medcom.id, Pinrang: Turnamen Liga Santri Nusantara (LSN) 2017 resmi dibuka Menpora Imam Nahrawi di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Kamis 25 Agustus. Ketua Panitia LSN 2017 Abdul Gaffar Rozin mengatakan turnamen ini serius ingin mencetak pesepak bola profesional.
Sepak bola di kalangan santri pondok pesantren (ponpes) di Indonesia dikatakannya sangat populer. Hal itu yang mendorong pria yang karib disapa Gus Rozin itu bertekad mewadahi ponpes, khususnya para santrinya mewujudkan mimpi menjadi pesepak bola profesional.
BACA:Hasil Undian Grup Liga Champions 2017--2018: Juve Bersua Barcelona
"Fokus itu saya kira berawal dari popularitas sepak bola di setiap pondok pesantren. Kalau tidak ditata dengan sistem yang baik kan potensi ini akan sia-sia," ucap pria yang juga menjabat Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Nahdatul Ulama (NU), Kamis (24/8/2017).
"Ada beberapa langkah yang kita telah siapkan. Pertama, kita ingin mempersiapkan pesantren-pesantren menjadi kamp sepak bola. Kedua, kita juga mempersiapkan kursus kepelatihan kerja sama dengan pelatih Inggris, agar para pelatih bisa meramu pesantrennya sendiri dengan baik," sambungnya.
Langkah tersebut disiapkan Gus Rozin karena menurutnya beberapa ponpes telah memiliki kurikulum sepak bola. Ia mengatakan sepak bola telah menjadi kegiatan ekstrakulikuler yang nantinya akan lebih serius dan masuk kurikulum belajar resmi di tiap ponpes.
"Ada beberapa pesantren yang telah memiliki kurikulum sepak bola sampai bisa memunculkan pemain-pemain profesional, baik di klub lokal atau masuk ke tim nasional. Ini bisa mendorong pesantren untuk bisa lebih serius lagi. Kita di RMI sedang mempersiapkan kurikulum sepak bola untuk bisa dipakai disela kegiatan belajar dan mengaji," kata Gus Rozin.
Gelaran LSN 2017 ini pun diakuinya mendapat animo luar biasa dari para peserta. Hal itu terlihat dari melampauinya target peserta LNS 2017 yang diawali di tingkat Provinsi sebelum masuk putaran nasional pada Oktober mendatang.
"Target awal ada 1.024 peserta dari ponpes seluruh Indonesia, tapi tercatat sudah ada 1.048 sampai saat ini. Tahun ini kita perketat lagi regulasinya dari segi umur serta status santrinya, sehingga jelas pesertanya adalah kader pesantren," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(KRS)