Namun semua kesulitan itu berubah saat perusahaan taksi merespons peningkatan pengguna smartphone dengan merilis aplikasi pemesanan taksi. Sudah setahun lebih, saya selalu menggunakan aplikasi Blue Bird jika hendak memesan taksi.
Hari ini, saya mendapat kesempatan untuk mencoba GrabTaxi, aplikasi buatan perusahaan Malaysia, yang kini telah hadir di enam negara Asia Tenggara, yaitu Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, Indonesia, dan Malaysia sendiri. Cara menggunakan GrabTaxi cukup mudah. Sesudah mengunduh aplikasi tersebut dari Play Store, App Store atau BlackBerry World, Anda akan diminta registrasi dengan memasukkan nomor telepon dan alamat e-mail.
Antarmuka GrabTaxi sangat sederhana; hanya ada peta yang menampilkan lokasi Anda berdasarkan GPS, lalu alamat dan tujuan keberangkatan. Untuk mencari lokasi yang Anda inginkan tersedia Foursquare atau Google Maps.
Sesaat sesudah memasukkan alamat atau tujuan, Anda akan langsung melihat jumlah taksi yang tersedia di lokasi terdekat. Ada juga estimasi jarak perjalanan dan ongkos yang harus Anda bayar. Langkah selanjutnya adalah konfirmasi booking. Pada halaman ini, Anda dapat memasukkan tip kepada pengemudi --tidak wajib--, keterangan tambahan, dan kode promosi.

Sesudah itu, pesanan Anda akan masuk ke sistem, dan semua pengemudi taksi akan mendapat notifikasi di smartphone mereka; terima atau tolak. Sopir yang "menang" mendapatkan pesanan bukan mereka yang paling cepat memencet tombol terima, tetapi yang lokasinya paling dekat dengan pemesan.
Meski demikian, sopir taksi juga dapat membatalkan transaksi dengan sepengetahuan Anda. Secara keseluruhan, saya menyimpulkan memesan taksi dengan GrabTaxi jauh lebih mudah dan pasti dibanding aplikasi BlueBird dan Express.
Jika Uber mengklaim diri sebagi perusahaan teknologi, julukan itu juga pantas disematkan pada GrabTaxi karena keduanya memiliki banyak kesamaan.
Fungsi dasar Uber dan GrabTaxi sama-sama untuk memesan kendaraan penjemput; GrabTaxi terhubung dengan taksi, sedangkan Uber dengan perusahaan penyewaan mobil. Keduanya juga sama-sama melakukan seleksi ketat terhadap pengemudi yang terhubung dengan layanannya untuk menjamin kepuasan pelanggan.
Bedanya, GrabTaxi menghubungkan Anda dengan sopir taksi, sedangkan Uber dengan sopir kendaraan sewaaan. Karena itu, wajar jika GrabTaxi tak dimusuhi para sopir taksi di semua negara tempatnya beroperasi, berkebalikan dengan Uber yang ditentang keras di sejumlah negara.
Keberadaan GrabTaxi justru menambah pemasukan para sopir taksi. Seperti dituturkan Muhono, yang sudah tujuh tahun bekerja di perusahaan taksi Express.
Selain pendapatan resmi dari kantornya, Muhono mengaku mendapatkan tambahan Rp30 ribu tiap kali penumpang memesan melalui GrabTaxi. Bahkan, jika ada penumpang yang mengunduh GrabTaxi setelah mendengar promosi Muhono, lalu menggunakannya untuk pertama kalinya, dia akan mendapat bonus Rp60 ribu, sedangkan penumpang tersebut mendapat potongan harga Rp10 ribu.Secara keseluruhan, saya menyimpulkan memesan taksi dengan GrabTaxi jauh lebih mudah dan pasti dibanding aplikasi BlueBird atau Express.
"Sehari bisa 15 orang," kata Muhono, Selasa, 18 November 2014, saat ditanya tentang jumlah pengguna GrabTaxi yang dia antar tiap hari.
