Tangkapan layar pemberitaan palsu di media sosial. Foto: Facebook
Tangkapan layar pemberitaan palsu di media sosial. Foto: Facebook

[Fakta atau Hoaks]

[Cek Fakta] Kakek di Serang Makan Kapuk Bantal karena Kelaparan di Tengah Pandemi? Cek Faktanya

Medcom Files Cek Fakta
Wanda Indana • 15 Juni 2020 17:39
Beredar informasi yang menyebutkan seorang kakek di Ciruas, Serang, Banten, memakan kapuk bantal untuk mengganjal perut akibat kelaparan di tengah pandemi covid-19. Pada narasi yang beredar, Kaket itu juga disebut tinggal sebatang kara.
 
Akun FacebookLebak Banten Selatanturut membagikan informasi tersebut pada Jumat, 12 Juni 2020. Berikut secara lengkap narasi yang beredar:
 
"Kelaparan, Kakek di Ciruas Serang Ganjal Perut dengan Kapuk Bantal
Seorang kakek bernama Mbah Sarani hanya hidup sebatang kara. Warga Kampung Pariuk, Desa SIngamerta, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang tersebut tak memiliki sanak saudara setelah sang istri meninggal.Hidup hanya dari uluran tangan tetangga, Sarani yang sudah tak mampu berdiri dengan kondisi penglihatan dan pendengaran yang sudah merosot semakin membuat kondisinya mengenaskan.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


 
Sejak memasuki masa pandemi, para tetangga yang biasanya memberikan makanan juga mulai jarang datang.Dalam kondisi lapar dan seringkali terbaring di kasur tua, kakek Sarani menggaljal perut dengan kapuk dari bantal dan kasurnya yang usang untuk menghilangkan rasa lapar.Hanya nenek Khadijah, tetangga yang masih kerap mengunjungi Sarani untuk berbagi makanan seadanya karena kondisi ekonomi yang nyaris serupa.Kondisi kakek Sarani itu kemudian viral di dunia maya setelah diunggah oleh akun Sopia Imaliawati.Mbah suka kelaparan, hanya ada air di samping kasurnya. Saking laparnya, mbah sampai-sampai makan kapuk dari bantal dan kasurnya sebagai pengganjal perut, tulis Imaliawati, Kamis (11/6/2020). Selain foto kakek Sarani, videonya diunggah ke media sosial dan sudah dibagikan ratusan kali oleh warganet. Minta alamat lengkapnya,ujar beberapa warganet yang tergerak untuk berbagi makanan untuk kakek Sarani.Hingga berita ini diturunkan, wartawan masih berupaya untuk mengkonfirmasi Camat Ciruas Eri Suhaeri. Ponsel yang bersangkutan tidak dalam kondisi aktif. Nomor lain menyatakan panggilan dialihkan."

 

[Cek Fakta] Kakek di Serang Makan Kapuk Bantal karena Kelaparan di Tengah Pandemi? Cek Faktanya
 

Penelusuran:
Dari hasil penelusuran, klaim bahwa seorang kakek di Ciruas, Serang, Banten, memakan kapuk bantal untuk mengganjal perut akibat kelaparan adalah salah.
 
Dilansir Kementerian Sosial melalui siaran pers berjudul"Respon Cepat, Kemensos Hadir Serahkan Paket Sembako Bantuan Presiden", menyebutkan bahwa aparat desa setempat beserta keluarga menyampaikan kepada Salahuddin Yahya, selaku Kepala Bagian Publikasi dan Pemberitaan Kemensos, bahwa Kakek Jahrani tidak kelaparan dan tidak makan kapuk sebagaimana yang viral diberitakan.
 
"Makanan ada pak. Tidak benar makan kapuk. Ceritanya, ada keponakan yang biasa menunggu Kakek Jahrani. Tetapi karena ada keluarga yang meninggal, ia pergi. Setelah ditinggal, Kakek Jahrani merangkak keluar rumah sambil mulutnya ada kapuk,” kata Ny. Bakrah (40), keponakan Kakek Jahrani.
 
Sementara itu, Kementerian Sosial telah bergerak cepat memastikan kondisi Kakek Jahrani. Melalui pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), Kakek Jahrani sudah mendapat perhatian dari pemerintah. Atas arahan Menteri Sosial Juliari P. Batubara, Kepala Bagian Publikasi dan Pemberitaan Salahuddin Yahya langsung datang hadir dan menyapa kakek Jahrani dan keluarganya serta memberikan bantuan sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
 

[Cek Fakta] Kakek di Serang Makan Kapuk Bantal karena Kelaparan di Tengah Pandemi? Cek Faktanya
 

Kesimpulan:
Dari hasil penelusuran, klaim bahwa seorang kakek di Ciruas, Serang, Banten, memakan kapuk bantal untuk mengganjal perut akibat kelaparan adalah salah.
 
Informasi ini masuk dalam kategori hoaks jenisfalse context(konteks keliru).False contextadalah sebuah konten yang disajikan dengan narasi dan konteks yang salah. Biasanya,false contextmemuat pernyataan, foto, atau video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang ditulis tidak sesuai dengan fakta yang ada.
 

*Kami sangat senang dan berterima kasih jika Anda menemukan informasi terindikasi hoaks atau memiliki sanggahan terhadap hasil pemeriksaan fakta, kemudian melaporkannya melalui surelcekfakta@medcom.id

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(WAN)
LEAVE A COMMENT
LOADING
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan