Karena itu, kreator Akira Toriyama membuat Dragon Ball SD, yang pada dasarnya adalah penuturan ulang cerita Dragon Ball, dan merilis Dragon Ball Super, yang merupakan cerita yang sama sekali baru.
Meskipun Toriyama pada awalnya masih menggambar komik untuk Dragon Ball, tapi dia lalu mengajak seorang artis baru, Toyotarou untuk menggambar Dragon Ball Super. CBR sempat berbincang-bincang dengan Toyotarou di New York Comic Con tentang tanggung jawabnya sebagai penggambar untuk Dragon Ball Super.
Toyotarou mengaku, pertama kali dia membaca Dragon Ball, dia masih sangat kecil sehingga dia tidak ingat kapan tepatnya dia mulai membaca seri komik legendaris tersebut. Satu hal yang pasti, dia sangat menyukainya.
"Dragon Ball adalah manga pertama yang saya baca ketika kecil. Saya kagum ada seseorang yang bisa membuat cerita seperti itu!" katanya. Toyotarou bercerita, sebenarnya, dia tidak berencana untuk menjadi seorang mangaka..
"Jika mendapatkan kesempatan, saya ingin membuat manga serial dari Dragon Ball. Tapi di Jepang, budayanya tidak seperti itu," katanya. Dia sempat berpikir bahwa tidak mungkin dia melakukan itu. Namun, kini, dia bertanggung jawab untuk menggambar Dragon Ball Super.
Dia mengaku sangat gugup karena diserahi tanggung jawab untuk mengerjakan manga yang begitu populer. Hingga kini, dia merasa tidak yakin rasa cemasnya telah menghilang sepenuhnya. Namun, kini dia berani mengatakan bahwa komik Dragon Ball sekarang adalah interpretasinya akan cerita Dragon Ball.
Toyotarou menyebutkan, dia tidak bekerja dalam studio yang sama dengan Toriyama. "Dia melihat storyboard saya lalu memberikan masukan," katanya. Meskipun kini dia bertanggung jawab atas Dragon Ball Super, Toyotarou merasa dia seharusnya tidak mencurahkan seluruh semangatnya ke dalam karyanya.
"Saya rasa, memang saya harus menjadi semirip mungkin dengan Toriyama Sensei, tapi saya bukan dia. Saya hanya akan menjadi versi lebih jelek dari apa yang bisa dia buat. Jika saya hanya menirunya, saya mungkin hanya bisa memberikan sekitar 70 persen dari apa yang dia berikan. Saya merasa, 30 persen sisanya adalah interpretasi saya sendiri," katanya.
Toyotarou berkata, dia berusaha untuk membuat komik baru dari Dragon Ball ini terasa seperti Dragon Ball buatan Toriyama. Namun, dia mengaku tetap ada perbedaan antara keduanya. Salah satunya adalah komik yang dia gambar memiliki panel lebih banyak. Selain itu, dia juga lebih sering melakukan gambar close-up.
"Juga, Toriyama-sensei memberikan screentone dengan tangan, sementara saya melakukan semuanya secara digital," ujar Toyotarou. "Saya rasa, inilah perbedaan terbesar yang ada."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News