Lebih dari kosmetik, Asus ROG Delta II membawa bukti sejati dari kemampuan headset gaming wireless. Ini terlihat dari daya tahan baterai yang masif dan kemampuan multitasking audio yang jarang ditemukan di kelasnya.
Dibanderol dengan kisaran harga Rp3.500.000 di Indonesia, headset ini masuk ke dalam kategori premium upper-mid range. Mari kita bedah lebih dalam.
Secara visual, ROG Delta II tetap setia pada desain ear cup berbentuk segitiga atau "D-shaped" yang menjadi ciri khasnya. Asus mengklaim bentuk ini lebih ergonomis karena mengikuti kontur alami telinga manusia, mengurangi tekanan yang tidak perlu pada daun telinga.

Peningkatan terbesar terasa saat memegangnya. Asus berhasil memangkas bobotnya menjadi hanya 318 gram. Angka ini tergolong ringan untuk headset nirkabel dengan baterai besar. Konstruksi plastik polimer berkualitas tinggi membuatnya terasa kokoh dan tetap ringan di kepala.
Dalam paket penjualan, Asus bermurah hati menyertakan dua pasang bantalan telinga: bahan kulit protein untuk isolasi suara maksimal, dan bahan kain jaring (mesh) yang "bernapas" untuk sesi gaming maraton agar telinga tidak cepat panas.
Nilai jual utama ROG Delta II bukanlah pada desainnya, melainkan pada apa yang disebut DualFlow Audio. Fitur ini memungkinkan dua sumber audio secara simultan dari koneksi 2.4GHz (via dongle USB-C) dan Bluetooth.

Skenario penggunaannya sangat luas: bermain game kompetitif di PC atau PS5 sambil mendengarkan podcast dari HP, atau menjawab panggilan telepon tanpa perlu menghentikan permainan. Asus bahkan memberikan kontrol volume fisik yang terpisah—roda volume di ear cup kiri untuk audio game (2.4GHz) dan roda di kanan untuk audio Bluetooth. Ini adalah fitur produktivitas yang sangat brilian dan dieksekusi dengan baik.
Teknologi nirkabel ROG SpeedNova memastikan latensi pada mode 2.4GHz sangat rendah (sekitar 22ms), ideal untuk game shooter yang membutuhkan refleks cepat. Namun, perlu dicatat bahwa headset ini tidak mendukung koneksi nirkabel ke konsol Xbox; Anda harus menggunakan kabel 3.5mm untuk platform tersebut.
Ditenagai oleh driver 50mm berlapis titanium, ROG Delta II menawarkan profil suara yang sangat condong ke arah gaming. Suaranya jernih dengan separasi yang sangat baik. Dalam game seperti Valorant atau CS2, pencitraan arah langkah kaki musuh terdengar sangat akurat dan presisi.

Bass-nya hadir dengan cukup bertenaga (punchy) tanpa menenggelamkan detail suara lain. Namun, bagi para audiophile, karakter suaranya mungkin terasa agak "tipis" di frekuensi menengah (mids) dan tajam di frekuensi tinggi. Sayangnya, di titik harga ini, absennya fitur Active Noise Cancellation (ANC) menjadi kekurangan yang cukup mencolok, terutama jika sering bermain di lingkungan yang bising.
Di atas kertas, mikrofon boom 10mm Super-Wideband terdengar menjanjikan. Meskipun mampu menangkap suara dengan rentang frekuensi yang luas, banyak pengguna melaporkan masalah pada pemrosesan perangkat lunak (software processing).

Isu utama adalah noise gate bawaan yang terlalu agresif, yang terkadang memotong suara pelan atau membuat suara pengguna terdengar "robotik" dan terputus-putus. Beberapa pengguna bahkan harus menggunakan aplikasi pihak ketiga seperti Voicemeeter untuk memperbaiki kualitas tangkapan suara dan menghilangkan desis statis (white noise). Asus perlu segera merilis pembaruan firmware yang solid untuk memperbaiki konsistensi mikrofon ini.
Jika ada satu alasan mutlak untuk membeli headset ini, itu adalah baterainya. Asus mengklaim daya tahan hingga 110 jam pada mode 2.4GHz (dengan lampu RGB mati). Dalam pengujian nyata, klaim ini terbukti akurat. Kita bisa menggunakan headset ini selama berminggu-minggu tanpa perlu menyentuh kabel charger.
Menyalakan lampu warna-warni di sisi ear cup akan memangkas daya tahan baterai secara drastis menjadi hanya sekitar 24 jam. Untungnya, fitur fast charging sangat membantu: pengisian daya selama 15 menit sudah cukup untuk penggunaan selama 11 jam.
| Testbed | Medcom.id |
| Prosesor | Intel Core Ultra 9 285K AMD Ryzen 5 8600G |
| Motherboard | Asus ROG Strix Z890-F Gaming WiFi Gigabyte B650E Aorus Master |
| Cooler | Gigabyte Aorus Waterforce II 360 ICE |
| VGA | Colorful GeForce RTX 5070 Ti Battle NX 16GB |
| Monitor | ViewSonic VX2758A-2K-Pro-2 |
| RAM | Apacer Panther DDR5 RGB 32GB (2 x 16GB) |
| Storage | WD Black SN850X, Apacer AS2280Q4 |
| PSU | MSI MAG A850GL PCIE5 |
| Mouse | Logitech MX Master 4 |
| Keyboard | Logitech MX Keys |
Kesimpulan
Jika kamu adalah gamer PC atau PlayStation yang membenci kabel, sering melakukan multitasking dengan HP saat bermain, dan mengutamakan kenyamanan serta baterai di atas segalanya, ROG Delta II adalah investasi yang sangat solid. Namun, jika kamu mencari isolasi suara total atau fidelitas musik tingkat tinggi, kamu mungkin perlu melirik opsi lain.
9.5
Asus ROG Delta II
Plus
- Daya tahan baterai luar biasa
- Fitur DualFlow
- Bodi ringan
- Akurasi spasial untuk gaming kompetitif
Minus
- Tidak ada ANC
- Aplikasi Armoury Crate belum optimal
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News