Manajemen data telah berkembang lebih kompleks, dan gagasan bahwa “information is the new oil” atau bahwa data merupakan sumber daya yang berharga menjadi semakin populer. Tanpa manajemen data, perusahaan dapat mengalami kesulitan dalam operasional dan pertumbuhan, hingga akhirnya tidak dapat bersaing di pasar.
Menurut sebuah studi oleh Statista, jumlah total data pada tahun 2020 mencapai 64,2 zettabytes, tumbuh lebih dari 4 kali lipat sejak tahun 2015. Namun, menurut studi yang sama, pada tahun 2025, produksi data diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat (lebih dari 180 zettabytes).
Selain itu, data perusahaan diproyeksikan tumbuh rata-rata 42,2 persen selama dua tahun ke depan. Sementara di Indonesia, dengan populasi 277 juta dan penetrasi internet sekitar 73,7 persen, data terus dibagikan – menghasilkan aliran data tidak terstruktur secara terus-menerus.
Aliran data yang stabil ini memungkinkan organisasi menemukan wawasan dan korelasi pasar untuk mempercepat inovasi dan meningkatkan loyalitas pelanggan dan karyawan. Namun demikian, solusi analitik perlu digunakan untuk mengubah volume data yang besar ini menjadi bernilai.
Di sisi lain, pemanfaatan data yang jumlahnya terus bertambah merupakan tantangan tersendiri. Hal ini membutuhkan manajemen data dan infrastruktur yang lebih baik dalam organisasi di berbagai industri, untuk sepenuhnya memanfaatkan wawasan berbasis data untuk mendukung bisnis mereka.
Mengapa organisasi di Indonesia memerlukan pengelolaan data?
Manajemen data memainkan peran besar dalam membangun perusahaan berbasis data dengan infrastruktur data yang kuat. Namun, sebelum kami dapat mulai memproses, perusahaan membutuhkan data yang tepat – di sinilah pentingnya peran infrastruktur data.
Organisasi perlu mempertimbangkan pembaruan infrastruktur data mereka agar tidak terjebak lagi pada platform lama serta beralih dari infrastruktur data statis dan terfragmentasi.
Melalui infrastruktur data yang kuat, organisasi dapat mengelola dan mengamankan data, mengubah data menjadi wawasan yang dapat digunakan, serta mengurangi waktu henti (downtime) dan mengurangi masalah dalam proses dengan cepat.
Salah satu contoh yang dapat menjelaskan hal ini adalah lembaga pemerintah yang perlu menangani dan mengoptimalkan miliaran kumpulan data tanpa waktu henti. Dengan menerapkan sistem penyimpanan data yang tangguh dan cepat, organisasi ini kemudian dapat menavigasi volume data yang besar ini dan memperoleh wawasan baru dengan lebih cepat, sehingga menghemat biaya dan tenaga kerja.
Contoh lain, juga dari sektor publik, adalah bagaimana sebuah instansi pemerintah menerima data dari berbagai sumber dan perlu memproses data ini untuk mendapatkan wawasan yang berharga.
Organisasi ini kemudian mengaplikasikan solusi otomatis yang menyederhanakan manajemen data, sehingga memungkinkan data diambil, dibersihkan, dan disimpan menggunakan format yang seragam dan konsisten – pada akhirnya memberikan tampilan data yang lebih holistik.
Memperoleh infrastruktur data yang kuat
Infrastruktur data yang kuat membawa sejumlah manfaat bagi organisasi, salah satunya dalam menjaga bisnis dan organisasi berjalan dengan lancar, serta memastikan sistem operasi bekerja dengan baik.
Hal ini membantu organisasi menyederhanakan kompleksitas dan menyempurnakan sistem yang dimiliki organisasi. Dengan mengoptimalkan data yang lebih terstruktur, organisasi dapat mengumpulkan wawasan sebagai dasar untuk mengembangkan rencana tindakan yang lebih bermakna ke depan.
Dengan membangun infrastruktur data yang kuat, organisasi juga dapat memperoleh beberapa manfaat, seperti perspektif dan perkiraan akan jumlah aplikasi dan beban kerja, serta kemampuan membuat cetak biru untuk implementasi infrastruktur data.
Organisasi dapat merencanakan aplikasi infrastruktur, baik on-premise atau hybrid cloud, serta mempertimbangkan pertumbuhan data agar dapat membantu menentukan tahap selanjutnya dalam rencana tindakan perusahaan di masa depan.
Manajemen data adalah langkah dasar dalam analisis data yang efektif untuk mencapai infrastruktur data yang kuat. Dalam perjalanan ini, perusahaan dapat mempertimbangkan mitra teknologi yang dapat menawarkan solusi end-to-end atau menyeluruh.
Mitra yang tepat harus memiliki kemampuan untuk menentukan strategi infrastruktur data mereka, memilih repositori untuk mengumpulkan data, membersihkan data dan mengoptimalkan kualitas data, membangun saluran ETL, serta menjaga tata kelola data. Ketika sebuah perusahaan memandang data sebagai sumber daya untuk bisnis mereka dan kesempatan untuk mengungkap informasi yang berguna, mereka akan mulai menggunakan pendekatan manajemen data.
Dengan sistem manajemen data yang lebih baik, organisasi dapat melakukan deteksi awal dan menandai potensi perilaku yang tidak biasa dari pengguna. Selain itu, manajemen data yang baik juga dapat menghasilkan keamanan sistem yang lebih kuat dan penyimpanan data yang lebih aman, serta meminimalkan risiko kehilangan data.
Memanfaatkan wawasan bisnis untuk menghasilkan pendapatan baru
Seluruh data perlu dapat disimpan dan dikelola dengan benar untuk mengoptimalkan aksesibilitas, pengarsipan, keamanan, pencadangan, dan privasi, di seluruh siklus hidup. Setelah itu, data dapat diperkaya dengan membuat konteks di sekitar transaksi untuk memberikan tampilan 360 derajat dari kumpulan data.
Hal ini memungkinkan pengaktifan dan pengaturan koneksi antar sumber data untuk lebih memperkaya data dan mendorong AI dan Machine Learning.
Dengan demikian, perusahaan dapat memperoleh wawasan bisnis yang berguna dan memonetisasi data dengan menggunakan koneksi ini untuk memberikan penawaran dengan nilai tambah yang inovatif serta layanan baru yang menyediakan kebutuhan pelanggan di waktu dan dengan cara yang tepat.
Data menginformasikan apa yang diperlukan untuk mendahului pergeseran pasar atau preferensi pelanggan, menciptakan aliran pendapatan baru untuk bisnis.
(Ming Sunadi, Country Manager, Indonesia, Hitachi Vantara)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News