Ratusan orang keluar rumah untuk melihat fenomena alam ini. Tidak heran, gerhana bulan yang baru saja terjadi bukan gerhana bulan biasa. Fenomena yang disebut Super Blood Wolf Moon ini membuat bulan terlihat berwarna kemerahan. Bulan menjadi terlihat berwarna merah karena cahaya matahari melalui atmosfer Bumi.
"Sebagian cahaya matari terbiaskan oleh atmosfer Bumi dan mencapai Bulan," kata Walter Freeman, asisten profesor di Syracuse University di New York State, seperti yang dikutip dari BBC. "Sedikit cahaya merah menyinari Bulan, memungkinkan kita untuk melihat Bulan."

Super Bloon Wolf Moon terjadi ketika Bumi berada tepat di antara Matahari dan Bulan. Matahari berada di belakang Bumi sementara Bulan berada di bayang-bayang Bumi, seperti yang bisa Anda lihat pada gambar di atas.
Gerhana ini dimulai pada hari Senin, 21 Januari pukul 2.35 GMT atau 7.35 WIB dan berakhir pada pukul 7.49 GMT atau pada 14.49 WIB.
Gerhana Bulan ini mendapat nama "super" karena Bulan berada di titik terdekat ke Bumi. Ini membuat Bulan terlihat lebih besar dari biasanya. Jika dibandingkan dengan Bulan biasa, Super Moon terlihat 7 persen lebih besar dan 15 persen lebih terang. Sementara nama "wolf" atau serigala adalah nama untuk Bulan purnama yang terjadi pada bulan Januari.
Anda bisa melihat beberapa hasil foto dari Super Blood Wolf Moon di bawah ini.
.jpg)
Super Blood Wolf Moon di belakang Katedral Tours di Prancis. (Photo by GUILLAUME SOUVANT / AFP)

Super Blood Wolf Moon di atas Gereja St. Elizabeth di Nuremberg, Jerman. (EPA)
.jpg)
Super Blood Wolf Moon di dekat Gereja San bernardino, Italia (Photo by MARCO BERTORELLO AFP)

Fase gerhana Bulan. Foto diambil di atas Panama City. (AFP)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News