Jakarta: Sering menonton ulang Instagram Stories sendiri sebenarnya adalah perilaku yang cukup umum, dan ada beberapa alasan psikologis di baliknya.
Baca juga: Cara Mengembalikan Akses Instagram yang Hilang |
Meskipun tampak sepele, kebiasaan ini bisa mencerminkan bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri, mencari validasi, atau sedang memproses emosi tertentu.
Hal ini bisa dilakukan jika kamu sering menggunakan aplikasi instagram. Kamu memiliki banyak alasan untuk melakukan ini seperti memantau dan mengevaluasi bagaimana dirinya tampil di depan orang lain.
Dengan menonton ulang story sendiri, seseorang bisa merasa lebih yakin dirinya sudah tampil menarik, percaya diri, atau sesuai dengan citra yang ingin ditampilkan ke publik. Ini merupakan bagian dari kebutuhan untuk merasa "cukup baik" secara sosial.
Selain itu ada faktor dopamin dan rasa puas diri. Saat seseorang melihat dirinya di layar dan merasa puas dengan penampilannya atau narasi yang ia buat, otak melepaskan dopamin—zat kimia yang membuat kita merasa senang. Ini bisa membuat seseorang terdorong untuk menonton ulang stories mereka sebagai bentuk self-reward kecil.
Self Reward Kecil
Hal ini juga bisa jadi bentuk self-validation, yaitu mencari penguatan dari diri sendiri. Kadang, kita tidak langsung mendapat respons atau pujian dari orang lain (seperti like atau view).
Jadi kita menenangkan diri dengan meyakinkan diri bahwa story tersebut memang bagus. Kita menjadi "penonton pertama dan utama" dari versi ideal diri yang ingin kita tampilkan.
Dalam beberapa kasus, ini bisa berkaitan dengan kecemasan sosial ringan. Seseorang mungkin khawatir apakah story-nya terlihat aneh, terlalu narsistik, atau kurang menarik.
Dengan terus menontonnya ulang, dia berusaha meyakinkan diri semuanya baik-baik saja. Ini bisa menjadi cara bawah sadar untuk mengurangi rasa cemas terhadap penilaian sosial.
Kebiasaan ini bisa juga terjadi karena kebutuhan untuk mengulang momen emosional yang terkait dengan story tersebut.
Situasi seperti story itu akan menerik jika diambil saat momen bahagia, liburan, atau ketika seseorang merasa dirinya sedang berada dalam versi terbaiknya. Perilaku kamu yang menonton ulang bisa jadi cara untuk mempertahankan perasaan positif dari momen itu.
Dari sisi psikologi media, perilaku ini juga bisa dijelaskan sebagai bagian dari narcissistic loop ringan, di mana seseorang terjebak dalam siklus memperhatikan citra diri karena adanya platform digital yang memungkinkan dan mendorong kebiasaan tersebut.
Ini tidak selalu berarti narsistik dalam arti negatif, tapi lebih kepada dorongan untuk memahami dan membentuk citra diri melalui medium visual.
Hal ini bisa jadi ini hanya kebiasaan tanpa sadar yang muncul karena sifat repetitif dari aplikasi media sosial itu sendiri. Apalagi instagram mendorong kita untuk terus berinteraksi dengan konten secara simultan.
Jadi, kadang kita membuka dan menonton ulang stories hanya karena jari kita otomatis melakukannya, bukan karena alasan psikologis dalam, tapi karena kebiasaan digital yang terbentuk sehari-hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id