Siang itu, Muhono menunjukkan kepada saya jumlah komisi yang sudah berhasil dia kumpulkan dari GrabTaxi sudah mencapai lebih dari Rp2 juta. Komisi tersebut bisa dia cairkan tiap minggu ke kantor GrabTaxi di daerah Cikini, Jakarta.
Hong Eu Gene, Deputy General Manager GrabTaxy Indonesia mengatakan, salah satu tantangan yang dihadapi perusahaannya adalah sopir "gaptek" alias gagap teknologi. Ini bukan problem unik Indonesia karena juga terjadi di beberapa negara Asia Tenggara.
"Banyak sopir taksi yang bingung melihat smartphone," katanya.
Mau tidak mau, GrabTaxi harus melatih mereka untuk mengoperasikan smartphone. Untuk yang tidak punya, sopir bisa membelinya melalui GrabTaxi dengan cara menyicil per hari.
Amankah menggunakan GrabTaxi?
Salah satu persoalan terpenting bagi pengguna taksi, terutama perempuan adalah faktor keamanan. Pada umumnya, mereka akan ekstra hati-hati jika harus naik taksi pada malam hari.
Menyadari hal tersebut GrabTaxi mengaku sudah melakukan seleksi ketat terhadap pengemudinya, yang berasal dari beberapa perusahaan taksi, seperti Express, Gamya, Tiara Express, Blue Bird dan lain-lain.
"Perempuan biasanya merasa tak aman naik taksi pada malam hari," kata Cheryl Goh, Global Vice President of Marketing GrabTaxi. "Untuk mengatasinya, kami memverifikasi identitas pengemudi, termasuk memeriksa KTP, SIM dan rekam jejaknya."
Dengan filter semacam itu, GrabTaxi akan mudah melacak seandainya pengemudi melakukan tindak kejahatan. Penumpang juga mudah melapor ke polisi karena mereka secara otomatis mempunyai nomor polisi kendaraan yang dinaikinya, nama dan foto pengemudinya.

Selain itu, GrabTaxi juga tak segan-segan memecat sopir dari keanggotaan jika menerima keluhan dari penumpang. "Keamanan, kepastian, dan kecepatan, itulah kunci kesuksesan GrabTaxi," kata Cheryl.
Dia mengatakan, selain menguntungkan penumpang, GrabTaxi memang menambah kesejahteraan para sopir, persis seperti diceritakan Muhono kepada saya.
"Kami punya misi sosial. Pendapatan sopir taksi meningkat antara 30 sampai 300 persen, mereka juga lebih irit bahan bakar, dan melek internet," kata Cheryl. "Kami juga berencana memberikan asuransi kesehatan karena sebagain besar dari mereka belum memilikinya."
Lalu, darimana GrabTaxi menghasilkan uang?
Model bisnis GrabTaxi berbeda-beda di tiap negara. Di Singapura, misalnya, mereka sudah mulai mengenakan booking fee. Khusus untuk Indonesia, hal semacam itu belum diberlakukan karena keberadaan mereka relatif baru, sekitar 5 bulan. "Untuk Indonesia kami masih menjajakinya," kata Cheryl.
Dalam waktu dekat, GrabTaxi akan merambah kelas menengah atas dengan menyediakan taksi premium milik Tiara Express. Seperti Uber, sistem pembayaran untuk kelas ini akan langsung menggunakan kartu kredit penumpang.
Saat ini, layanan premium di GrabTaxi masih pada tahap beta, dan diperkirakan akan final pada awal tahun depan. Secara keseluruhan, saya menilai GrabTaxi layak Anda coba. Satu catatan kecil buat perusahaan ini, hendaknya mereka menetapkan standar pelayanan minimum di tiap taksi. Standar itu, selain menyangkut aspek keamanan, waktu tunggu, juga kenyamanan. Kenyamanan terutama menyangkut kebersihan mobil, baik dari luar maupun dalam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id