Selain itu, roket ini juga diklaim tidak memiliki masalah dengan potensi untuk memicu kesalahan pada sistem perlindungan yang akan mengaktifkan mode aman atau safe mode pada Voyager 1 tersebut.
Menurut NASA, tim Voyager tidak hanya telah menemukan permasalahan tersebut, juga telah menyelesaikannya. Penyebab tim di Bumi menerima data yang berbelit karena sistem artikulasi dan kontrol sikap (AACS) roket telah mengirimkan kembali informasi melalui komputer onboard yang telah berhenti bekerja bertahun-tahun lalu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Komputer merusak data bahkan sebelum padam, dan manajer proyek Voyager Suzanne Dodd menyebut bahwa saat timnya mencurigai bahwa hal tersebut merupakan permasalahannya, mereka mengimplementasikan perbaikan berisiko rendah.
Mereka memerintahkan AACS untuk mengirimkan kembali data melalui komputer pada roket yang masih berfungsi dengan baik. Teknisi telah memperbaiki kesalahan, namun merek belum menemukan alasan AACS mulai merutekan informasi via komputer lama.
Teknisi meyakini bahwa hal ini dipicu oleh kesalahan perintah oleh komputer di roket lainnya, yang dipicu oleh permasalahan lain dengan pesawat ruang angkasa tersebut. NASA menegaskan bahwa teknisi Voyager akan tetap mencari tahu inti dari permasalahan ini.
Namun, NASA memprediksi investigasi ini tidak akan berdampak besar pada operasional pesawat ruang angkasa tersebut. Sebagai pengingat, Voyager 1 telah beroperasi selama hampir 45 tahun dan mencapai ruang angkasa interstellar pada tahun 2012 lalu.
NASA mengharapkannya untuk terus dapat menjalankan setidaknya satu instrumen sains hingga 2025, setelah itu akan terus menjauh dari tata surya kita sampai kehilangan kontak dengan Jaringan Luar Angkasa NASA.