Salah satu inovasi terbaru berasal dari Silicon Valley, yaitu mobil terbang bernama Helix yang dikembangkan Pivotal. Pesawat ini menjadi salah satu terobosan pertama di era baru mobilitas udara.
Dengan kemampuan lepas landas secara vertikal tanpa membutuhkan landasan pacu, Helix mengubah cara pandang dunia terhadap transportasi udara.
"Pendorong terbesar dari semua ini sebenarnya adalah penyimpanan energi, baterainya. Penyimpanan energi dan baterai menjadi lebih baik lagi setiap beberapa tahun. Didorong adopsi massal kendaraan listrik yang kita lihat di jalan saat ini," ujar CEO Pivotal, Ken Karlin, dikutip dari Metro TV, Jumat, 27 September 2024.
Punya 12 baling-baling
Waktu terbang pesawat ini baru 20 menit. Harga yang ditawarkan Helix sebesar USD200 ribu atau sekitar Rp3 miliar per unit.Bagi mereka yang belum mampu membeli, pengalaman terbang dengan pesawat listrik bisa dirasakan melalui layanan taksi udara. Layanan taksi udara ini ditawarkan perusahaan Archer Aviation.
Direktur Pertumbuhan dan Infrastruktur Archer Aviation, Bryan Bernhard, mengatakan pesawat listrik bernama Midnight ini dapat menempuh jarak hingga 100 mil atau 161 kilometer (km) dengan kecepatan 150 mil atau 241 km per jam.
"Lebih tenang dari helikopter, pesawat ini punya 12 baling-baling. Jika salah satu baling-baling rusak, pesawat ini punya teknologi untuk pendaratan yang aman,” kata Bernhard.
Saat ini, Midnight masih menjalani uji keselamatan oleh Pemerintah Amerika Serikat. Jika semua berjalan sesuai rencana, Archer Aviation berencana menerbangkan pelanggan pada akhir 2025.
Layanan taksi udara ini akan hadir di beberapa kota di Amerika Serikat, termasuk di San Francisco Bay Area. Taksi udara ini akan menghubungkan bandara dan vertiport (bandara udara yang diperuntukkan bagi pesawat yang mendarat dan lepas landas secara vertikal) baru di wilayah tersebut.
Biaya setara taksi online
Biaya untuk layanan taksi udara ini diproyeksikan setara dengan biaya taksi online. Misal, harga sewa taksi online dari pusat kota ke bandara sebesar USD150 atau Rp2,2 juta. Biaya yang sama berlaku untuk taksi udara."Bukan hanya itu, perjalanan mobil dua jam akan berubah menjadi 20 menit," ujar Bernhard.
Direktur Strategi Vertical Flight Society, Mike Hirschberg, mengatakan ke depan biaya transportasi ini akan semakin terjangkau.
Baca: Hyundai Memulai PoC Mobil Terbang di Indonesia |
"Ada beberapa kasus penggunaan sangat menarik ketika waktu jauh lebih penting dibanding uang, dan akhirnya itu akan terus jadi lebih murah dari tahun ke tahun. Sehingga lebih terjangkau bagi orang biasa," kata Hirschberg.
Dengan ratusan produsen di seluruh dunia yang berlomba meluncurkan pesawat listrik mereka, masa depan penerbangan tanpa emisi dan biaya operasi rendah tampak semakin cerah.
Perlu perencanaan lalu lintas udara
Namun, Hirschberg juga mengingatkan perlunya perencanaan manajemen lalu lintas udara yang cermat, mengingat semakin padatnya wilayah udara di masa mendatang.“Ketika kita lakukan lompatan dari puluhan atau lusinan menjadi ribuan, perlu ada berbagai jenis manajemen lalu lintas udara. Jadi, ada banyak perencanaan keselamatan yang diperlukan dalam pengoperasian pesawat listrik di masa depan,” tutup Hirschberg.
Sementara itu, para penggemar teknologi penerbangan yang menyaksikan uji coba di California tampak antusias menunggu saat mereka bisa merasakan pengalaman terbang dengan pesawat listrik.
Laporan dari Arlington, Virginia, oleh Jurnalis VOA Helmi Johannes
(Suchika Julian Putri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News