Dengan harga resmi Rp9.999.000 di Indonesia, adalah spesialis yang dirancang khusus untuk para pecinta film yang mendambakan sensasi bioskop di rumah dan bersedia menukar kemewahan fitur modern demi kekuatan sonik yang murni.
Soundbar utamanya sendiri tampil ramping dan ringkas, sebuah keunggulan praktis yang memungkinkannya diletakkan di depan sebagian besar TV tanpa menghalangi layar. Kesan ini berbanding terbalik dengan subwoofer-nya.

Subwoofer ini memang berukuran sangat besar dan menuntut ruang lantai yang signifikan. Desainnya punya kisi-kisi logam besar lebih mengutamakan fungsi daripada estetika. Kedua speaker kecilnya memiliki desain yang lebih sederhana dan ramping, dirancang agar tidak terlalu mencolok.
Untuk pemasangan awal masih lumayan simpel. Tanpa manual, kita masih bisa melihat jenis kabel mana yang harus terpasang pada komponen utamanya. Seperti dua speaker kecil yang menggunakan kabel lumayan panjang dan ujung memiliki port khusus. Enaknya, kita dapat menentukan sendiri mana yang harus dipasang pada posisi kiri atau kanan. Speaker ini harus terhubung ke komponen utama yang bentuknya seperti set-top-box.
Desainnya mungkin terkesan tidak serasi, tetapi ada prioritas lain dari Sony, yaitu kualitas audio. Sony Bravia Theatre System 6 membuktikan kekuatan terbesarnya terletak pada kemampuan menyajikan pengalaman surround 5.1-channel. Efek suara seperti mobil yang melesat atau hujan yang menyelimuti ruangan terasa begitu nyata dan imersif, sesuatu yang tidak bisa ditiru sepenuhnya oleh teknologi virtual.

Subwoofer menjadi bintang utama dalam setiap adegan aksi. Dengan total daya sistem yang diklaim mencapai 1000W, ledakan dan dentuman dalam film blockbuster tidak hanya terdengar, tetapi juga terasa secara fisik. Namun, pengaturan bawaannya cenderung menghasilkan bass yang berlebihan.
Pengguna perlu melakukan penyesuaian manual melalui aplikasi Bravia Connect untuk menemukan keseimbangan yang tepat. Di tengah gelegar suara, kejernihan dialog tetap terjaga dengan sangat baik berkat channel tengah khusus, memastikan setiap percakapan terdengar jelas.

Meskipun mendukung format audio modern seperti Dolby Atmos dan DTS:X, sistem ini tidak memiliki driver up-firing (speaker yang menembak ke atas). Sebagai gantinya, ia mengandalkan teknologi pemrosesan virtual Vertical Surround Engine untuk menciptakan efek ketinggian. Hasilnya menjadi beragam. Terkadang ia mampu memberikan efek ambiens yang sesuai, tetapi beberapa kali efeknya kurang meyakinkan dibandingkan sistem dengan driver fisik khusus.
Soal konektivitas nirkabel, Sony Bravia Theatre System 6 bergantung pada bluetooth. Konektivitas fisik mengandalkan satu port HDMI eARC, sehingga untuk memanfaatkannya dengan banyak perangkat, harus terhubung dulu melalui TV. Hal ini sebenarnya masih termasuk wajar, tetapi yang menjadi agak merepotkan adalah port HDMI yang terpasang pada subwoofer. Ini membuat bentang kabel HDMI bawaan menjadi lebih pendek.

Kesimpulan
Sony Bravia Theatre System 6 adalah produk dengan tujuan yang sangat spesifik. Ini adalah sistem yang dibuat untuk para penggemar berat sinema—mereka yang memprioritaskan dampak audio, dentuman bass yang menggetarkan, dan keaslian suara surround 5.1 di atas segalanya.
Jika kita dapat menerima keterbatasan konektivitasnya, maka Bravia Theatre System 6 menawarkan nilai yang luar biasa. Ia berhasil menghadirkan pengalaman sinematik yang kuat dan imersif yang sulit ditandingi oleh para pesaingnya.
8.8
Sony Bravia Theatre System 6
Plus
- Bass super mantap
- Mode 5.1 pemasangan simpel
- Pengalaman nonton kelas atas
Minus
- Tidak ada speaker atas
- Konektivitas wireless terbatas
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id