Tangkapan layar unggahan hoaks di media sosial
Tangkapan layar unggahan hoaks di media sosial

[Fakta atau Hoaks]

[Cek Fakta] Benarkah Pneumonia pada Covid-19 Hanya Reaksi Alergi? Ini Faktanya

Medcom Files alergi hoax pneumonia Cek Fakta covid-19 kabar hoaks
Wanda Indana • 03 Februari 2022 12:57
Beredar klaim di media sosial yang menyebut Pneumonia yang disebabkan oleh Covid-19 adalah reaksi alergi yang harus diobati dengan antihistamin. Disebutkan, hal itu berasal dari hasil pantauan seorang dokter di India yang sudah merawat ribuan pasien covid-19.
 
Akun FacebookMichelle Daymembagikan klaim tersebut pada Jumat, 14 Januari 2022. Akun itu mengunggah narasi panjang, berikut penggalan narasinya:
 
"CoVID pneumonia sebenarnya adalah degranulasi sel mast dari paru-paru!! Sederhananya, ini adalah reaksi alergi yang terjadi setelah fase virus berakhir, kemungkinan besar sesuatu pada partikel virus yang tersisa setelah tubuh berurusan dengan virus. Alasan Anda tidak bisa mengatakan bahwa itu adalah reaksi alergi adalah karena reaksi itu terjadi di paru-paru, sehingga Anda hanya mengalami gejala sesak dada dan kelelahan!"

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


 
Benarkah? Berikut cek faktanya.
[Cek Fakta] Benarkah Pneumonia pada Covid-19 Hanya Reaksi Alergi? Ini Faktanya
 

Penelusuran:
Dari hasil penelusuran, klaim bahwa Pneumonia yang disebabkan oleh Covid-19 adalah reaksi alergi yang harus diobati dengan antihistamin adalah salah. Faktanya, sejumlah ahli membantah klaim ini.
 
Seorang dokter penyakit menular diUniversity of California, San Francisco, Peter Chin-Hong mengatakan klaim itu sepenuhnya salah. Tidak ada dasar ilmiahnya.

"Ini bukan reaksi alergi," katanya seperti dilansirAFP, dan belum ada uji klinis acak besar yang menunjukkan antihistamin bermanfaat melawan Covid-19.


Chin-Hong melarang orang menggunakan antihistamin untuk mengobati Covid-19 di rumah, mungkin menunda kunjungan ke rumah sakit. Berbahaya ketika orang berpikir mereka bisa mengobatinya, karena waktu adalah uang untuk penyakit (Covid-19).
 
"Semakin cepat pasien datang untuk mendapatkan perawatan medis, semakin baik dokter dapat merawat Anda untuk penyakit parah," jelasnya.
 
Hal serupa diungkapkan Panagis Galiatsatos, seorang dokter pengobatan paru dan perawatan kritis diJohns Hopkins Bayview Medical Center, yang mengatakan bahwa reaksi alergi dan respons infeksi mewakili garis pertahanan yang berbeda bagi tubuh.
 
Pembuatan profil menyeluruh pada Covid-19 secara konsisten menunjukkan bahwa tubuh menghasilkan respons imunologis menular - bukan reaksi alergi - ketika menghadapi penyakit itu, katanya, menyebut klaim media sosial "tidak masuk akal."
 
Masih dikutipb dari sumber yang sama, Joshua Solomon, seorang spesialis penyakit paru-paru diNational Jewish Health di Denver, Colorado, menyebut unggahan media sosial itu "benar-benar salah," menambahkan bahwa "histamin dan sel mast benar-benar tidak ada hubungannya dengan itu."
 
"Pemikiran antihistamin yang menyelamatkan orang (dari Covid-19) tidak didasarkan pada kenyataan," katanya.
 

Kesimpulan:
Klaim bahwa Pneumonia yang disebabkan oleh Covid-19 adalah reaksi alergi yang harus diobati dengan antihistamin adalah salah. Faktanya, sejumlah ahli membantah klaim ini.
 
Informasi ini masuk kategori hoaks jenis fabricated content (konten palsu). Fabricated content terbilang menjadi jenis konten palsu yang paling berbahaya. Konten ini dibentuk dengan kandungan 100% tidak bisa dipertanggung-jawabkan secara fakta. Biasanya, fabricated content berupa informasi lowongan kerja palsu dan lain-lain.
 

[Cek Fakta] Benarkah Pneumonia pada Covid-19 Hanya Reaksi Alergi? Ini Faktanya
 

Referensi:
-https://factcheck.afp.com/doc.afp.com.9WK2NK
 

*Kami sangat senang dan berterima kasih jika Anda menemukan informasi terindikasi hoaks atau memiliki sanggahan terhadap hasil pemeriksaan fakta, kemudian melaporkannya melalui surelcekfakta@medcom.idatau WA/SMS ke nomor082113322016
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(WAN)
LEAVE A COMMENT
LOADING
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan