Nyatanya banyak aspek dari kemajuan teknologi yang tidak selalu bersinggungan secara langsung konsumen akhir atau end-user. Beberapa di antaranya mungkin tidak disadari banyak orang meski pada akhirnya membantu membawa masyarakat ke arah hidup yang lebih baik.
Namun, kemajuan teknologi juga memiliki dampak buruk bagi aspek kehidupan lainnya, salah satunya adalah kesehatan lingkungan. Hal inilah yang ditemukan tiga pendiri Nusantics yaitu Sharlini Eriza Putri (CEO), Vincent Kurniawan (COO) dan Revata Utama (CTO) pada awal kehadirannya.
“Jaman semakin maju dan canggih tetapi isu degradasi lingkungan, perubahan iklim dan penyakit baru malah bermunculan, hingga menurunkan kualitas hidup manusia,” ujar CEO dan Co-Founder Nusantics Sharlini Eriza Putri.
Ketiga founder kemudian menyadari bahwa Microbiome, kumpulan makhluk tak kasat mata seperti bakteri, virus dan jamur, memiliki peran penting bagi keberlangsungan hidup manusia dan Bumi.
Microbiome dapat ditemukan di seluruh makhluk hidup dan lapisan di Bumi, dari tanah, air, udara, tumbunan, hewan hingga tubuh manusia. Pada tubuh manusia, lanjut Sharlini, Microbiome mencakup 50 persen dari tubuh manusia.
Sebagai informasi, Nusantics merupakan perusahaan rintisan atau startup yang mengaplikasikan teknologi genomik ke industri. Genomik adalah studi yang mempelajari genome, termasuk cara organisme bekerja dan interaksi dengan organisme lain.
“Nusantics juga mendiagnosis keberagaman microbiome di tubuh manusia untuk diaplikasikan pada perbaikan gaya hidup, khususnya menarget orang-orang yang peduli kesehatan,” tambah Sharlini.
Pentingnya keberagaman dan keseimbangan Microbiome guna mencegah kemunculan masalah mendorong Nusantics mengusung visi menjaga biodiversitas atau keragaman Microbiome di bumi Indonesia untuk keberlangsungan hidup.
Perempuan lulusan Teknik Kimia ITB dan peraih master di Imperial College London di bidang Sustainable Energy ini menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya memahami dan menjaga keragaman Microbiome bagi keberlangsungan hidup manusia dan juga alam.
Selain itu, Nusantics juga berkomitmen untuk menghadirkan inovasi dan layanan yang berorientasi pada riset dan teknologi Microbiome, guna menjawab tantangan dalam bidang kesehatan, kecantikan hingga lingkungan.
Ranah kecantikan menjadi industri pertama yang dirambah Nusantics untuk memperkenalkan dan mengedukasi masyarakat menyoal Microbiome. Sebab konsumen di ranah ini dinilai lebih terbuka dalam menerima informasi terkait kandungan dalam produk dan fungsinya.
Namun saat pandemi melanda, Nusantics digandeng oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Biofarma sebagai bagian dari tim Task Force pembuatan test kit Covid-19. Sebagai bagian dari tim ini, Nusantics bertugas membuat prototipe, koordinasi bahan baku, dan transfer pengetahuan kepada Biofarma.
Prototipe hasil pengembangan membuahkan test kit yang kemudian diproduksi secara massal, bernama BioCov TFRIC-19. Test kit ini sudah didistribusikan sebanyak 100 ribu unit secara bertahap ke seluruh Indonesia per akhir Juni 2020 lalu.
Sementara itu, mengusung riset dan teknologi microbiome kompetensi utamanya, Nusantics mengaku akan terfokus pada pengembangan riset dan teknologi Microbiome di masa mendatang. Nusantics juga berencana untuk terus mengeksplorasi layanan pemeriksaan Microbiome yang saat ini telah dimilikinya.
“Pada manusia, kami baru memiliki layanan pengecekan Microbiome kulit, jadi masih banyak yang harus kami explore seperti gut microbiome dan oral microbiome,” ujar Sharlini.
Sebagai bagian dari rencana jangka pendek, Nusantics mengaku ingin terfokus pada pengembangan layanan AirScan. Produk terbarunya ini berkemampuan untuk memeriksa kandungan mikroorganisme di udara, termasuk virus Corona, penyebab penyakit Covid-19.
Layanan ini disebut Nusantics telah diuji coba di sejumlah lokasi, salah satunya adalah gedung bioskop pada Hari Film Nasional lalu, dan diklaim mampu memeriksa kandungan virus Corona di udara dalam ruangan tertutup tersebut hingga nilai CT serupa test PCR pada umumnya.
Sedangkan untuk jangka panjang, Nusantics ingin menghadirkan layanan yang mampu memeriksa kehadiran mikroorganisme lain di tanah, air hingga biota lain sehingga data yang terhimpun dapat diriset untuk menghasilkan penemuan dan produk lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News