Ilustrasi. (Aruna)
Ilustrasi. (Aruna)

Farid Naufal Aslam, CEO Aruna

Antara Teknologi, Nelayan, dan Poros Maritim Dunia

Cahyandaru Kuncorojati • 16 Agustus 2021 12:21
Jakarta: Indonesia merupakan salah satu negara penghasil ikan terbesar di dunia namun apabila melihat kehidupan profesi nelayan yang memiliki kontribusi besar justru terlihat masih mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil tangkapan mereka sehingga memiliki tantang dalam meningkatkan tingkat kesejahteraan.
 
Kondisi memprihatinkan ini membuat Utari Octavianty dan Indraka Fadhillah yang berasal dari kawasan pesisir bersama Farid Naufal Aslam sepakat untuk mengembangkan teknologi yang bisa membantu meningkatkan kesejahteraan profesi nelayan.
 
Ketiganya yang merupakan jebolan Telkom University Bandung akhirnya merancang startup bernama Aruna dan sukses lewat program Hackathon Merdeka di tahun 2015 hingga saat ini sudah menjadi perusahaan dengan prestasi yang membaanggakan.

Antara Teknologi, Nelayan, dan Poros Maritim Dunia
 
“Aruna adalah startup perikanan yang bertujuan untuk mewujudkan fair trade bagi nelayan kecil dengan teknologi yang menghubungkan mereka ke pasar global,” ujar Farid. “Fair trade bagi nelayan berarti mereka mendapatkan harga yang adil dan setimpal, sementara pembeli juga membeli ikan berkualitas dengan harga yang sepadan,” tambahnya.
 
Aruna yang juga merupakan peserta program inkubasi Google for Startups Accelerator: Indonesia 2021 ini, memanfaatkan teknologi untuk membangun platform pemasaran (commerce) yang tidak cuma memberikan akses bagi nelayan memasarkan hasil tangkapan dengan nilai jual yang sepadan tapi juga membuka lapangan kerja terkait sektor industri perikanan.
 
“Di Aruna, teknologi yang kami bangun mempermudah proses transaksi dan menghadirkan analisis data yang lebih baik. Dengan teknologi yang kami bangun, nelayan bisa berjualan ikan dengan harga yang transparan dan mendapat perhitungan harga yang adil,” ungkap Farid.
 
Di tahun 2020 Aruna sudah berhasil menghimpun lebih dari 20.000 nelayan dalam 30 komunitas nelayan dari Sabang hingga Merauke. Aruna juga sudah mendukung ekspor hasil tangkapan nelayan ke banyak negara, mulai dari kawasan Amerika Utara, Cina, Asia Timur, Timur Tengah dan lain-lain.
 
Antara Teknologi, Nelayan, dan Poros Maritim Dunia
 
“Secara personal, Aruna membawa saya, Indraka dan Utari menjadi Forbes 30 Under 30 untuk Indonesia dan Asia. Saya juga kini menjadi Endeavor Entrepreneur. Tapi, pencapaian terbesarnya adalah bisa membawa hasil tangkapan para nelayan kecil ke luar negeri dan meningkatkan taraf hidupnya,” kata Farid.
 
Farid menilai bahwa pemanfaatan atau implementasi teknologi tidak harus menggantikan tenaga manusia namun ditekankan kepada social impact yang dihasilkan. Teknologi justru bisa mempermudah dan membuka potensi atau peluang lain yang positif.
 
“Teknologi itu sesungguhnya empowering, mempermudah sumber daya manusia yang ada untuk berdaya lebih. Hadirnya teknologi justru membantu manusia untuk berpikir secara strategis dan mengasah otak sehingga menjadikan kita lebih berkembang,” tuturnya.
 
Farid dan rekannya di Aruna melihat bahwa teknologi adalah peluang bagi generasi muda untuk berkontribusi terhadap sektor industri perikanan semakin terbuka lebar. Aruna bisa menjadi wadah bagi generasi muda untuk berkontribusi di sektor ini.
 
Antara Teknologi, Nelayan, dan Poros Maritim Dunia
 
“Tidak hanya menjadi nelayan, tapi juga di posisi manajerial yang mengatur rantai pasok, misalnya, bisa juga menciptakan inovasi-inovasi baru untuk meningkatkan kualitas ikan. Justru dengan adanya Aruna, kami berharap bisa mewadahi generasi muda untuk turut berkontribusi di sektor perikanan,” jelas Farid.
 
Di usia Republik Indonesia yang segera memasuki 76 tahun, Farid berharap pemerintah terus terbuka terhadap ide-ide baru sehingga semakin banyak pemain yang tumbuh di sektor perikanan demi mencapai Indonesia sebagai poros maritim dunia.
 
“Harapan kami, semoga profesi nelayan dan sektor perikanan tidak lagi dipandang sebelah mata. Sikap pemerintah sudah cukup terbuka terhadap ide-ide kami sebagai startup perikanan. Secara berkala, kami sering melakukan audiensi untuk berkoordinasi dengan pemerintah pusat maupun daerah,” pungkas Farid.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan