Sebelumnya, Fujifilm mungkin lebih dikenal masyarakat luas sebagai produsen kamera berukuran besar yang kerap diidentikan dengan pengguna profesional. Seiring dengan perkembangan zaman, fotografi semakin banyak menarik perhatian generasi muda.
Namun, generasi ini umumnya memiliki mobilitas tinggi dan enggan untuk membawa serta kamera berukuran besar dalam perjalanannya. Beberapa di antaranya lebih memilih untuk menggunakan kamera smartphone.
Hal ini mendorong Fujifilm menantang kreativitasnya untuk menyasar konsumen pengguna kamera smartphone ini, dengan menghadirkan bentuk ringkas tanpa mengorbankan performa yang menjadi kebanggaan perusahaan ini.

Kreativitas Fujifilm ini diwujudkan dalam sejumlah produk, salah satunya adalah Fujifilm X-A7. Kamera berbodi ringkas ini ditujukan untuk generasi muda, terutama untuk generasi yang gemar membuat konten video berupa vlog, sebab hadir dengan layar sentuh LCD berukuran 3,5 inci yang dapat diputar 180 derajat.
Kemampuan putar layar kamera ini juga memungkinkan Anda memotret dengan sudut pandang unik. Hanya saja, selama kami mencoba kamera ini, kami membutuhkan waktu untuk terbiasa dengan aktivitas membuka, memutar, dan menutup layar, setiap kali akan menggunakan kamera ini.
Demi kemudahan, beberapa kali kami membiarkan layar LCD tidak kembali ke posisi tertutup. Namun kami menyarankan untuk hanya melakukan hal ini saat kamera tergantung di leher sehingga tidak butuh waktu lama untuk siap digunakan mengabadikan momen atau pemandangan saat Anda bertualang.

Kondisi membiarkan layar tidak kembali ke posisi tertutup tidak kami sarankan saat kamera disimpan tas, meski menggunakan kantong pelindung tambahan, guna menjaga layar agar tidak mudah tergores.
Selain itu, layar ini juga berfungsi sebagai viewfinder, sebab Fujifilm X-A7 tidak berbekal jendela intip fisik serupa kamera tradisional. Layar ini juga menjadi pusat kendali, memungkinkan Anda berinteraksi dengan sejumlah pengaturan untuk kamera ini.
Antarmuka pengguna yang disuguhkan pada layar Fujifilm X-A7 ini cukup mudah dipahami dan dinavigasikan, meski pada awalnya, Anda membutuhkan waktu pembiasaan diri. Berbekal layar sentuh, Fujifilm masih membekali tombol fisik yang dapat dimanfaatkan pengguna untuk mengakses menu pengaturan.

Fujifilm menghadirkan menu utama yang dapat diakses dengan menekan tombol fisik Menu di bagian belakang bodi kamera, bersebelahan dengan layar LCD. Di atas tombol fisik menu, terdapat tuas kecil yang dapat Anda gunakan untuk navigasi hingga mencapai menu pengaturan yang dimaksud.
Untuk memilih menu, Anda dapat menekan bagian tuas tersebut, dan menekan tombol Disp/Back yang terletak di bawah tombol fisik Menu untuk membatalkan atau kembali ke menu sebelumnya. Dan menekan tombol Menu OK untuk memilih menu yang diinginkan.
Selain itu, Fujifilm X-A7 juga berbekal dua tombol dial di sisi atas kamera, satu untuk tombol shutter, dan lainnya untuk tombol rekaman video. Pada awal menggunakan kamera ini, kami kerap tertukar antara kedua tombol ini, meski tidak butuh waktu lama untuk terbiasa.

Tombol shutter dan perekam video ini dikelilingi cincin putar, bertugas sebagai akses cepat untuk menyesuaikan kecepatan shutter dan aperture, serta eksposure. Pada pengaturan kamera Manual, cincin pada tombol shutter berfungsi untuk mengubah aperture, sedangkan cincin pada tombol rekam video untuk mengubah kecepatan shutter.
Sedangkan pada menu A untuk Aperture dan S untuk Shutter, Anda hanya perlu memutar cincin pada tombol daya untuk menyesuaikan pengaturan yang diutamakan oleh menu. Sebagai perangkat entry-level, Fujifilm tidak serta merta hanya menyuguhkan performa ala kadarnya pada kamera ini. X-A7 berbekal kemampuan autofokus yang cepat.
Fujifilm mengklaim sistem autofokus yang ditanamkannya pada kamera ini berkemampuan mendeteksi kontras dengan 117 titik yang dapat dipilih. Selain itu, kamera ini juga berbekal fitur deteksi mata dan wajah, cukup mampu menghadirkan kemudahan saat merekam atau memotret obyek bergerak.


Menyoal kualitas foto, kemampuan Fujifilm tidak perlu diragukan lagi. Kamera ini juga mendukung format RAW, mendampingi format JPEG, sehingga Anda dapat melakukan penyesuaian pada format RAW tersebut.
Bagi pengguna pemula, mungkin tidak akan banyak mengeluh soal kualitas foto atau video karena sudah cukup baik tanpa perlu melakukan pengaturan rumit. Terlebih, Fujifilm juga membekali X-A7 ini dengan sejumlah filter yang disebut sebagai Film Simulation serupa kamera profesional karyanya.



Film Simulation, termasuk Velvia, Astia, Monochrome dan Sephia ini dapat Anda gunakan saat merekam video atau memotret. Uniknya, kamera ini tidak menyediakan charger baterai khusus, dan pengguna dapat mengisi baterai melalui kabel yang tersedia di kotak kemasan.
Kabel ini dapat dipasangkan dengan kepala charger smartphone apa saja, untuk kemudian dipasangkan ke soket listrik untuk mengisi daya baterai kamera. Sebagai perangkat entry-level, Fujifilm menawarkan X-A7 dengan harga tergolong terjangkau, sebesar Rp10.999.000.
Fujifilm X-A7
Plus
- Autofokus cepat
- Antarmuka pengguna cukup mudah digunakan
- Layar LCD sentuh cukup luas
- Desain klasik
Minus
- Butuh waktu pembiasaan untuk layar putar
- Butuh waktu pembiasaan untuk antarmuka pengguna
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News