Terdapat dua kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Australia, yakni A-League dan W-League. A-League adalah kompetisi tertinggi untuk sepak bola pria, sedangkan W-League adalah sebutan untuk liga tertinggi sepak bola wanita.
Baik A-League dan W-League sama-sama mendapat antusiasme tinggi dari para suporternya. Oleh karena itu, para pelatih atau ofisial tim sering terpancing melakukan tindakan yang tidak sepantasnya saat kecewa dengan keputusan wasit pertandingan.
Klik: Timnas U-19 Sempat Kesulitan Hadapi Pertahanan Brunei
Beberapa tindakan yang tidak sepantasnya dilakukan pelatih dan ofisial tim adalah menendang botol, meninggalkan area bangku cadangan, serta memprotes wasit atau menunjukkan gestur kasar. Jika itu dilakukan, nantinya pelatih dan ofisial bisa langsung diusir dari lapangan.
"Wasit tetap melakukan pembicaraan terlebih dahulu dengan pelatih untuk mengingatkan bahwa tindakan yang ia lakukan di pinggir lapangan itu salah. Jika itu masih tetap dilakukan, pelatih itu bisa saja langsung di usir dari lapangan," ujar pimpinan A-League dan W-League, Greg O'Rourke.
Klik: Indonesia Pesta Gol ke Gawang Brunei
Dijelaskan lebih lanjut oleh O'Rourke, peraturan tersebut sengaja digunakan agar bisa memberikan contoh kepada para suporter bahwa wasit dan ofisial pertandingan juga harus dihargai. Jika sikap saling toleransi itu bisa dilakukan dengan baik, maka suatu pertandingan pun dikatakannya bakal bergulir makin menarik.
"Tujuan dibuatnya sanksi ini untuk menunjukkan kepada fan dan penonton bahwa adalah wajib hukumnya untuk menghormati wasit dan perangkat pertandingan lainnya. Selain itu, kami juga ingin memberikan pesan kepada level grassroot tentang cara bersikap yang benar terhadap ofisial laga dan ofisial tim lawan," tutup O'Rourke. (foxsports)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(KAU)