belum kami lalukan atau seperti apa," ujar Ade saat ditemui usai manajer meeting dengan perwakilan klub Liga 1 di Makostrad, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (29/3/2017).
"Kami sudah dua-tiga kali diundang ke KOI. Intinya, saya akan mereview kira-kira prosesnya seperti apa. Karena yang datang sendiri (menemui Komite Penyelenggara Islamic Solidarity Games) bukan kami langsung, tapi pihak KOI," lanjutnya.
Ade pun enggan berspekulasi mengenai tak terdaftarnya Indonesia di cabor sepak bola ISG. Ia pun menegaskan jika skuat Garuda Muda akan tetap akan menjalani agenda tanding jika memang positif gagal mengikuti ISG.
"Kami akan komunikasi dahulu (dengan KOI), kan yang pasti KOI ingin bantu kami. Kalau tidak jadi ikut ISG, tentunya ada agenda lain, seperti uji coba dengan Argentina dan Herta Berlin. Ini sudah kami siapkan, banyak undangan uji coba, tapi kami sortir dahulu," tutup Ade.
Video: 44 Pelatih Sekolah Sepak Bola Ikuti Coaching Clinic PSSI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ASM)
