Akun Twitter Ezra Levant (@ezralevant) membagikan unggahan tersebut pada 24 Desember 2021. Akun itu mengunggah tangkapan layar dari studi kesehatan yang dilakukan di Denmark.
"Astaga. Studi ini menunjukkan bahwa setelah tiga bulan efektivitas vaksin Pfizer & Moderna terhadap Omicron sebenarnya negatif. Pelanggan Pfizer 76,5% lebih mungkin dan pelanggan Moderna 39,3% lebih mungkin terinfeksi daripada orang yang tidak divaksinasi. "
Benarkah penerima vaksin Covid-19 lebih rentan terinfeksi varian Omicron daripada orang yang tidak divaksin? Simak cek faktanya.
![[Cek Fakta] Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 Lebih Mudah Terinfeksi Omicron? Ini Faktanya](https://cdn.medcom.id/images/library/images/Screen%20Shot%202022-01-12%20at%2012_29_50(1).png)
Penelusuran:
Dari hasil penelusuran, klaim bahwa penerima vaksin Covid-19 lebih rentan terinfeksi varian Omicron daripada orang yang tidak divaksin adalah salah. Faktanya, Studi yang dirujuk disalahpahami.
Dilansir AFP, studi yang dirujuk dalam tweet tersebut dikirimkan oleh para peneliti Denmark pada 22 Desember 2021 ke medRxiv , sebuah platform online untuk pracetak, atau laporan awal studi. MedRxiv memperingatkan bahwa studi di situsnya tidak ditinjau oleh rekan sejawat dan "tidak boleh diandalkan untuk memandu praktik klinis atau perilaku yang berhubungan dengan kesehatan."
Studi tersebut dibuat bertujuan menentukan efektivitas suntikan Pfizer dan Moderna terhadap varian Omicron hingga lima bulan setelah vaksinasi penuh. Para penulis dalam studi itu menambahkan bahwa efektivitas "ditetapkan kembali setelah vaksinasi ulang" dan mengatakan "temuan mereka menyoroti perlunya peluncuran besar-besaran vaksinasi dan vaksinasi booster."
Dan Milner, kepala petugas medis di American Society for Clinical Pathology, memberikan penjelasan serupa untuk perbedaan tingkat infeksi dalam penelitian di Denmark. Perkiraan ini kemungkinan besar dikacaukan oleh perilaku dan pembatasan pada kelompok.
"Intinya adalah bahwa, setelah tiga bulan, Anda membutuhkan booster," Milner menyimpulkan, menambahkan bahwa penelitian ini juga menunjukkan seberapa besar perlindungan yang diberikan vaksin untuk tiga bulan pertama.
![[Cek Fakta] Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 Lebih Mudah Terinfeksi Omicron? Ini Faktanya](https://cdn.medcom.id/images/library/images/Screen%20Shot%202022-01-12%20at%2012_34_22.png)
Baca:[Cek Fakta] Video Polres Singkawang Menggunakan Bahasa Mandarin bukan Indonesia? Ini Faktanya
Kesimpulan:
Klaim bahwa penerima vaksin Covid-19 lebih rentan terinfeksi varian Omicron daripada orang yang tidak divaksin adalah salah. Faktanya, Studi yang dirujuk disalahpahami.
Informasi ini masuk kategori hoaks jenis misleading content (konten menyesatkan). Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.
Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.
![[Cek Fakta] Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 Lebih Mudah Terinfeksi Omicron? Ini Faktanya](https://cdn.medcom.id/images/library/images/Cek%20Fakta%20-%20Misleading%20Content(24).jpeg)
Referensi:
https://factcheck.afp.com/http%253A%252F%252Fdoc.afp.com%252F9VK7LW
*Kami sangat senang dan berterima kasih jika Anda menemukan informasi terindikasi hoaks atau memiliki sanggahan terhadap hasil pemeriksaan fakta, kemudian melaporkannya melalui surel cekfakta@medcom.id atau WA/SMS ke nomor 082113322016
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News