ChatGPT dibangun di atas teknologi Large Language Model (LLM), yang dilatih menggunakan miliaran potongan teks dari berbagai sumber seperti buku, artikel, situs web, hingga percakapan forum. Model ini tidak hanya menghafal kata-kata, melainkan belajar dari pola dan struktur bahasa alami yang digunakan manusia sehari-hari.
Salah satu daya tarik ChatGPT adalah kemampuannya merespons dengan sangat relevan dan terasa personal. Tapi, seberapa jauh sebenarnya chatbot ini bisa “mengingat” apa yang kita katakan?
Memori Chat GPT
Jawabannya bergantung pada sistem memori yang ditanamkan dalam modelnya. OpenAI merancang ChatGPT dengan dua jenis memori yakni memori jangka pendek dan memori jangka panjang.Memori jangka pendek adalah jenis ingatan yang hanya bertahan selama satu sesi percakapan. Ini memungkinkan ChatGPT merespons dengan mempertimbangkan apa yang sudah dibicarakan sebelumnya, termasuk pertanyaan awal, klarifikasi, hingga nada bicara pengguna.
Fitur yang kerap membuat pengalaman percakapan terasa alami dan nyambung, seolah-olah kita sedang berbicara dengan seseorang yang benar-benar memperhatikan kita.
Namun, begitu sesi ditutup atau percakapan terlalu panjang hingga melampaui batas token yang ditentukan, ChatGPT bisa mulai “melupakan” bagian awal obrolan.
Ini karena sistem hanya mampu mengingat sejumlah kata (atau token) dalam satu waktu. Jika batas itu terlampaui, konteks lama terpotong, dan kualitas respons bisa menurun.
Di sisi lain, ChatGPT versi terbaru kini dilengkapi fitur memori jangka panjang yang jauh lebih canggih.
Melalui fitur ini, ChatGPT dapat menyimpan informasi penting tentang pengguna lintas sesi, seperti nama, preferensi gaya penulisan, topik yang sering dibahas, hingga proyek atau tujuan pribadi. Jadi, saat pengguna kembali dalam sesi baru, model tetap bisa memberikan respons yang konsisten dan lebih personal.
Fitur memori jangka panjang ini aktif secara bertahap untuk pengguna tertentu, khususnya pengguna ChatGPT Plus atau Pro. Pengguna juga diberi kendali penuh: mereka bisa melihat memori yang disimpan, mengeditnya, atau bahkan menghapus seluruh ingatan jika menginginkan privasi total. Transparansi ini penting untuk menjaga kepercayaan dan kenyamanan pengguna.
Tak Seperti Manusia
Perlu dicatat, meski ChatGPT tampak “mengingat”, ia sebenarnya tidak punya kesadaran atau ingatan layaknya manusia. Semua “ingatan” yang dimiliki hanyalah data terstruktur yang digunakan untuk mempersonalisasi pengalaman pengguna, bukan bentuk memori emosional atau subjektif.Pada akhirnya, memori adalah salah satu fitur yang membuat ChatGPT semakin canggih dan berguna dalam banyak konteks. Baik itu untuk menulis, belajar, atau berdiskusi, kemampuan mengingat inilah yang membantu chatbot ini memberikan respons yang tepat sasaran, tanpa harus kita ulang dari awal setiap kali.
Berikut adalah penjelasan cara membersihkan atau menghapus memori percakapan dengan ChatGPT, terutama jika kamu menggunakan versi Plus atau Pro yang memiliki fitur memori aktif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News