Tak hanya sulit menemukan para pemain muda potensial, imbas dari tidak konsistennya program pembinaan usia muda membuat sejumlah klub sepak bola atau Sekolah Sepak Bola (SSB) kesulitan untuk bisa bertahan.
Sudah bukan rahasia lagi jika banyak SSB banyak yang gulung tikar lantaran mereka sulit mendapatkan siswa. Selain karena kesulitan keuangan, tidak adanya kompetisi berjenjang juga menggerus motivasi mereka untuk menggapai cita-cita jadi pemain masa depan Indonesia.
"Di tempat kami, banyak siswa yang sempat kehilangan harapan karena jarang adanya turnamen atau kompetisi. Mereka jenuh juga hanya latihan, tapi tidak bertanding," ujar Sulistyo Hartono salah satu pelatih di Sekolah Sepak Bola STC Soccer yang terletak di Tangerang Selatan.
Baca:Lewat Dream League, STC Soccer Siap Kembali Ramaikan Pembinaan Usia Dini
Diakui Sulistyo, sama seperti kendala yang dihadapi SSB lain, STC Soccer juga sempat merasakan sulitnya mendapatkan anak didik. Lantaran tidak adanya kompetisi kelompok umur yang berkesinambungan, para orang tua pun enggan mengeluarkan kocek untuk membayar iuran.
Beruntung, STC Soccer tak kehabisan akal untuk mempertahankan kelangsungan hidup SSB, sekaligus menjalankan misi mulia mereka menciptakan pemain-pemain berbakat yang bisa jadi andalan Indonesia di masa depan. Salah satu caranya adalah dengan gerakan orang tua asuh.
"Siswa-siswa kami tidak semuanya orang kaya. Ada yang Yatim dan katakanlah mereka tidak bisa membayar iuran setiap bulannya," ujar Sulistyo.
"Tapi, kami tidak lantas mengeluarkan mereka dari STC. Kami membuat program orang tua asuh. Jadi, kami mendatangi orang tua siswa yang lain dan menawarkan apakah mereka bersedia jadi orang tua asuh untuk siswa kami yang kurang mampu. Jadi, setiap bulannya mereka tidak hanya membayar iuran untuk anak mereka, tapi juga untuk anak didik kami yang lain," lanjutnya.
Skuat STC Soccer U-18 (Dok: STC Soccer)
Sejauh ini, Sulistyo mengatakan bahwa program orang tua asuh yang mereka lakukan berjalan dengan cukup baik dan sedikit banyak membantu kelangsungan STC Soccer.
"Dukungan orang tua cukup besar. Beberapa di antara siswa-siswa kami masih ditemani orang tua mereka saat latihan. Mereka juga kerap mendampingi anaknya ketika mengikuti turnamen atau kompetisi," lanjutnya.
Saat ini STC Soccer memiliki 35 siswa yang terbagi dalam 4 kelompok umur (U-10 , U-12 , U-14 dan U-18) dengan dua orang pelatih berlisensi AFC C, satu orang pelatih lisensi D, satu orang pelatih pembantu dan satu orang kitman.
STC Soccer merupakan salah satu tim yang akan ambil bagian dalam kompetisi usia U-16 dan U-19 bertajuk "Dream League 2017" yang digelar atas kerjasama Metrotvnews.com dan Persija Barat FC.
Baca juga:Tujuan dan Harapan STC Soccer di Dream League 2017
Dream League 2017 digelar dengan tujuan menggelorakan kembali pembinaan usia muda, sekaligus membantu menciptakan pemain-pemain andal yang bisa jadi tulang punggung Timnas Indonesia di masa depan.
Dream League akan mengusung format liga yang akan digelar mulai akhir Januari hingga Oktober 2017. Akan ada dua kelompok umur yang dipertandingkan, yakni U-16 dan U-19. Kelompok usia di bawah 16 tahun akan diikuti oleh delapan tim, sedangkan U-19 diikuti oleh 11 tim. Seluruh pertandingan akan dimainkan di Stadion Cendrawasih, Cengkareng, Jakarta Barat.
Video:Trofeo Dream League, Tak Sekedar Turnamen Pemanasan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ACF)
