Peter Chambers, Managing Director, Sales AMD APJ
Peter Chambers, Managing Director, Sales AMD APJ

Peter Chambers, Managing Director, Sales AMD APJ

Optimisme dan Masa Depan Laptop Profesional

Mohammad Mamduh • 13 Juli 2022 13:10
Jakarta: Transformasi digital telah menjadi sebuah keharusan perusahaan. Para pemangku jabatan eksekutif, dalam hal ini CIO atau CTO, punya tuntutan untuk mengubah sistem jaringan mereka supaya karyawan bisa mengakses tanpa terbatas di lokasi tertentu.  Sebagian dari mereka mungkin harus merancang ulang sistem demi mendukung gaya kerja hybrid. 
 
Dengan target meningkatkan produktivitas dan efisiensi bisnis, para CIO di saat yang sama juga harus memastikan karyawan perusahaan punya perangkat mumpuni saat mereka bekerja jarak jauh. Laptop tentunya menjadi satu perangkat yang bisa menunjang kebutuhan tersebut.
 
Tak sembarang laptop, banyak kriteria yang harus dipertimbangkan dalam memilih laptop untuk kalangan profesional bisnis.

Pandemi memang telah mengubah gaya kerja karyawan perusahaan secara keseluruhan. Saat mereka tidak lagi harus datang ke kantor setiap hari, diperlukan koneksi dan ekosistem yang bisa memberikan pengalaman kerja yang sama saat datang ke kantor. Atau dengan kata lain, dapat memaksimalkan produktivitas karyawan. 
 
Sebagai perangkat pendukung produktivitas, laptop hadir dengan berbagai macam fitur dan spesifikasi yang menyesuaikan kebutuhan pengguna. Membicarakan segmen profesional, laptop dirancang menjadi alat yang bisa menunjang karyawan perusahaan bekerja, dengan spesifikasi dan fitur khusus korporasi tak ditemukan pada laptop segmen lainnya.
 
Peter Chambers, Managing Director, Sales AMD APJ menyebutkan bahwa performa yang kencang dan efisiensi adalah dua hal yang dipertimbangkan para profesional. AMD Ryzen Pro 6000 Series merupakan jawaban untuk memastikan bahwa mereka bisa menyelesaikan pekerjaan secara cepat dan efisien. Ini berkat performa mumpuni dan efisiensi baterai yang baik.
 
“Saat ini, prosesor untuk para profesional harus menyediakan banyak kemampuan. Sebagai contoh, fitur keamanan dan lainnya yang memungkinkan mereka bekerja jarak jauh dengan koneksi yang kencang. Keamanan adalah unsur yang semakin krusial, ditambah dengan semakin banyak data sensitif yang ditransmisikan. Satu celah keamanan saja bisa berakibat fatal untuk bisnis mereka,” ungkap Peter.
 
Prosesor AMD Ryzen Pro 6000 Series diklaim dirancang dengan fitur keamanan modern dan berlapis, bertujuan terlindung dari serangan siber yang semakin kompleks.
 
Prosesor ini juga telah terintegrasi dengan Microsoft Pluton Security, chip prosesor yang terhubung dengan cloud milik Microsoft, yang dinilai bisa mengoptimalkan keamanan pada laptop atau PC yang telah menggunakan Windows 11. 
 
Sedangkan untuk desain laptop, Peter mengatakan tak ada produk yang benar-benar bisa menyelesaikan segala hal.
 
“Kebutuhan terhadap teknologi dan performa yang tersedia pada sebuah laptop bergantung pada penggunanya. Sebagai contoh, para desainer akan memerlukan laptop yang mengutamakan performa grafis, berbeda dengan kebutuhan untuk tim sales,” lanjutnya.
 
Menggandeng beberapa vendor laptop, ia menyebut salah satu prosesor AMD, Ryzen Pro 6860Z, dirancang khusus untuk Lenovo ThinkPad Z13. Laptop ini mengutamakan kemampuan bekerja hybrid, seperti peningkatan performa untuk transmisi audio video, sekaligus mengoptimalkan daya tahan baterai untuk aplikasi seperti Microsoft Teams dan Zoom.
 
“Ini adalah solusi tepat untuk tim sales, yang akan terus terhubung dengan klien mereka, baik untuk komunikasi atau presentasi produk yang dijual.”
 
Keamanan merupakan hal berikutnya yang cukup krusial. Survey berjudul Microsoft Security Signals 2021 menyebutkan sebanyak 70 persen para pemegang keputusan perusahaan khawatir dengan perangkat yang dicuri akibat bekerja hybrid.
 
Peter menyebutkan AMD Security Processor dan Microsoft Pluton dirancang untuk memastikan data tidak bisa diakses sembarangan oleh pihak tidak bertanggung jawab. Ini juga berlaku saat laptop sudah berpindah tangan dari pengguna alias dicuri.
 
“Kami juga menyarankan karyawan untuk selalu mengikuti protokol perusahaan, dengan selalu memperbarui sistem operasi, menggunakan firmware atau software dengan versi terbaru, dan secara berkala menjalankan aplikasi antivirus,” kata Peter. 
 
Ke depannya, Peter melihat bahwa akan ada permintaan cukup signifikan terhadap laptop profesional ketimbang segmen mainstream. Ia mengatakan, penyebabnya adalah pandemi Covid-19 yang secara drastis mengubah gaya bekerja, dari lokasi pekerjaan diselesaikan, hingga cara karyawan saling terhubung. 
 
Dengan gaya bekerja hybrid, pola komunikasi antar karyawan secara otomatis memanfaatkan aplikasi telekonferensi.
 
“Waktu yang dipakai untuk meeting menggunakan Microsoft Teams telah meningkat dua kali lipat dari Februari 2020 ke 2021. Ditambah sebanyak 73 persen karyawan dalam survey berjudul Work Trend Index Study dari Microsoft mengatakan mereka menginginkan gaya kerja hybrid yang terus ada, ditambah pilihan cara kerja yang lebih fleksibel,” pungkas Peter.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan