Meski berbeda kasta, perlawanan PSMS terbilang apik sepanjang laga. Mereka yang didukung suporter lokal, mampu tampil disiplin dan tidak jarang membahayakan gawang Persib.
Salah satu peluang emas PSMS sempat tercipta pada menit ke-10. Saat itu, Legimin Raharjo berhasil menyundul bola dengan terarah, namun masih bisa ditepis kiper Persib, Muhammad Natsir.
Klik: Pirlo Hengkang dari Milan karena Berbeda Pendapat dengan Allegri
Persib tampil tanpa diperkuat pemain bintang seperti Sergio van Dijk, Febri Hariyadi, Gian Zola, dan Michael Essien. Meski mampu menekan pertahanan PSMS, tapi mereka tumpul saat mendapat peluang.
Serangan paling berbahaya Persib sempat muncul pada menit ke-33. Saat itu, Atep tetap gagal mencetak gol meskipun sudah berhadapan satu lawan satu dengan kiper lawan.
Tempo dan tensi pertandingan yang ditampilkan tidak terlalu tinggi dalam laga ini. Kedua tim bermain cukup tenang sesuai dengan arahan pelatih sampai dengan laga selesai. Tak heran jika laga tanpa gol bertahan hingga peluit panjang berbunyi.
Klik: Pelatih Timnas Inggris Masih Butuh Wayne Rooney
Laga Persib dan PSMS dijuluki El Clasico-nya Indonesia karena mereka adalah musuh bebuyutan sejak era Divisi Utama Perserikatan hingga Liga Super Indonesia. Keduanya bahkan sudah bertemu sebanyak 52 kali sejak 1952.
Pertemuan Persib dan PSMS yang paling berkesan pernah tercipta pada 23 Februari 1985. Saat itu, mereka bertanding di final Divisi Utama Perserikatan sambil disaksikan 150 ribu suporter yang memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Susunan Pemain
PSMS: Abdul Rohim, Hardiantono, Dimas Sumantri, Derry herlangga, Ahmad Budi Hargo, Fredian Wahyu, Legimin Raharjo, Khoirul Hidayat, Suhandi, Dwi Candra, Williando.
Persib: M. Natshir, Tony Sucipto, Achmad Jufriyanto, Wildansyah, Supardi, Kim Jeffey, Hariono, Dedi Kusnandar, Atep, Matsunaga Shohei, Agung Mulyadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(KAU)