Pandemi memunculkan banyak dampak bagi bisnis, termasuk kesadaran soal komponen teknologi.
Pandemi memunculkan banyak dampak bagi bisnis, termasuk kesadaran soal komponen teknologi.

Fiona Lee, Managing Director HP Indonesia

Pandemi Dorong Bisnis Lebih Fokus Soal Teknologi

Lufthi Anggraeni • 10 April 2022 11:18
Jakarta: HP bukannya nama baru di industri teknologi yang beroperasi di Indonesia dan menjadi salah satu perusahaan yang merasakan dampak dari pandemi yang telah berlangsung selama hampir tiga tahun ini.
 
Karenanya, HP memiliki wawasan cukup baik soal pasar Indonesia, seperti yang disampaikan oleh Managing Director HP Indonesia Fiona Lee. Disinggung soal prediksinya soal bisnis di Indonesia selama tahun 2022, HP Indonesia mengaku menyadari dampak pandemi pada bisnis di seluruh dunia selama dua tahun terakhir.
 
Lee menyebut bahwa pandemi tidak hanya menghadirkan tantangan baru bagi bisnis, namun juga mengakselerasi transformasi digital untuk banyak pihak, serta membuka mata pemilik berbagai pihak terhadap peluang baru.

“DI Indonesia, kami melihat pemulihan ekonomi dan kami percaya hal ini akan terus bertumbuh. Menurut analis daya dari Reuters, ekonomi Indonesia bertumbuh sebesar 5,02 persen pada kuartal akhir tahun 2021, sedikit lebih cepat dari perkiraan, dengan harga komoditas tinggi dan pelonggaran larangan terkait pandemi.”
 
Lee menambahkan, dengan distribusi sejumlah program yang menargetkan enterprise, UMKM, dan kreator, HP Indonesia menyadari ketangguhan pemilik bisnis. Selain itu, Lee meyakini bahwa pemulihan bisnis akan terus meningkat.
 
HP Indonesia juga menegaskan komitmennya pada pasar Indonesia, dan membantu bisnis bertahan dalam kondisi saat ini. Soal tren teknologi yang perlu diantisipasi pada tahun 2022, Lee menyebut sejak awal tahun 2022, pihaknya belajar untuk merangkul gaya kerja saat ini secara lebih baik.
 
HP Indonesia mengaku telah menemukan minat baru di balik transformasi terakselerasi dan meyakini akan mendapati tren tertentu tersebut akan terus berlanjut. Tren tersebut termasuk teknologi hybrid, keamanan siber yang diperketat, pemanfaatan teknologi untuk jangka waktu lama, pengalaman cetak mulus, teknologi melingkupi, dan perdagangan modern.
 
Lee turut menyebut bahwa saat ini semua pihak telah menyadari bahwa bekerja, hidup dan bermain telah menjadi gaya kerja saat ini. Karenanya, HP Indonesia ingin tampil autentik saat berkolaborasi dengan rekan kerja dan menjadi produktif di mana saja.
 
Bekerja dari rumah selama beberapa jam per hari, lanjut Lee, sangat berbeda dari bekerja di rumah hampir seluruh waktu. Karenanya, Lee mengimbau bisnis untuk memenuhi kebutuhan dasar penunjang pekerjaan, termasuk perangkat dengan ukuran layar yang sesuai dan ringan, keyboard atau mouse, serta ketersediaan jaringan yang mumpuni.
 
“Ruang kerja harus memberdayakan, memandu dan memenuhi kebutuhan pegawai dalam menyesuaikan diri dengan perubahan ini. Karenanya, di dunia hibrida, pemimpin bisnis perlu berinvestasi pada inovasi yang menjaga orang terhubung, berkolaborasi dan aman.”
 
Sementara itu, pandemi menyebabkan sebagian besar masyarakat bekerja dari jarak jauh, baik dari rumah, di lokasi ruang kerja bersama atau saat dalam perjalanan. Lonjakan pekerjaan hybrid, lanjut Lee, berarti lebih banyak titik akhir yang harus dicakup, yang dapat menyebabkan melemahnya keamanan organisasi, sehingga bisnis perlu menyesuaikan pendekatan soal keamanan mereka.
 
Sama halnya dengan perlunya berinvestasi pada inovasi untuk menjaga produktivitas, Lee menyebut bahwa bisnis tidak boleh mengabaikan software guna memastikan perangkat tetap aman. Baik di dalam atau di luar jaringan organisasi, lanjut Lee, setiap pengguna dan titik akhir harus diautentikasi, disahkan, dan terus divalidasi.
 
Lee menegaskan bahwa keamanan merupakan inti dari berbagai upaya yang dilakukan HP, membangun warisan keamanannya yang luas, termasuk pengembangan dari standar industri baru agar menjadi intrinsik dari proses pengembangan produknya.
 
HP memiliki tujuan mengembangkan kemampuan mendeteksi dan pemulihan dari tahap awal hingga distribusi akhir, membantu konsumen untuk lebih tahan terhadap serangan. Lee menambahkan bahwa Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah untuk meningkatkan adopsi keamanan siber di kalangan bisnis.
 
“Dengan laju transformasi digital yang cepat, memastikan keamanan data karyawan dan perusahaan menjadi lebih penting dari sebelumnya. Menanggapi permintaan ini, kami telah memperkenalkan layanan inovatif seperti HP Wolf Protect & Trace, yang memberikan lebih banyak kebebasan bagi personel TI untuk fokus pada apa yang penting bagi bisnis dan karyawan mereka.”
 
Mengingat gaya kerja saat ini, lanjut Lee, HP berkomitmen untuk memberikan solusi dan pengalaman tanpa batas untuk membantu orang beradaptasi. HP telah meluncurkan solusi kolaboratif untuk mewujudkan komitmen tersebut.
 
Solusi tersebut termasuk HP Presence Meeting Room untuk pengalaman kolaborasi terbaik di dalam ruangan, diklaim mampu menghadirkan pengalaman layaknya berada di ruangan yang sama dengan orang lain bahkan saat tidak demikian.
 
HP juga menegaskan komitmennya untuk terus berinovasi sehingga dapat menghadirkan teknologi canggih yang mendukung tempat kerja, sehingga memungkinkan perusahaan lebih efisien dan aman, serta membuka peluang bagi bisnis untuk fokus pada pekerjaan yang berorientasi pada tujuan dan masa depan.
 
“Sebagai pemimpin bisnis sendiri, saya benar-benar percaya bahwa perubahan itu konstan, dan kita harus gesit untuk menyesuaikan diri. Perusahaan yang ingin eksis satu dekade dari sekarang harus merangkul laju transformasi yang lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Masa depan adalah sekarang, dan perusahaan harus melengkapi diri mereka hari ini.” tutup Lee.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan