Dalam laporan survey yang dilakukan oleh SAP berjudul "The 2017 SAP Hybrids Consumer Insights Report" banyak dari toko online di negara tersebut yang justru terancam kehilangan pelanggannya.
Alasan paling utama yang dilontarkan oleh konsumen adalah apabila toko online yang menjadi langganan mereka membocorkan data pelanggan. Sekitar 79 persen konsumen mengaku tidak segan berhenti menggunakan layanan toko online tersebut.
Pelanggaran privasi data konsumen bukan tidak mungkin terjadi, SAP melihat bahwa para reatiler yang memiliki toko online ingin bisa mempelajari lebih banyak tentang pelanggan yang mereka lewat pengumpulan data.
Responden konsumen mengaku tidak masalah toko online menggunakan data personal mereka untuk pengembangan layanan, sebesar 66 persen mengakui hal itu. Namun, dengan timbal balik retailer atau toko online harus bisa menjaga ketertarikan konsumen, ada 72 persen respon yang menyatakan hal ini.
Apabila data tersebut tidak bisa mereka lindungi sehingga disalah gunakan maka konsumen akan mengambil langkah tegas. Konsumen mengakui memilih berbanja online selama ini karena 58 persen dari mereka mengaku nyaman.
Selain menjaga privasi data pelanggannya, 87 persen responden konsumen ingin retailer toko online menanggapi pertanyaan serta respons lainnya dalam kurun waktu 24 jam, sementara 20 persen lagi ingin menerima respons dalam kurun waktu 1 jam.
Konsumen juga mengharapkan pengalaman eksklusif dan personal. 61 persen responden memilih menerima kejutan keuntungan dan diskon sebagai pengalaman pribadi pilihan mereka.
53 persen dari menghargai tanggapan dari retailer yang memiliki pemahaman penuh tentang riwayat belanja mereka, 43 persen tentang rekomendasi produk yang relevan, dan 42 persen tentang nilai tambah layanan yang ditawarkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id