Karakter The Flinstones. (DC Entertainment 2016 / based on character design by Amanda Conner)
Karakter The Flinstones. (DC Entertainment 2016 / based on character design by Amanda Conner)

DC Comics Hidupkan Lagi The Flinstones

Ellavie Ichlasa Amalia • 04 Juli 2016 12:23
medcom.id: DC Comics menghubungi Mark Russell, seorang pelawak politik AS dan memintanya untuk membuat ulang cerita The Flinstones.
 
Dengan cepat, Russell menjawab, "Saya agak benci The Flinstones."
 
Pihak DC menyebutkan, mereka suka dengan komik "Prez" yang Russell buat, karena itu, meski dia tidak suka dengan The Flinstones, DC tidak keberatan untuk bekerja sama dengannya.

"Sejak awal, saya tahu mereka ingin membuat The Flinstones yang satiris," kata Russel. Komik The Flinstones pertama dari DC ini akan diluncurkan bulan depan. Ia akan menampilkan cerita tentang "keluarga modern di Zaman Batu" ala Russell. Komik ini akan menjadi bagian dari komik reboot dari serial TV Hana-Barbera, selain Scooby-Doo dan Jonny Quest.
 
"Saya menggunakan cerita saya untuk membuat kritik terhadap seksisme," kata Russel. "Kritik terhadap nilai yang dibawa oleh cerita Flinstones original."
 
Dalam Flinstones versi pertama, Fred Flinstone mungkin akan menyebutkan bahwa tidak peduli apa yang Wilma inginkan, tapi dia tetap kepala keluarga. Dalam cerita yang dibuat oleh Russell, nilai tentang peran seseorang berdasarkan jenis kelaminnya dipertanyakan dengan lebih gamblang.
 
Russell menyebutkan, dia mendasarkan cerita Flinstones miliknya berdasarkan AS di abad 20, meski kritik yang dia buat lebih bersifat umum. Biasanya, komik buatan Russell membahas tentang bagaimana masyarakat bersikap dan berinteraksi dalam batasan norma sosial. Russell berharap, para pembaca dapat menikmati cerita Flinstones miliknya dalam konteks modern.
 
Menariknya, meski Russell tidak suka dengan Flinstones original, tapi sang artis dari komik baru ini, Steve Pugh, mengaku dia cukup menyukai film animasi Flinstones yang lama. 
 
"Saya tumbuh besar di Birmingham, di tengah Inggris, di kawasan gelap yang tertutup abu," kata Pugh, menunjukkan adanya kemiripan tempat dia tumbuh besar dengan kawasan industri dari Bedrock. Dia menonton The Flinstones di tahun 1970-an, yang dia sebuah sebagai era yang cukup kelam di Inggris. 
 
Di masa kecilnya, film yang dari Hollywood terasa seperti secercah harapan. "Film Amerika sangat ceria dan penuh warna," katanya. "Saya adalah fans dari film Hanna-Barbera -- dengan dana yang mereka miliki, saya suka dengan apa yang bisa dapat mereka capai."
 
Satu tantangan yang harus Pugh hadapi adalah bagaimana dia dapat menghargai karya original dari The Flinstones tapi tetap menampilkan ide dari Russell dengan baik.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan