medcom.id, Miami: Sedikitnya 17 wartawan di Brasil yang tengah meliput pesta akbar sepak bola Piala Dunia telah diserang sejak ajang tersebut dimulai. Mereka menjadi sasaran empuk pelaku kekerasan.
Demikian pernyataan organisasi pers Inter American Press Association (IAPA), Jumat (20/6/2014). Mereka mendesak pihak berwenang agar menyelidiki insiden ini.
Organisasi yang bermarkas di Miami itu menyatakan para pejabat harus tetap waspada atas aksi-aksi tindak kekerasan yang menghalangi usaha untuk mengumpulkan informasi dan memberitakan aksi-aksi demonstrasi oleh orang-orang yang menentang digelarnya Piala Dunia di Brasil karena memakan biaya yang sangat besar sementara jutaan orang di negara itu masih harus berjuang melawan kemiskinan.
"Kami mengutuk dan prihatin atas kenyataan itu bahwa sementara tengah melakukan tugas mereka, puluhan wartawan dipukuli dan dilarang melakukan tugas mereka, dalam hal ini kebanyakan oleh personil pasukan keamanan," ujar Claudio Paolillo, ketua komite IAPA mengenai kebebasan pers.
Asosiasi Jurnalisme Investigatif Brasil menyatakan bahwa sejak aksi-aksi protes dimulai pada Mei 2013, lebih dari 190 kasus tindak kekerasan terhadap wartawan telah dilaporkan, dengan 15 dari sebanyak 17 yang terjadi baru-baru ini melibatkan polisi militer yang menggunakan kekerasan yang berlebihan terharap reporter.
"Kami menyesalkan aksi-aksi agresif ini masih saja berlanjut kendati sejumlah tindak pencegahan telah diberlakukan oleh organisasi pers serta pernyataan resmi mengesahkan prinsip non-kekerasan terhadap pers," ujar Paolillo.
Dalam sepekan ini setelah Piala Dunia dimulai, sejumlah wartawan diserang di Belo Horizonte, Fortaleza, Porto Alegre, Rio de Janeiro dan Sao Paulo. Mereka adalah wartawan dari CNN, Reuters, The Associated Press dan sejumlah kelompok media massa lain. Beberapa di antara mereka ada pula wartawan lepas. (Ant)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(NAV)