Dia mengaku masih punya rasa takut terhadap misi ini, hal tersebut menyangkut proses kembalinya awak Crew Dragon ke Bumi. Kondisi tersebut bisa dipahami mengingat setiap benda yang melewati atmosfer Bumi akan mengalami momen terbakar.
"Bagian yang saya paling cemaskan adalah saat proses kembali ke Bumi (reentry), yang juga baru akan berlangsung beberapa bulan lagi," tutur Musk dalam sebuah wawancara dengan media Aviation Week, dikutip dari Business Insider.
Baca: Baju Astronaut SpaceX Buatan Desainer Kostum The Avengers
Musk mengakui bahwa modul pesawat Crew Dragon mungkin tidak sangat sempurna untuk menahan kondisi yang berlangsung saat melalui lapisan atmosfer Bumi. Namun risiko pesawat terbakar di atmosfer diklaim kemungkinannya akan sangat kecil.
Musk lebih mencemaskan desain Crew Dragon yang tidak asimetris dengan bagian bawah yang lebih lebar didesain awalnya untuk mendukung sistem pendaratan darurat saat roket gagal mencapai orbit. Dia memprediksi bahwa proses guncangan di atmosfer akan membuat sistem tidak stabil.

Dia juga masih menyimpan keraguan soal sistem parasut yang akan membantu proses Crew Dragon mendarat setelah melewati atmosfer. Dia memikirkan apakah parasut akan bekerja dengan benar dan bisa membuat Crew Dragon mendarat dengan mulus dan aman bagi awak di dalamnya.
Diketahui bahwa Crew Dragon saat kembali ke Bumi akan mulai merasakan efek gravitasi saat mendekat atmosfer. Kecepatan laju benda ini dijelaskan Musk berada dalam kecepatan hinpersonik yaitu 25 kali lebih kencang dari kecepatan suara.
Baca: Crew Dragon dari SpaceX Bermasalah
Crew Dragon yang digunakan saat ini merupakan versi kedua dari pendahulunya yang diterbangkan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional dan kembali ke Bumi tanpa awak. Crew Dragon versi pertama sudah berhasil melakukan perjalanan tersebut sebanyak 20 kali sehingga diklaim generasi terbarunya lebih sempurna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News