Jakarta: Ponsel memancarkan radiasi elektromagnetik frekuensi radio (RF-EMF) yang, meskipun non-ionisasi (tidak cukup kuat untuk merusak DNA secara langsung seperti sinar-X), tetap dapat menimbulkan efek biologis pada jaringan tubuh jika terpapar terus-menerus.
Salah satu dampak yang paling umum adalah peningkatan suhu lokal pada bagian tubuh yang dekat dengan ponsel, seperti kepala dan telinga, yang bisa menyebabkan rasa panas dan tidak nyaman.
Meskipun belum ada bukti pasti yang menghubungkan radiasi HP secara langsung dengan kanker, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan radiasi HP sebagai "kemungkinan bersifat karsinogenik bagi manusia" (kelompok 2B), menunjukkan perlunya kewaspadaan.
Penggunaan HP dalam jangka panjang juga dikaitkan dengan beberapa masalah kesehatan lain yang patut diwaspadai. Paparan radiasi, terutama di malam hari atau sebelum tidur, dapat mengganggu produksi hormon melatonin, yang penting untuk mengatur siklus tidur.
Indikator yang kerap digunakan adalah Specific Absorption Rate (SAR) sebagai ukuran standar yang digunakan untuk mengukur tingkat penyerapan energi frekuensi radio (RF) dari ponsel oleh tubuh manusia. Nilai SAR dinyatakan dalam satuan watt per kilogram (W/kg).
Pengujian SAR dilakukan dalam kondisi laboratorium yang terstandarisasi, di mana ponsel dioperasikan pada tingkat daya tertinggi dan diletakkan dalam berbagai posisi yang mensimulasikan penggunaan normal, seperti dekat kepala atau tubuh.
Nilai SAR yang tercantum pada spesifikasi ponsel menunjukkan penyerapan maksimum radiasi yang mungkin terjadi, bukan tingkat radiasi rata-rata yang kamu terima dalam penggunaan sehari-hari. Pentingnya nilai SAR bagi tubuh terletak pada upaya untuk memastikan perangkat telekomunikasi berada dalam batas aman paparan radiasi.
Badan regulasi di berbagai negara, termasuk di Indonesia, menetapkan batas maksimum SAR yang diizinkan untuk ponsel yang dijual di pasaran. Di Amerika Serikat, misalnya, batas SAR yang ditetapkan oleh FCC (Federal Communications Commission) adalah 1,6 W/kg yang dirata-ratakan selama 1 gram jaringan tubuh.
Sementara itu, di Uni Eropa dan Indonesia, batas yang umum digunakan mengacu pada pedoman International Commission on Non-Ionizing Radiation Protection (ICNIRP), yaitu 2,0 W/kg yang dirata-ratakan selama 10 gram jaringan tubuh untuk kepala dan badan, dan 4,0 W/kg untuk anggota gerak (tangan, kaki). Ponsel yang dijual harus memenuhi standar ini untuk dianggap aman bagi konsumen.
Berikut adalah daftar 13 handphone dengan tingkat radiasi tertinggi berdasarkan laporan dari Gizchina yang dirilis pada Mei 2025, diukur berdasarkan SAR untuk kepala dan tubuh. Perlu dicatat bahwa ponsel ini tidak disebutkan beredar secara resmi di Indonesia, dan nilai SAR diukur dalam watt per kilogram (W/kg).
1. Motorola Edge 30 Pro
- SAR Kepala: 2,25 W/kg
- SAR Tubuh: 3,37 W/kg
2. OnePlus 11 Pro
- SAR Kepala: 1,97 W/kg
- SAR Tubuh: 2,95 W/kg
3. iQOO 11 Pro
- SAR Kepala: 1,95 W/kg
- SAR Tubuh: 2,91 W/kg
4. ZTE Nubia Red Magic 8 Pro+
- SAR Kepala: 1,94 W/kg
- SAR Tubuh: 2,89 W/kg
5. Vivo X90 Pro+
- SAR Kepala: 1,92 W/kg
- SAR Tubuh: 2,87 W/kg
6. Meizu 20 Pro
- SAR Kepala: 1,91 W/kg
- SAR Tubuh: 2,85 W/kg
7. Motorola Edge 30
- SAR Kepala: 1,84 W/kg
- SAR Tubuh: 2,75 W/kg
8. OnePlus 11
- SAR Kepala: 1,83 W/kg
- SAR Tubuh: 2,75 W/kg
9. iQOO 9 Pro
- SAR Kepala: 1,82 W/kg
- SAR Tubuh: 2,71 W/kg
10. ZTE Nubia Red Magic 8 Pro
- SAR Kepala: 1,92 W/kg
- SAR Tubuh: 2,70 W/kg
11. Xiaomi Mi A1
- SAR Kepala: 1,75 W/kg
- SAR Tubuh: Tidak disebutkan (berdasarkan laporan lain, masih di atas batas FCC)
12. OnePlus 5T
- SAR Kepala: 1,68 W/kg
- SAR Tubuh: Tidak disebutkan
13. Xiaomi Mi Max 3
- SAR Kepala: 1,58 W/kg
- SAR Tubuh: Tidak disebutkan
Nilai SAR di atas mencerminkan skenario terburuk, dan paparan aktual dalam penggunaan sehari-hari biasanya lebih rendah karena faktor seperti kekuatan sinyal dan jarak ponsel dari tubuh.
Meskipun ponsel yang memenuhi standar SAR dianggap aman untuk digunakan, beberapa pihak dan penelitian masih merekomendasikan praktik untuk mengurangi paparan radiasi sebagai langkah pencegahan.
Oleh karena itu, memahami nilai SAR dan menerapkan kebiasaan penggunaan ponsel yang bijak (misalnya, menggunakan handsfree, menjaga jarak ponsel dari tubuh, atau membatasi waktu bicara) dapat membantu meminimalkan potensi risiko, terutama bagi kelompok yang lebih rentan seperti anak-anak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di