Ashadi Ang, Ketua Bidang Humas PB Esports Indonesia dan CEO UniPin.
Ashadi Ang, Ketua Bidang Humas PB Esports Indonesia dan CEO UniPin.

Ashadi Ang, Ketua Humas PB Esports Indonesia

Misi Panjang PB Esports Indonesia, dari Pro Player Sampai Ekosistem

Cahyandaru Kuncorojati • 31 Januari 2022 21:16
Jakarta: Esports terbukti merupakan konten hiburan sekaligus sektor industri dan tidak ketinggalan cabang olahraga baru. Dua tahun dunia dilanda pandemi COVID-19 menurut Ketua Bidang Humas Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI), Ashadi Ang justru esports terus bertumbuh di Tanah Air.
 
Ashady bercerita bahwa organisasi yang menaunginya memang masih memiliki usia yang sangat muda namun sudah ada mimpi besar sekaligus pekerjaan rumah yang harus langsung diselesaikan.
 
“Ide lahirnya PBESI tercetus ketika simposium KONI pusat. di sini diundang organisasi atau asosiasi hingga publisher game dan pelaku industri terkait game dan esports untuk membahas soal wadah besar esport di Indonesia,” tutur Ashadi yang juga CEO UniPin.

“Di sini dikumpulkan dan disimpulkan bahwa kita butuh wadah atau rumah untuk mengayomi, membimbing, dna membina esports di Tanah Air,” imbuhnya. 18 Januari 2020 akhirnya dilantik kepengurusan PB Esports Indonesia.
 
Melihat bahwa esports di Indonesia memiliki potensi yang besar dan pertumbuhan cepat, Ashadi menyebut hal ini menjadi pertimbangan untuk segera melantik kepengurusan di 34 provinsi.
 
“Kita di sini juga sudah ketar-ketir, di saat itu Covid-19 justru merebak. Kita yang menggelar pelantikan secara virtual sampai harus memastikan ini sudah sah belum di mata KONI dan ternyata sah. Semua selesai dan lancar,” ungkap Ashadi.
 
Menurutnya PBESI sejak awal tidak pernah bekerja setengah, semua anggota dan pihak yang terlibat menyadari bahwa esports tidak lagi dipandang sebagai olahraga rekreasi seperti sebelumnya. 
 
Kini semakin banyak multi-event nasional maupun internasional yang ingin menjadikan esports sebagai cabor prestasi sejajar dengan olahraga lainnya. Hal ini diperkuat dengan dibawanya nama negara, maka keberhasilan pada cabor esports adalah kebanggaan negara.
 
“Esports di dua tahun ini sendiri luar biasa pertumbuhannya, misalnya di turnamen MPL kita lihat peak viewernya tinggi sekali bahkan saat tim kita (Indonesia) berlaga di turnamen internasional itu meningkat lagi,” tutur Ashadi mengenai pandangannya pribadi.
 
“Kita lihat juga dari sisi brand mereka semakin banyak mau berinvestasi ke esports karena mereka bisa menjangkau segmen anak muda. Turnamen online juga terus digemari di kondisi saat ini dan yang menarik adalah di sini tidak Jawa-sentris,” jelas Ashadi.
 
Meskipun esports di Indonesia terasa seperti angin segar tapi PBESI juga merasa hal ini sebagai pekerjaan rumah yang harus segera dituntaskan. Ashadi menyebutkan bahwa tahun ini PBESI memiliki agenda yang padat.
 
Di tahun ini akan ada SEA Games dan Asian Games yang keduanya bakal mempertandingkan cabor esports ke dalam beberapa nomor atau game hingga Indonesia yang bakal menjadi tuan rumah event esport internasional.
 
Ashadi sendiri mengaku dirinya maupun jajaran PBESI optimistis kedepannya berkaca dari pengalaman dan kesuksesan menggelar event esports skala nasional di PON XX Papua yang memiliki tantangan besar di segi infrastruktur.
 
Tidak cuma bicara soal turnamen esports yang banyak hingga juara di tingkat internasional, Ashadi membeberkan bahwa PBESI ingin bisa menciptakan regulasi yang jelas untuk mendukung pertumbuhan esports serta industri game.
 
“Kita sebagai regulator mau membuat kebijakan yang jelas sehingga membuat ekosistem esports sehat dan bertumbuh. Jangan lagi ada turnamen esports yang prizepool (hadiah) tidak dibayarkan ke player, caster, atau event organizer,” ungkap Ashadi.
 
“Kita mau bikin kualifikasi yang jelas untuk sebuah turnamen esports jadi player atau talent yang bergabung di dalamnya bisa menghindari hal yang seperti itu. Kita juga mau membuat kebijakan bagi investor yang mau masuk ke ekosistem esports karena sebenarnya banyak sekali dari mereka yang berminat tapi bingung caranya,” jelas Ashadi.
 
PBESI juga disebut sudah menyiapkan Akademi Esports yang tidak hanya berfokus ke edukasi untuk menciptakan talenta baru di esports sebagai pro player tapi menyeluruh ke ekosistem esports.
 
Ashadi menyebutkan mulai dari coach, caster, event organizer hingga pihak di balik layar baik yang mengurus desain atau konten kreatif hingga pemasaran. Program ini disediakan sebagai kegiatan ekstrakurikuler mulai dari tingkat SMP.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan