Piala Dunia 1950 bermakna besar karena merupakan perhelatan Piala Dunia pertama setelah pecahnya Perang Dunia II. Lantaran tragedi mencekam tersebut, Piala Dunia yang sebelumnya dijadwalkan berlangsung pada 1942 dan 1946 terpaksa dibatalkan.
Klik: Inter Belum Menyerah Boyong Nainggolan
Partisipan Piala Dunia 1950 tidak terlalu banyak, yakni hanya 13 negara. Jepang dan Jerman yang mengalami kerusakan paling parah akibat Perang Dunia II dipastikan absen karena sedang sibuk membenahi negaranya. Atas kendala ini, FIFA terpaksa mengubah format turnamen dengan menggunakan sistem round robin hingga fase final.
Brasil sangat diunggulkan untuk menjadi juara sebelum melakoni laga final kontra Uruguay. Selain unggul satu poin atas Uruguay pada papan klasemen sementara, mereka juga berhasil menaklukkan Swedia (7-1) dan Spanyol (6-1) pada dua laga sebelumnya.
Di sisi lain, Uruguay justru harus susah payah ketika membuntuti Brasil di urutan kedua. Mereka sempat ditahan imbang 2-2 oleh Spanyol dan baru memastikan kemenangan 3-2 pada menit ke-84 saat menghadapi Swedia. Jadi, Brasil hanya butuh hasil imbang saja apabila ingin keluar menjadi juara.
Klik: Inter Ditaklukkan Tim Divisi Kedua Bundesliga
Melihat timnya tinggal sejengkal lagi jadi juara, publik Brasil sudah menyiapkan berbagai perayaan. Beberapa di antaranya menggelar karnaval akbar serta menyiapkan medali kemenangan untuk masing-masing penggawa. Bahkan, Presiden FIFA saat itu, Jules Rimet, juga ikut menyiapkan teks pidato berbahasa Portugal untuk memberikan selamat kepada Brasil.
Nahas bagi publik Brasil, Uruguay ternyata tidak gentar sama sekali dengan sikap optimisme tersebut. Anak-anak asuh Juan Lopez malah mampu memenangkan pertandingan dengan skor 2-1 sambil menampilkan skema bertahan dan serangan sayap yang mengagumkan.
Striker Brasil Friaca memang mampu membawa Brasil unggul lebih dulu pada menit ke-47. Namun, Uruguay berhasil menyamakannya dengan skema serangan balik yang diselesaikan dengan apik oleh Juan Alberto Schiaffino pada menit ke-66. Sorak sorai seisi stadion Maracana akhirnya tidak terdengar lagi setelah winger Uruguay Alcides Ghiggia mencetak gol penutup pada menit ke-79.
Kesedihan publik Brasil di stadion Maracana tersebut lantas dikenang dengan istilah Maracanazo. (tdifh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(KAU)