Ketiga negara ini adalah Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, dan Tiongkok. Keputusan untuk melakukan misi terbang ke Planet Mars di waktu yang berdekatan pada akhir bulan ini sebenarnya tidak disengaja. Alasannya terkait posisi planet di tata surya.
Dikutip dari Popular Science, dalam waktu dekat ini posisi Bumi dan Planet akan berada dalam posisi sejajar. Kondisi ini menyediakan peluang untuk perjalanan garis lurus dari Bumi menuju Planet Mars. Makanya waktu yang dipilih tiga negara sangat berdekatan.
Di tanggal 30 Juli 2020 NASA akan meluncurkan roket yang membawa robot penjelajah atau rover bernama Perseverance yang bakal mendarat di kawah bernama Jezero di Planet Mars. NASA memprediksi rover tersebut akan mendarat tanggal 18 Februari 2021.
NASA punya misi untuk meneliti kondisi di kawah tersebut yang diyakini terdapat sisa material yang bisa membuktikan bahwa Planet Mars pernah memiliki kehidupan organik dari sungai atau danau purba.
Uni Emirat Arab akan meluncurkan sebuah orbiter atau semacam satelit yang akan mengamati putaran Planet Mars selama satu kali revolusi yaitu sebanyak 687 hari. Berbeda dari Bumi yang membutuhkan waktu 365 hari untuk revolusi atau berputar mengelilingi Matahari.
Mereka memprediksi bahwa satelit bernama Hope yang berarti harapan ini akan tiba di orbit Planet Mars pada 2021. Satelit ini juga akan mempelajari kondisi atmosfir planet ini. Beralih ke Tiongkok yang kabarnya juga akan melakukan misi ke Planet Mars akhir bulan ini.
Tiongkok akan melakukan misi besar bernama Tianwen-1 yang melibatkan orbiter atau satelit, lander sekaligus rover. Perbedaannya, lander adalah pesawat yang membawa rover alias robot penjelajah. Tiongkok juga akan mencari keberadaan material yang bisa mendukung kehidupan di Planet Mars.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News