Pada hari Sabtu lalu, di Twitter, Musk mengunggah gambar puluhan satelit yang dimasukkan ke dalam kerucut ujung dari roket Falcon 9 yang akan membawa satelit-satelit itu ke luar angkasa. Satelit tersebut adalah unit operasional pertama yang menjadi bagian dari program Starlink milik SpaceX.
Starlink adalah program untuk meluncurkan hampir 12 ribu satelit ke orbit rendah Bumi untuk memancarkan internet ke permukaan, menurut laporan The Verge. Komisi Komunikasi Federal Amerika Serikat (FCC) telah memberikan izin pada SpaceX untuk meluncurkan ribuan satelit dalam dua kelompok.
Kelompok pertama terdiri dari 4.409 satelit sementara kelompok kedua terdiri dari 7.518 satelit. Grup kedua akan ada di orbit yang sedikit lebih rendah dari yang pertama.
Bersama-sama, ribuan satelit ini akan bergerak secara seirama mengitari Bumi, memberikan akses internet ke semua kawasan di planet.
First 60 @SpaceX Starlink satellites loaded into Falcon fairing. Tight fit. pic.twitter.com/gZq8gHg9uK
— Elon Musk (@elonmusk) May 12, 2019
Sebelum ini, SpaceX baru meluncurkan dua satelit pengujian, yang disebut TinTin A dan TinTin B. Keduanya diterbangkan pada Februari 2018.
Menurut laporan Musk dan investor SpaceX, dua satelit itu memberikan performa yang baik. Karena itu, SpaceX berhasil meminta izin FCC untuk menerbangkan satelit ke orbit yang lebih rendah dari rencana semula.
Sekarang, SpaceX bersiap untuk meluncurkan satelit operasional sebagai bagian dari Starlink. Enam puluh satelit pertama ini memiliki desain yang berbeda dari satelit TinTin, menurut Musk.
Namun, president dan COO SpaceX, Gwynne Shotwell mengatakan bahwa satelit tersebut masih tidak memiliki fitur yang diperlukan untuk proyek akhir, lapor Space News.
Puluhan satelit ini memang memiliki antena untuk berkomunikasi dengan Bumi. Mereka juga dapat bergerak di luar angkasa. Namun, mereka tidak akan bisa berkomunikasi dengan satu sama lain. Pada akhirnya, Shotwell menyebut puluhan satelit ini sebagai satelit "demonstrasi".
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News