Kegiatan tersebut dihadiri oleh Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Banggai, Sekretaris BRIDA yang mewakili Kepala BRIDA, serta jajaran BRIDA Kabupaten Banggai, SKPD, aparat desa/kelurahan, dan perwakilan dari politeknik setempat. Sambutan pembuka disampaikan oleh Muh. Ikhsan Budiono dari BRIDA Kabupaten Banggai.
Kepala Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber (PRKAKS), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Anto Satriyo Nugroho, menyampaikan beberapa inisiatif AI yang telah dikembangkan PRKAKS, yakni aplikasi e-voting, Sistem Penyimpanan Dokumen Digital (SIMPAN), dan Sistem Manajemen Elektronik (Simral).
Anto menjelaskan, SIMPAN adalah aplikasi yang digunakan untuk basis data pengetahuan, mesin pencari, forum diskusi, service desk serta pengelolaan artikel, dan forum untuk admin dan manajer konten (manajer pengetahuan).
Sedangkan SIMRAL merupakan sistem informasi yang mengintegrasikan perencanaan program kegiatan pembangunan, penganggaran, pengelolaan keuangan, akuntansi, dan pelaporan serta informasi akuntabilitas kinerja, yang digunakan sebelum Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) ditetapkan sebagai aplikasi umum.
“E-voting telah dimanfaatkan oleh 1.000 desa di Indonesia, sementara SIMPAN telah diuji coba di 13 daerah dan dikelola oleh Pusdatin BRIN. Adapun Simeral telah digunakan lebih dari 20 pemerintah daerah untuk mengelola dokumen secara digital,” ujar Anto.
Anto menyebutkan bahwa PRKAKS memiliki tiga kelompok riset utama: Computer Vision & Image Processing, Machine Learning, dan Keamanan Siber (Cyber Security), dengan total 90 peneliti, termasuk 12 doktor dan 3 guru besar.
Sementara itu, narasumber utama Hilman Ferdinandus Pardede, menjelaskan materi berjudul Manfaat AI dalam Mendukung Akselerasi Inovasi di Daerah. Ia mengungkapkan bahwa AI mampu memahami, belajar, dan mengambil keputusan berdasarkan pola data. “Teknologi ini dapat diterapkan dalam berbagai sektor, seperti layanan publik berbasis chatbot serta pengolahan data untuk pengambilan keputusan berbasis data,’’ terang Hilman.
Namun, Hilman juga menyoroti sejumlah tantangan dalam pemanfaatan AI, di antaranya ketersediaan data, keamanan, dan privasi. Sebagai solusi, ia merekomendasikan penguatan kolaborasi antar pemerintah dan pemangku kepentingan, peningkatan kapasitas SDM dalam bidang AI dan data science, investasi dalam pembangunan data dasar, serta kebijakan AI yang berlandaskan etika.
“Dengan pemanfaatan AI yang optimal, Kabupaten Banggai diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan publik serta mendukung pertumbuhan ekonomi daerah melalui inovasi berbasis teknologi,” imbuh Hilman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News